4

806 92 14
                                    


"baiklah bisakah salah satu dari kalian menjelaskan apa yang terjadi disini" ucap shikaku dengan tegas.

Sedangkan yang ditanyai hanya diam membisu. Pasalnya saat tadi memasuki ruang keluarga terdapat kejadian yang sangat memalukan.

Dimana hiashi dan fukagu terlibat aksi kekerasan yang disaksikan delapan pasang mata balita polos. Tentu saja hal itu menyulut emosi hyuga hikari yang biasanya lemah lembut menjadi sangat mengerikan.

Dan dengan emosi yang sudah ditahannya sejak tadi hikari yang jengkel langsung memberikan hadiah istimewa kepada suami dan teman suaminya dengan geplakan teflon yang di bagian belakangnya masih menyisakan noda hitam pekat.

Dengan menahan sakit, malu dan perih akibat pukulan maut isterinya. Hiashi berniat membuka mulutnya sebelum suara tawa menghentikan suaranya.

"hahhaa, tou-chan wajah paman hiachi da fugaku lucu" ucap seorang gadis cilik dengan surai emas berantakan

"naru, hentikan tidak baik bersikap seperti itu" ucap sang ayah. Meski dia sendiri berusaha menahan tawa melihat kedua sahabatnya yang memiliki wajah datar menderita hanya karna satu pukulan teflon.
"untunglah tadi aku sempat menfotonya, hahhha."batinnya senang.

Tawa dari bocah cilik bernama namikaze naruto, sedang menertawakan dua orang paruh baya. Yang penampilannya sungguh dari kata baik.
Baju yang tadinya rapih mencuat keluar, beberapa bagian terdapat robekan sangking kuatnya mereka menarik. Rambut yang tadinya rapih kusut tak berbentuk.

Sambil berdehem beberapa kali untuk menetralkan suaranya. Fugaku mencoba menjelaskan.
"Ini bukan salahku, hiashi yang mulai. Dia mencoba membunuhku" ucap fugaku.

"Kau bilang ini bukan salahmu, lalu salah siapa, ha?!. Pria tua sepertimu mencoba mengambil kesempatan pada putriku." bentak hiashi pada fugaku.

"Dengar ini salah paham hiashi, aku tadi hanya menenangkan hinata." ucap fukagu menyakinkan hiashi yang masih melotot padanya.

"Salah paham kau bilang, apanya yang salah paham!, jika dengan kedua mataku sendiri aku melihat kau menodai putriku. Kau bahkan mencium putriku." jerit hiashi tak terima karena putrinya dilecehkan. " cih, ayah dan anak sama saja. Ingin mengambil hinata-chan ku." batinnya.

"Aku kan tidak sengaja, lagi pula siapa yang tahan melihat pipi merah bulat milik hinata-chan."Kata fugaku.

"Khe, tentu saja aku sendiri bahkan tak kuat menahan diri untuk menciumi pipi bulatnya. Baiklah kali ini aku akan mema'afkanya." batinnya bangga.

"Baiklah aku akan mema' . ." ucapannya terpotong kala telinganya mendengar bisik-bisik yang terlalu keras.

"Hina-chan, bukankah tadi tou-chan cacu, juga cium pipi hina-chan?." bisik sasuke yang kelewat keras.

"Um, iya paman fugaku cium pipi hina, banyak cekali campai pipi hana melah-melah" jawab hinata yang masih berupa bisikan tapi, masih mampu didengar dengan baik oleh orang dewasa diruangan itu.

Fugaku menegang karena mendengar bisikan itu sambil melirik hiashi disampingnya yang belum bereaksi. Terima kasih untukmu putraku sasuke hari ini tou-chan mu akan mati "Sebaiknya aku lari saja."

Mikoto dan hikari bergegas mengamankan anak-anak begitu juga kushina dan yoshino. Karena alarm tanda bahaya berbunyi nyaring di masing-masing tubuh mereka.
Sedangkan para lelaki mengatasi masalah yang akan segera terjadi.

Saat eksekusi belum selesai bencana sudah terjadi.
Fukagu yang berniat kabur terlambat menyelamatkan diri dari bencana tersebut.

Dengan senyum yang manis namun mematikan." fugaku, apa benar apa yang di ucapkan sasuke, tadi?!."

Dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. Apalagi cengkraman di tanga kirinya semakin kuat membutnya tak yakin akan selamat. "Te. .tentu saja itu tidak benar hiashi."

"Tou-chan, cacu tidak bohong. Itachi juga liat tou-chan cium hinata-chan." jerit itachi saat menyadari tou-channya berbohong. Astaga nak, kau akan membuat tou-chan mu mati. Terima kasih pada mikoto karena mengajarkan kejujuran pada anak-anaknya.

Mendengar hal tersebut membuat senyum hiashi semakin melebar. Bukan senyum yang menenangkan hati, tapi jenis senyum yang membuat sesorang merinding ketakutan.

" fugaku. .MATI SAJA KAU." teriak hiashi sambil melempar fugaku keluar rumah. Tak puas sampai disitu hiashi yang masih diliputi amarah yang meldak bergegas menghampiri fugaku. Yang terjatuh di dalam kolam tak jauh dari tempat kejadian. Tapi langkahnya  langsung di hentikan oleh shukaku dan minato agar tidak terjadi pertumpahan darah untuk kedua kalinya.

Sementara itu fugaku yang tidak bisa berenang hanya pasrah akan nasibnya.




Bagaimana nasib fugaku di tangan hiashi.

Lalu

Bagaimana kelanjutan kasus itachi uchiha.

Simak kelanjutannya di episode berikutnya.
🍡🍡🍡

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Itahina ChibiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang