Tiga belas tahun kemudian

4 0 0
                                    


Tiga belas tahun kemudian,

Centre Medical Malou, salah satu Rumah Sakit di Brussel, Belgia,

Renaud berdiri di depan sebuah pintu kamar rawat inap. Ia dengan ragu mengetuk pintunya. Perlahan dibukanya pintu dan masuk ke dalam kamar kelas VIP itu. Sekalipun kamar VIP itu terlihat seperti kamar hotel tidak membuat Renaud, remaja cowok berusia Tiga belas tahun itu kagum dibuatnya. Perasaannya kini tengah dirundung sedih. Ia melihat sosok yang terbaring diatas tempat tidur. Sosok wanita cantik yang terbaring diatas tempat tidur itu tidak lain adalah ibunya.

Perlahan, Renaud menghampiri Ibunya. Wanita yang amat disayanginya itu nampak tertidur karena pengaruh obat. Diperhatikannya Ibunya. Wanita cantik yang biasanya selalu tersenyum ramah dan bertutur kata lembut itu kini terbaring lemah. Selang infus tertancap di tangan kirinya. Rambut coklat tua panjangnya yang biasa tergerai indah kini dikepang agar tidak berantakan.

Sudah hampir sebulan lamanya Sylvanna, Ibunya diopname. Mulanya ia mengeluhkan badannya yang terasa lemas. Awalnya ia menduga hanya kelelahan semata. Namun suatu hari ia terjatuh dan badannya tidak bisa digerakkan secara leluasa. Dokter pun tidak pasti memvonis penyakit Ibunya. Mereka juga beranggapan dengan kondisi tubuhnya yang semakin lemah, kemungkinan Ibunya bertahan hidup sangat kecil.

Sadar dengan sentuhan Renaud di tangannya, Sylvanna terbangun. Ia berusaha tersenyum melihat Renaud, putra semata wayangnya yang datang menjenguknya.

" Renaud, kau sudah pulang?" Tanyanya lirih sambil mengulurkan tangannya, mengelus rembut hitam putranya.

"Oui, maman! Je vien tout de suite ici après l'ecole"1 Jawab Renaud. Sylvanna lalu mengisyaratkan Renaud untuk mendekat. Renaud mendekat dan merebahkan kepalanya di bahu ibunya dan memeluknya, Sementara Ibunya melingkarkan lengannya disekeliling bahunya.

" Renaud, ada sebuah rahasia yang ingin kukatakan padamu!" bisik Sylvanna. Renaud menatap wajah ibunya. Apa Ibunya hendak mengatakan lagi bahwa mereka berdua sesungguhnya bukanlah makhluk bumi? Melainkan makhluk dari dimensi lain. Ibunya berasal dari kerajaan Candracon, salah satu kerajaan di dimensi tersebut.

Ya, Renaud sudah tahu itu. Ibunya sering kali menceritakan hal itu padanya. Mulanya Renaud mengira itu hanyalah cerita dongeng yang sering diceritakan Ibunya saat ia masih kecil dulu. Tentang dongeng dua kerajaan Arcadia dan Candracon. Kisah seorang raja Arcadia yang hebat bernama Alexandre, juga kekuatan-kekuatan jahat yang mengerikan. Namun, saat dirinya berulang tahun ketiga belas, Ia mendapat kejutan saat Ibunya berkata bahwa dongeng-dongeng yang ia ceritakan itu nyata.

Mulanya Renaud sempat meragukan keaslian cerita Ibunya. Namun selama ini Ibunya tidak pernah menutup-nutupi apapun darinya. Dan sekarang, Renaud bersiap mendengar sebuah Rahasia yang tak kalah mengejutkan. Setiap Ibunya hendak menceritakan sebuah "Rahasia", ia tahu bahwa "Rahasia" itu kedengarannya sulit dipercaya dan harus dia simpan rapat-rapat. Bahkan kepada Serge, sahabatnya sendiri.

"Aku ingin menceritakan mengenai asal-usulmu, apakah sudah pernah kuceritakan, kalau Raja Alexandre yang agung itu adalah ayahmu?" Tanya Sylvanna. Renaud mengangguk. Ibunya sudah pernah cerita. Raja Alexandre dari Arcadia sesungguhnya adalah ayah kandungnya. Ibunya yang tidak lain adalah Putri raja Merchantiel, kerajaan yang bermusuhan dengan Arcadia diam-diam menjalin hubungan dengan Raja Alexandre. Mereka saling mencintai sampai Ibunya mengandung Renaud tanpa sepengetahuan Raja Alexandre sebelum pertempuran itu berlangsung.

