Prolog

2.5K 53 4
                                    

Aku membuka mataku dengan perlahan, kulirik jam beker disebelah, waktu menunjukan pukul 10 pagi.

"Oh shit!!!" Aku mengumpat

Aku bergegas menuju kamar mandi, tidak sampai lima menit aku sudah keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian.

"Kesiangan" satu kata yang membuatku bergegas, padahal pagi ini ada kelas yang tidak bisa kutinggal begitu saja.

Setelah memakai pakaian aku mengambil tasku dan bergegas menuruni tangga.

"Rioo sarapan dulu" teriak mama dari meja makan.

"Rio telat ma, Rio pergi dulu" belum sempat mama berteriak kembali kini anaknya itu sudah pergi.

Rio memakai sepatu berwarna hitamnya itu dan memakai helmnya tanpa memanaskan motornya ia langsung menancapkan gasnya ke kampus.

Yang ia takutkan bukannya takut ketinggalan mata kuliahnya namun yang ia takutkan adalah ancaman dari dosen bernama pak Irwan , ia sudah diperingati dan ini untuk terahkir kalinya. Ia ditegur pak Irwan karena Rio sering tidur di jam mata kuliah pak Irwan, sebenarnya bukan di jam mata pelajaran pak Irwan melainkan hampir di semua jam mata kuliahnya.

Rio sudah satu tahun menjadi mahasiswa di kampus Widya, mungkin ia ingin menjadi mahasiswa abadi jika seperti ini terus.

Menyandang sebagai status mahasiswa abadi ditambah lagi status jomblo akutnya.

Bukannya ia tidak tertarik pada cewek melainkan ia belum menemukan yang special baginya.

Tiba tiba motornya berhenti, Rio segera menepikan motornya itu.

"Shit!!" Ia mengumpat untuk kedua kalinya.

Motornya mogok karena ia tidak memanaskan motornya terlebih dahulu.

Rio meninggalkan motornya dan masuk kedalam alfama*t, kebetulan ia mogok didepan minimarket.

Rio menuju kulkas yang berisi minuman dingin, ia membayar minuman itu kekasir.

Saat ini yang ia lakukan adalah duduk didepan minimarket itu dan meminum minuman itu.

"Woy lu ngapain disini" pertanyaan itu membuyarkan lamunan Rio, ternyata Wira dan Arya mereka adalah teman sekelas Rio.

"Lo gak liat gue lagi frustasi, motor gue mogok padahal gue ada kelas pagi ini" ucap Rio.

Kini Arya duduk disamping Rio sementara Wira masuk kedalam mini market itu.

"Emangnya pagi ini kelas siapa?" Tanya Arya dengan santai.

"Lo gak inget ? Apa bego?" Tanya Rio menatap Arya.

Arya dengan polos menggelengkan kepalanya.

"Pagi ini ada jam mata kuliah bapak lo!!" Ucap Rio.

"Bapak gue?, bapak gue kan pengusaha sejak kapan bapak gue jadi dosen" pikir Arya.

Ingin rasanya Rio memukuli Arya, jika bukan teman sekelasnya mungkin saat ini Arya akan babak belur dihajarnya.

Wira keluar membawa minuman dingin, ia membuka minuman itu lalu ingin meminumnya.

"Pagi ini jam mata kuliah pak Irwan lo gak inget apa?" Tanya Rio berdecak frustasi.

Wira menyemburkan minuman yang baru saja ia minum.

"Pak Irwan?" Tanya Wira memastikan telinganya tidak salah.

"Iya" Rio mengangguk.

"Kenapa lo gak bilang dari tadi?, ayo buruan ke kampus" ajak Wira.

Mereka pun bergegas menuju kampus sementara motor milik Rio, Rio tinggalkan di parkiran minimarket itu.

Sesampainya mereka dikampus, mereka bergegas menuju ke kelas mereka.

Mereka masuk kekelas dengan perasaan was was, Arya, Wira, dan Rio tersenyum pada pak Irwan yang sedang melototi 3 orang yang baru saja masuk kedalam kelasnya.

Mereka lalu duduk di kursi mereka dan siap siap mendengarkan penjelasan dari pak irwan.

Namun belum sampai 5 menit mereka duduk, pak Irwan mengemas buku bukunya.

"Ok sampai disini pembelajaran dari saya, Assalamualaikum wr wb" ucap pak Irwan sambil berjalan meninggalkan kelas.

Mahasiswa lainnya juga mengemasi barangnya dan keluar dari ruangan sementara Arya, Rio dan Wira masih duduk di tempat mereka.

"Kalian kemana aja?" Tanya Lian.

"Gue mati boleh gak?" Tanya Wira berdecak frustasi.

"Gak boleh, sebelum lo semua pada selesain skripsi kalian!!, minggu depan udah sidang terahkir mengenai skripsi" ucap Lian pada 3 sahabatnya itu.

"Kayak nya kita bertiga bakalan jadi mahasiswa abadi deh" ucap Arya.

"Udah udah, kita pergi makan aja " ucap Wira .

"Iya kita kekantin aja, perut gue dan laper nih" ucap Rio, ya ia memang tidak sempat sarapan.

#####

Next part»»»
Pandangan pertama

The Last PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang