Prolog

671 61 11
                                    

Semua pandangan tertuju kepada salah seorang siswa yang tengah berjalan menuju papan mading. Bukan hanya karena wajahnya, tetapi juga karna jabatan yang ia dapat.

Bisik-bisikkan mulai terdengar, entah itu pujian atau kekaguman para siswi yang melihatnya.

Siswa itu adalah Esa Pramudha, Ketua OSIS terpopuler di sekolah ini. Sebelum menjadi ketos, Esa memang sudah terkenal sebagai kapten basket karna bakatnya di bidang olahraga tersebut.

Juga terkenal sebagai siswa teladan di mata guru-guru SMA Jayakarsa.

"Bro," Panggil Panji. Teman Esa yang juga pengurus Osis.

Esa menoleh kebelakang sekilas,"Apaan?"

Lalu melanjutkan aktivitasnya menempel kertas pengumuman.

"Lu di suruh ke kantor sama Bu Lita," Ujar Panji.

"Iya gua tau," Jawab Esa dengan santai nya.

"Kalo gitu lu masih ngapain disini? buruan dong sa. Tinggal beberapa hari lagi MOS dan kita.."

"Gua tau Ji," Potong Esa.

"Gua tau apa yang harus gua kerjain," Tambahnya seraya menggebrak papan mading sampai semua orang menatap kearah mereka berdua.

Sebenarnya bukan menggebrak, ia hanya menekan lem agar lebih rekat.

Ditambah Esa juga tidak suka ada seseorang yang mengkritik kerja nya, ia sudah cukup disiplin.

Setelah selesai dengan urusan nya ia langsung melongos pergi tanpa sepatah kata pun.

"Kayaknya tu bocah harus gua cariin cewe. Lama ngejomblo jadi gitu sikapnya," Panji menggeleng-gelengkan kepala.

Tidak ada yang tau jika tugas yang Esa lakukan sebagai Ketua OSIS akan mempertemukan nya dengan seseorang.

Seseorang yang telah disiapkan untuknya.

***

Hari itu pun tiba…

"Pak..pak..pak," Seorang cewe berambut kepang berlari mencegah Satpam sekolah agar tidak menutup gerbang nya namun tidak berhasil.

Jadilah ia terkunci di luar.

"Pak," Rengek cewe itu.

"Belom jadi murid disini aja udah terlambat," Omel Pak satpam. Cewe itu hanya bisa memanyunkan bibirnya.

"Ada apa ini? kamu kenapa terlambat? siapa nama kamu?" Cewe itu hanya mampu gelapan karna Kakak kelas ini menyerangnya dengan banyak pertanyaan.

"Yuki. Nama saya Yuki Kato,"

Sejenak suasana hening, sampai akhirnya Kakak kelas itu menyuruh Pak satpam untuk membuka gerbangnya.

Lalu dengan cueknya ia pergi begitu saja. Tapi tak apalah, Yuki menganggap Kakak itu sebagai malaikat berwajah jutek yang sudah menolong nya.

Next Or No?

Ketua OSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang