Author : Minsoo Kim
Pairing : Vmin
Rate : 15+
Length of words : 1.4k+ words
Genre : Angst, Romance, Drama, FluffKind of story : One-Shot
Background song : Hoobastank - The reason
Disclaimer. I do not own either of these cast, theyre belong to their own families, god and girlfriend (if theres any). The storyline and ideas came purely from my mind and brain.
Warning! Typo dimana-mana.
.
.And the reason is you..,
It was all because of you.
.
Tatapannya nanar menatap sosok pemuda yang tengah berjalan dengan sigap, sedang dirinya berjalan terseok mengikuti langkah besarnya meniti jalanan berkeramik putih-hitam yang ditapakinya dengan perlahan. Entah mengapa, tak urung dapat dialihkan perhatiannya dari punggung kecil nan mungil yang tepat berada di depannya.
Dalam hati, ia berbisik, ketidakbiasaan juga tidak wajarnya tingkah laku pemuda di depannya membuatnya menyernyit bingung. Sikap serta perilaku yang bukanlah dirinya pada umumnya membuat ia bertanya dalam hati, 'Apa yang sebenarnya terjadi?'
Seketika lamunannya terbuyar seiring dengan didengarnya seruan keras memanggil namanya yang terjebak dalam lamunan dan imajinasinya sendiri. Ia menyahut untuk meredakan emosi yang terpancar dari aura mematikan sosok yang dikasihinya, dahulu. "Aku datang."
Lelah untuk dirinya mengikuti sang pujaan, ia menelungkupkan wajahnya ke sela penyilangan tangan yang dilakukannya di atas meja. Sedang ia berusaha untuk tenggelam dalam mimpi karena kantuk tak tertahan dirasakannya, seseorang menepuk bahunya keras.
Ingin ia berteriak bahkan apabila mampu untuk mengutuk siapapun yang menggangu kenyamanannya dalam beristirahat, pergerakannya terhenti saat melihat sosok yang tengah memandangnya tajam.
Cengir khas ditunjukannya kepada sosok tersebut, mengharapkan pengampunan didapatkannya serta-merta, yang sayangnya hanya bisa diinginkan tanpa terwujud dengan pasti, gelegar suara berkoar menyambut frekuensi pendengarannya, "Keluar kau, Kim Taehyung."
Dan ia hanya mampu meminta maaf sekilas dan berjalan keluar dengan langkah yang tertatih dikarenakan betapa kakunya kaki ia saat melangkah.
Bagaimanapun juga ia merupakan manusia yang mudah merasakan jenuh hingga kini kakinya dibawa untuk melangkah jauh, menjauhi lingkungan dalam sekolah dan menuju pekarangan yang terletak di belakang gedung.
Dahinya menyernyit saat mendapati seseorang sedang duduk membelakanginya dalam diam, tungkainya ia bawa untuk mendekati orang itu dan ditepuknya pelan bahu sang pelaku. Baru ingin ia bertanya, sosok tersebut menoleh dan menatapnya dengan tatapan tersendu yang pernah dilihatnya seumur hidup.
"Kau mengapa?" Tanyanya memastikan keadaan sosok perempuan di depannya kini.
Perempuan itu menyeka air mata sesaat setelah ia berucap dengan nada penuh keibaan serta kelembutan. "Appa menjodohkan aku tanpa persetujuanku, dan Oppa menghindar dariku karenanya." Sesenggukan, ia meneruskan kalimatnya, "Ia mengakhiri hubungan kami."
Entah dapat keberanian darimana, tangannya terulur untuk menyentuh pundak sempit perempuan itu untuk menenangkannya. "Kau pasti akan mendapatkan yang terbaik, tunggu sajalah."
"Aku akan selalu berada di sini untukmu." Lanjutnya tanpa berpikir atas potensi apa yang akan terjadi jika perkataannya didengar orang lain.
.
Terlambat, ucapannya sudah didengar oleh sosok yang sangat dipuja serta dikasihinya segenap jiwa. Sosok tersebut memandang dari kejauhan dengan tatapan sayu yang terpancar dari mata indahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Life, One Story
Fiksi PenggemarJust a simple story about Kookmin also Vmin, divided into many chapters.