Truth is Hurting

210 34 0
                                    

Author : Minsoo Kim
Pairing : Kookmin
Rate : 15+
Length of words : 1.1k+ words
Genre : Angst, Romance, Drama, Fluff

Kind of story : One-Shot

Background song : Armada - Asal Kau Bahagia

Disclaimer. I do not own either of these cast, theyre belong to their own families, god and girlfriend (if theres any). The storyline and ideas came purely from my mind and brain.

Warning! Typo dimana-mana.

.

Pernah aku bertanya, Apakah kau masih mencintaiku?

Dan kau menjawabnya dengan singkat bahwa, 'Ya, aku masih mencintaimu.'

Hingga saat kutanyakan kembali, Apakah hanya ada aku di hatimu?

Kau diam seribu bahasa,

Sesungguhnya apa yang kau inginkan?

Haruskah kuakhiri semua kebohongan ini?

Kumohon jawab aku.

.

Jimin memicingkan mata, menemukan suatu objek yang menyita perhatiannya saat ia tengah berjalan mengunjungi rumah orang tuanya. Dengan perlahan, ia berjalan mendekati sosok manusia yang begitu dikenalinya.

Napasnya tercekat begitu saja tatkala ia menyadari siapa sosok yang tengah bersenda gurau dengan sosok wanita di sampingnya, berparaskan sangat cantik juga manis yang sanggup membuat siapapun tertarik padanya.

Jimin menghentikan langkahnya untuk mundur dan menjauh dari tempat dimana sang kekasihnya bercengkrama dengan wanita lainnya.

Kekasih, Ya, sosok tersebut adalah kekasihnya. Jungkook namanya. Sosok idola, idaman para wanita dengan wajah yang begitu mempesona dengan talenta menakjubkan, memiliki sifat posesif apabila menyangkut dengan sesuatu yang dimilikinya, termasuk dirinya. Pernah Jimin meminta izin untuk bertemu dengan seorang teman dekatnya, namun permohonan tersebut disanggahnya cepat dan berakhir dengan Jimin yang menuruti kemauannya guna menghindari pertikaian di antara keduanya karena sejujurnya Jimin tidak ingin melihat emosi Jungkook yang meluap, karena demi dewi fortuna Jungkook yang berkobar dengan amarah sungguh menyeramkan.

Namun dibalik sifatnya yang bisa dinilai buruk itu, kehangatan hati juga kelembutan turut menyertai kehadirannya saat mereka tengah berdua, saling berbagi tawa serta kebahagiaan satu sama lain, momen-momen yang sangat diharapkan untuk terus terjadi di tengah hubungan romansa mereka.

Hingga kini Jimin harus menyadari perubahan sikap juga sifat Jungkook yang tak lagi seperti dulu saat mereka berhubungan selama 3 tahun silam, torehan luka serta sesak yang dirasakannya saat memergoki bahwa kekasihnya mendua meski dirinya pun tak dapat memastikan hubungan kekasihnya dengan pihak ketiga yang hadir di tengah hubungan keduanya kini.

Hatinya menjerit saat ia harus berulang kali mendapati Jungkook tersenyum manis kepada orang lain, bukan dirinya seorang.

Hingga ia bertanya pada dirinya sendiri, masih adakah harapan untuk melanjutkan?

.
.

"Aku pulang." Biasanya Jimin akan bangun dari tempat tidurnya, untuk sekedar menanggapi seruan kekasihnya yang baru saja kembali, memeluk sosok tersebut dan merasakan kehangatan yang menjalar pada tubuhnya saat kedua badan itu saling merengkuh. Namun, kini urung ia lakukan kala diingatnya kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Jim." Tak ada niatan untuk dirinya barang untuk menoleh saat namanya dipanggil secara lembut oleh seseorang yang diyakini adalah kekasihnya. Yha, siapa lagi memangnya?

One Life, One StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang