The Reality (re-publish)

362 35 7
                                    

Author : Minsoo Kim
Pairing : Kookmin
Rate : 15+
Length of words : 1.2k+ words
Genre : Angst, Romance, Drama, Fluff

Kind of story : One-Shot

Background song : StarBoy - The Weeknd

Disclaimer. I do not own either of these cast, theyre belong to their own families, god and girlfriend (if theres any). The storyline and ideas came purely from my mind and brain.

Warning! Typo dimana-mana.

.

"Minnie-ah, kau harus segera pergi dari sini." Aku mengerjap, menatap ibuku dalam diam dengan sirat kebingungan yang terpancar dari mataku yang tak berhenti menatapnya bergerak.

Mataku mengikuti pergerakannya yang tak berhenti melangkah dengan kepanikan menyertainya. "Hyun, cepat bawa dia pergi dari sini." Seorang berusia lebih tua dariku meraih tangan mungilku yang mengikutinya dalam diam, untuk kesekian kalinya, aku menyernyit tak mengerti.

Tak kulepas pandanganku pada figur Ibuku yang menatapku nanar dari kejauhan, kuterka terdapat tetesan air mata yang mengalir keluar kelopak matanya, disertai dengan sesenggukan tak terhentikan.

Semua terjadi begitu cepat.

Ledakan itu.

Percikan kilat, api yang mengobar memenuhi penglihatanku yang membuatku berhenti melangkah dengan gumaman terujar dari mulut kecilku, 'Ibu.,' Aku memanggilnya yang tak mungkin membalas sapaanku.

..

"Argh." Kurasakan pening pada kepalaku, kuangkat dengan paksa untuk bangun meski pandanganku kabur.

Kuremas kepalaku pelan dan menggeleng secara perlahan, mencoba untuk menghilangkan pusing yang kurasakan saat bangun.

Aku memerhatikan bagaimana seorang pria paruh baya berdiri dengan jarak yang tak begitu jauh, membungkukan badannya dan berucap, "Selamat pagi, Tuan."

Menghela napas berat, aku mencoba untuk membangunkan tubuhku dan berjalan menuju kamar mandi untuk berbenah.

Kulangkahkan kakiku keluar setelah kuselesai membersihkan diri dan melihat serangkaian makanan tersaji di meja samping tempat tidurku.

Kuhela napas sekali lagi dan menggapai gelas berisikan susu vanilla di dalamnya. Kuminum dalam sekali tegak dan segera menaruhnya kembali selesainya.

Mataku menatap malas pada setangkup roti yang tersaji di atas nampan. Kutinggalkan sarapan berjenis makanan tersebut dan berlalu untuk bergegas pergi keluar.

"Hyung, aku berangkat ke kampus dulu." Teriakku tak mendapati keberadaan kepercayaan Ibuku di ruang tengah, sedang ia pasti berada di ruang kerjanya, entah sedang apa.

.
.

Melangkah ringan aku menyusuri lorong sepi tak banyak mahasiswa berkeliaran di sekitar sini. Bersiul aku menyerukan lagu kesukaanku, dengan tangan yang kuletakkan dalam kantung celanaku.

"Shit." Umpatku saat merasakan kontak fisik antara tubuh bagian bawahku dengan lantai yang dingin terasa. Ingin aku berkicau di hadapan seorang yang membuatku terjatuh.

Namun, mulutku serasa tersumpal saat melihat seseorang di hadapanku kini. Dia.., wajahnya tak asing. Namun, siapa? Aku bertanya dalam hati.

Untuk kesekian kali aku menghela napas, pasrah, kubersihkan debu yang-mungkin saja-menempel di bagian celana belakangku. Aku melihatnya pergi menjauh, mendecak kesal karena umpatan hanya mampu kusimpan tuk diriku sendiri tanpa tersalurkan pada orang lain.

"Jim.., kau baik saja?" Seseorang bertanya padaku dengan nada khawatir. Dia.., Taehyung. Sahabat yang diam-diam ada kurasakan hati padanya.

Aku menghela napas kembali, dengan senyum seadanya aku membalas, "Aku tak apa,"

One Life, One StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang