"Terasa Asing" (Part 1)🌈🍃

7K 156 12
                                    

- - -Pagi sendu menyapa diriku yg masih dalam balutan selimut tebal ku, hujan lebat seakan akan melarang ku untuk menyapa hari ini. Ku paksakan tubuh ku untuk bangun dan siap untuk menyapa pengalaman apa yang akan diberikan Tuhan hari ini..

Kubuka jendela kecil ku, kulihat hujan telah membasahi sepatu sekolah ku, aku langsung berlari keluar dan mengambil sepatu hitamku
"ya Tuhan kenapa aku bisa lupa menaruh sepatu ku di rak semalam.. Tuh kan basah, gimana caranya coba aku pergi ke sekolah hari ini.."

Kuambil sepotong kain kecil yang ditaruh ibu di dekat dapur lalu ku lap sepatu hitam kesayangan ku ini.. "hmmm setidaknya tidak begitu basah kayak tadi"

Namun tiba-tiba....

"Bruk!!!! "..... " alyn... Alynaa !!"
Aku langsung berlari ke kamar ayahku dengan wajah yg bergetar ketakutan, tak kusangka ayah jatuh sambil memegang dada kiri nya dan handphone yang sudah berpecah berai, pikiran ku berkecamuk, air mataku jatuh dengan deras
"ayaaaah !!"
"Mas !!, Ya Tuhan!! "ibu datang dengan jarinya berdarah yang sepertinya ibu sedang memotong makanan.

" ayaaaah ayok tegak ayah" tangis ku deras sambil mengangkat tangan ayah ke pundakku agar ku baringkan di atas kasurnya

Lalu ibu datang membawa segelas air putih hangat dengan tangannya yg bergetar dan ku rasa ibu sedang menahan rasa sakit..

Aku bergegas ke ruang belakang untuk mengambil obat luka dan selembar kapas untuk mengobati luka ibuku..

Namun tak lama kemudian...

"Kamu harus kuat mendengar semua ini alyn, tenanglah Tuhan bersama kita.. Bagaimana pun Jessie tetap bersekolah" sahut ayahku dengan samar samar yg masih dalam keadaan lemas

"tapi mas, sekolah Jessie yang sekarang ini benar-benar membutuhkan biaya yg besar. Belum lagi bayar kursus komputer di sekolahnya, sepertinya kita harus mencari pinjaman" pinta ibuku dalam isakan tangis

Bincangan mereka membuatku tak berani masuk dan menetes kan air mata. Entah kenapa aku berfikir bahwa ayahku telah dipecat dari pekerjaannya, memang pekerjaannya hanya membutuhkan karyawan yang sehat dalam jasmani maupun rohani. Namun, ayahku tak seperti itu. Ayahku mengindap penyakit jantung dan sudah 3 hari berturut turut ayahku tak masuk kerja...

Setelah suasana hening, ku beranikan diri untuk masuk dan mengobati luka ibu.
"tok.. Tok.."
"ibu.. Aku akan mengobati luka di jari ibu" sahut ku

"terimakasih ya sayang.. " jawab ibu ku dengan senyum manis di wajahnya

" hmmm, bagaimana keadaan ayah? "
Tanyaku sambil memegang tangan ayah

"ayah baik baik saja Jessie, kamu tak perlu khawatir ya nak" jawaban ayah membuat ku ingin menangis kuat, melihat kondisi ayah yang begitu memprihatinkan membuat ku malas untuk ke sekolah.

"Jessie..." panggil ayahku lirih sambil memegang dada kirinya.

"iya ayah? Ada apa?"jawabku beralih memegang tangan ayah yg begitu hangat

"apakah kau tetap semangat belajar jika ayah berkehendak untuk memindahkan mu dari sekolah itu?, jujur nak, ayah tak punya apa apa lagi untuk membiayai di sekolah mahal itu" pinta ayah dengan membelai rambut panjang ku

"Hadiah terindah untukmu Ayahku" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang