BAB 2

103 12 5
                                    

Happy reading~~~

...

Bel pergantian jam terdengar di seluruh penjuru kelas. Aku menghela napas lelah sembari meletakan kepala di meja dan memejamkan mata sejenak. Hari mulai berganti malam dan aku dapat melihat langit biru yang kulihat tadi pagi kini berganti jingga merah.


Sudah hampir satu minggu ini aku belajar untuk mengejar ketertinggalanku di semester lalu. Aku bukan murid yang tergolong bodoh atau pun pintar dalam artian masih di atas rata-rata. Aku tak pernah absen ranking sepuluh besar tapi bukan berarti aku harus tenang-tenang saja sementara teman-temanku yang lain juga tengah berusaha. Aku juga memiliki impian untuk bisa masuk ke universitas terkenal disamping juga impian menjadi penyanyi. Tapi sepertinya jalanku untuk bernyanyi tidak semulus perosoton di taman bermain. Karena itulah sekarang aku sedang berusaha keras untuk mengupayakan impianku yang lain.



“ Ji Eun, kau tidak pulang ? Mau ikut kelas malam lagi ?” tanya In Ha yang tengah merapikan peralatan tulisnya.


In Ha ini adalah temanku sejak sekolah menengah pertama. Kami memiliki hobi yang sama yaitu menyanyi meskipun suaranya tak sebagus aku, bukan bermaksud sombong tapi itu memang benar.


“ Kau pulang ?” tanyaku balik yang dijawab oleh anggukan kepalanya.

“ Kepalaku pusing, rasanya mau pecah hari ini. Jadi lebih baik aku pulang dan istirahat. Kau tidak pulang ?” tanyanya sekali lagi yang membuatku berpikir ulang untuk ikut kelas malam. Hari ini memang hari tersulit meskipun sebelumnya juga tak kalah sulitnya. Lagipula seminggu ini ia tak pernah absen kelas malam, mungkin sesekali absen tak apa.

Baiklah...

“ Pulang. Kepalaku juga sudah tak sanggup lagi.” Kataku kemudian memasukkan peralatan tulis dan buku ke tas ku.


Kami berdua jalan menuju halte bus yang diselingi percakapan kecil. Aku melihat semangat In Ha ketika membicarakan EXO idolanya. Wajahnya terlihat sangat cerah berbeda sekali saat di kelas tadi.
“ Aku tidak sabar menantikan comeback  mereka.!!” Seru In Ha yang membuatku menggelengkan kepala dan tersenyum. Dari kejauhan aku melihat bus tujuan kami, kebetulah kami ini searah jadi sontak saja aku menggeret In Ha untuk berlari agar tidak tertinggal.


Kami memasuki bus dengan nafas terengah-engah. Beruntung hari ini bus tidak seramai seperti biasanya.

Yeahh...we are lucky !

Kami berdua mencari tempat duduk dan aku terkejut mendapati laki-laki yang wajahnya kukenali itu sedang duduk dengan mata terpejam dan kedua telinga yang tersumbat earphone.

“ Ji Eun !” panggil In Ha yang membuatku sedikit terkejut dan aku menoleh pada In Ha yang melambaikan tangannya padaku.

“ Kita beruntung bus tidak ramai seperti biasanya.” Kata In Ha yang ku-iyakan dalam hati.

“ Ahh...aku ingin tidur sebentar. Ji Eun, bangunkan aku ya...” pinta In Ha yang disertai dengan cengiran di wajahnya. Aku mengangguk tersenyum dan ia sudah siap memejamkan matanya lalu menyandarkan kepalanya di bahuku.


Rumahku dan rumah In Ha jaraknya tidaklah terlalu jauh. Jika dihitung mungkin tiga halte lagi setelah halte tujuan In Ha disitulah rumahku. Aku hanya tinggal berjalan sepuluh menit dari halte ke rumahku.


Tiba-tiba saja aku teringat laki-laki itu. Aku menatap pada bangku depan yang bisa kulihat hanyalah rambut hitam lebatnya. Dipikir-pikir lagi Ji Eun sudah lama tidak mengunjungi Joon Oppa-nya itu. Mungkin weekend nanti ia akan berkunjung sebentar.


Dua puluh menit kemudian Ji Eun mulai membangunkan In Ha karena sebentar lagi mereka akan sampai di halte tujuan In Ha. In Ha mengerjap dan nampak masih sedikit mengantuk. Tentu saja, tidur dua puluh menit rasanya sangat kurang.
“ Aku duluan ya Ji Eun. Hati-hati ya...” In Ha melambai dan berjalan mendekat ke pintu keluar.
Aku kembali tersenyum dan membalas lambaian In Ha kembali.


Key Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang