Keesokan harinya Rafael langsung menemui Erikur, seorang elf tua yang memiliki badan kurus dan berambut putih lurus sepanjang bahu dan janggut seperti kambing yang merupakan seorang kepala desa Solania, dirumahnya untuk menceritakan kejadian yang menimpanya semalam.
"Astaga apakah semua ini benar?" Erikur terkejut ketika membaca surat yang diberikan oleh Rafael.
"Apakah anda mengetahui sesuatu?" tanya Rafael yang terkejut melihat ekspresi ketakutan dari wajah Erikur.
"Kau harus cepat memberikan surat ini kepada baginda raja Alfshein Protege Rafael" Ucap Erikur sambil kembali menggulung gulungan yang ia baca.
"Apa? Kenapa harus aku? Aku terlalu sibuk mengurus pekerjaanku dan tidak mempunyai waktu untuk mengantarkan sebuah surat cinta dari penjaga yang tewas diruang tamuku" Oceh Rafael.
"Kalau menurutmu jadi pesuruh orang-orang dan menganggap hal tersebut adalah sebuah pekerjaan yang layak aku akan menyuruh orang lain" jawab Erikur sambil mengalihkan pandangannya dan mulai merapikan rak gulungannya.
"Baiklah kalau gitu aku akan pergi kembali dengan rutinitasku" Rafael berdiri dari kursi dan akan segera meninggalkan Erikur.
"Kurasa kalau tidak salah raja selalu memberikan upah yang lumayan bagi orang yang mau mengantarkan benda penting seperti ini" gumam Erikur.
"Kudengar ada yang baru saja kehilangan rumah" ucap halus Erikur sambil tersenyum meledek.
Rafael pun menghentikan langkahnya dan mengerutkan dahinya, "Bukannya tadi kau sedang panik, tapi kenapa kau bisa setenang itu mengatakan hal itu".
Rafael kembali duduk kembali ke sebuah kursi yang tidak jauh dari rak gulungan Erikur.
"Tertarik?" Ucap Erikur sambil menunjukkan senyum lebarnya kepada Rafael.
"Tapi sebelum itu bisa kah kau menceritakan apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Rafael.
"Oke, tapi kurasa ini memakan waktu cukup lama untuk waktu hidupku yang sebentar ini" ucap Erikur sambil menghela nafas.
"Bukan kah elf bisa hidup sampai 300 tahun" balas Rafael dengan nada suara yang sedikit kesal.
"Kau pikir aku baru hidup kemaren!" ucap Erika sambil mencari sebuah gulungan di rak gulungan.
Tak lama, Erikur menarik sebuah gulungan yang cukup besar dari rak. Gulungan tersebut terlihat cukup lusuh karena usia nya yang lama. Erikur membuka tali yang mengikat gulungan tersebut, lalu Erikur dengan menggunakan lengan kanan nya langsung menyapu semua benda yang berada di meja kayu yang berukuran cukup kecil di samping nya, dan mulai mengampar gulungan tersebut di atas meja kayu. Rafael yang terkejut pun sontak langsung berdiri.
"Apa yang kau lakuan orangtua sialan!" bentak Rafael kepada Erikur.
Kemudian Erikur langsung menatap Rafael dengan wajah yang sangat serius sambil mengerutkan kedua alisnya dan menatap tajam ke arah Rafael selama beberapa saat.
"Apakah kau tau apa ini?" ucap Erikur dengan nada suara yang seketika berubah menjadi lebih pelan dan sedikit bergetar, seakan-akan ia takut dengan isi gulungan tersebut.
Rafael terdiam sejenak, tetapi mulai memahami bahwa gulungan tersebut merupakan hal yang serius, kemudian ia mulai menganalisa gulungan tersebut.
"Aku tidak mengerti dengan tulisan itu, tapi itu terlihat seperti sebuah pesan, apakah itu surat cinta?" ucap Rafael dengan nada suara yang santai.
"Ini adalah Bahasa kuno. Aku tidak terlalu mengerti arti tulisan ini apa, tapi leluhurku menyimpan gulungan dari masa lalu, dan keturunannya menyimpan gulungan ini dari waktu ke waktu" jawab Erikur sambil menarik kursi kayu yang berada di dekatnya dan duduk di atas kursi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tales Of Kharas'al: The Six Knight
FantezieRafael, Sylfia, dan Fitz dipilih untuk menjadi ksatria suci untuk melindungi Kharas'al dari kehancuran seperti yang sudah diramalkan oleh penyihir agung. Namun untuk bisa menyelamatkan Kharas'al kekuatan mereka bertiga tidak lah cukup. Mereka pun di...