Alfa berkacak pinggang kala melihat Adry, sahabatnya, masih tidur dengan damai di bawah selimut yang menutupi lehernya.
"Riri!" Panggil Alfa.
"Udah jam berapa, bangun! Lo mau sekolah apa gak sih. Woi!" Teriaknya sambil mengguncang tubuh Adry.
Adry menggeliat, membuka matanya sedikit, lalu tidur lagi.
"Astagfirulullah!" Ucap Alfa, lalu ia mengambil jam hp Adry dan menghidupkannya, "liat udah mau jam 7 kurang 10 menit."
Kala mendengar itu, Adry membuka matanya lebar-lebar lalu berteriak dan beranjak dari tempat tidur
"Gila lo, kenapa baru bangunin gue!" Dumel Adry.
"Makanya, tidur jangan malem-malem bego."
Adry keluar dari kamar mandi dan melihat ke arah jam dinding menunjukkan jarum pendek di angka 6 dan jarum panjang di angka 12.
Lantas, ia melihat cengiran Alfa yang terpampang. "Alfaaaaaaa!!!!" Teriak Adry kesal.
Alfa berlari keluar kamar Adry, "cepatan ya pake bajunya! Kalau gak, ntar gue aja pakeinnya. Hahaha" teriak Alfa dari arah sana.
Adry mendengus, mengambil pakaian sekolahnya lalu mengenakannya. Setelah itu, ia beralih ke meja riasnya. Mengambil suncarenya dan mengoleskan lipgloss di bibirnya yang sebenarnya sudah pink. Menyisir sebentar rambutnya dan terakhir, menyemprotkan parfume miliknya.
Adry turun dari kamarnya, dan mendapati Alfa sedang duduk manis di meja makan.
"Alfa, ayo berangkat." Ujar Adry.
"Ri, Alfa kan belum makan. Kamu ini, biarin dia makan dulu, kenapa sih." Sela Alika, mamanya Adry, sambil mengoleskan selai coklat di roti.
Adry mendengus, "udah lah, Ma. Masih bisa makan di sekolah juga." Ujar Adry.
"Ri, gue kan belom makan." Kata Alfa sambil mencibirkan mulutnya.
Adry mencium punggung tangan Bryan, papanya, dan Alika. Lalu mengambil roti yang di oles oleh Alika selai itu diberikannya kepada Alfa.
"Udah, makan di mobil aja," lalu Adry mendekatkan bibirnya pada daun telinga milik Alfa, "gue belum nyalin fisika, bego." Bisiknya.
"Lo belum nyalin fis-" ucapannya terpotong karna Adry menginjak kakinya.
"Dah ma, pa! Assalamu'alaikum!" Pamitnya sambil menarik tangan Alfa keluar.
Sampainya di luar, Adry menonjok lengan Alfa, "gila lo! Kalau lo keceplosan tadi, bisa di omel gue ama nyokap." Ucap Adry sambil mendumal.
Alfa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya maaf."
Adry hanya memutar bolanya malas, dan menjinjing sepatunya ke dalam mobil. Lalu setelah itu, Alfa melesatkan mobilnya membelah kota Jakarta.
***
Sesampainya di sekolah, Alfa dan Adry selalu menjadi pusat perhatian. Tidak heran lagi, semuanya mengenal mereka, termasuk Alfa, si kapten basket yang masuk dalam jajaran The Most Wanted guy in school yang memiliki daya tarik yang sangat fenomenal. Seantoro sekolah juga tahu, bahwa, mereka adalah Friendship Goals in GS, Galaxy School.
Semuanya suka sama Alfa dan Adry. Bagaimana tidak? Adry adalah sosok yang ramah, tidak pelit dengan senyuman, tidak sombong, dan selalu rendah hati. Begitu banyak yang menginginkan di posisi Adry mengingat Adry sangat dekat dengan Alfa.
"Hai,"
"Pagi Adry."
"Semangat harinya ya, Adry."
KAMU SEDANG MEMBACA
Disire of Adry
Teen FictionJika ada tempat, dimana memiliki raga tapi tidak dengan hati, dimana perasaan yang seharusnya di ungkap tapi malah sebaliknya. Cukup menyimpannya dalam hati, merasakannya sendiri, dan menikmatinya juga sendiri, Disitulah Adry berada. Bagi Adry, ini...