Setelah mengetahui dirinya mengandung anak Raja Alexandre, Ibunya memutuskan untuk tidak bertemu diam-diam lagi dengan Raja Alexandre. Sadar dengan kutukan ayahnya yaitu Raja Merchantiel untuk menyerap habis energi rakyat Arcadia, ia takut akan mencelakakan ayah dari bayi yang dikandungnya. Sampai perang berlangsung, mereka tidak pernah bertemu lagi.

" Apa kau tahu Alexandre Van Ruychevelt?" Tanya Ibunya lagi. Renaud mengangguk. Siapa yang tidak kenal dengan Alexandre Van Ruychevelt? Alexandre Van Ruychevelt adalah orang terkaya di Woluwe st.Lambert. Ia adalah CEO berusia 33 tahun Van Ruychevelt Pharmaeutical di Brussel. Salah satu perusahaan farmasi terbesar di Belgia. Tapi Renaud bingung, kenapa nama Alexandre Van Ruychevelt kini dibawa-bawa?

Ibunya menjawab keheranannya dan membuat Renaud kaget setengah mati. " Alexandre Van Ruychevelt adalah Raja Alexandre dari Arcadia! Dia adalah ayahmu!".

"Monsieur Van Ruychevelt est mon pere? Il est le Roi d'Acardia?" 2 Seru Renaud kaget. Ia tidak hampir tidak percaya dengan apa yang ia. Bagaimana mungkin CEO hebat itu adalah ayah kandungnya?

" Aku yakin sekali kalau Alexandre Van Ruychevelt itu adalah Raja Alexandre! Mereka begitu mirip! Tingkah laku nya pun sama persis! Dan aku yakin, dengan kesaktiannya, ia mampu bertahan hidup melarikan diri ke Bumi seperti kita! Namun tak kusangka, ia juga tinggal di Kota Brussel. Di Woluwe st. Lambert!" Kata Ibunya pelan.

Walau Renaud sempat tidak percaya, namun ia sempat berpikir: memang ada kesamaan wajah pada Raja Alexandre dengan Monsieur Van Ruychevelt di buku gambar dongeng yang dibuat Ibunya khusus untuknya. Dan pantas saja selama mereka tinggal di Woluwe st.Lambert, Ibunya tidak pernah sekalipun mau mendekati Parc atau taman Chateau de Malou, dimana terdapat sebuah puri atau biasa orang-orang sebut Chateau tempat Mr.Van Ruychevelt tinggal. Tiba-tiba saja Ibunya mencengkram bahunya dan berkata:

" Renaud, berjanjilah padaku kau akan menyimpan rapat-rapat jati dirimu! Terutama mengenai ayahmu! Jangan sampai ia tahu dirimu adalah putranya!" Renaud heran mendengarnya.

" Mais maman, porquoi? C'est mon Pere quand meme 3!" Kata Renaud penasaran.

" Renaud, kalau ia tahu kalau kau adalah putranya, keturunan Raja Merchantiel, maka aku takut ia akan mencelakakanmu! Aku tidak mau ia berpikir kehadiranmu adalah sebagai bentuk pembalasan dari Raja Merchantiel, kakekmu! Karena itu, Jure moi,Renaud! Jure moi que tu ne dis pas a Alexandre que tu est s'on fils!"4 Seru Ibunya pelan.

Walau diliputi rasa heran, akhirnya Renaud mengangguk. Pantas saja selama ini Ibunya selalu menolak atau menghindar saat melewati Danau dimana terdapat Chateau de Malou di seberangnya atau daerah sekitar Parc Malou. Chateau de Malou adalah puri atau biasa disebut Chateau tempat Mr. Van Ruychevelt alias Alexandre tinggal, juga termasuk bangunan paling mewah di seantero Woluwe st. Lambert. Renaud lebih sering pergi bersama kakeknya saat jalan-jalan ke danau Chateau de Malou.

Tiba-tiba pintu kamar diketuk, nampak Grand-pere, Mr. Vincent Forestier, kakek Renaud masuk ke kamar. Ia tersenyum melihat Renaud, cucunya. Pria yang masih nampak aktif di usianya yang menginjak angka 70 tahun itu menghampiri tempat tidur putrinya. Sylvanna tersenyum melihatnya datang. Ia lalu tiba-tiba berkata:

" Papa, saat aku tiada nanti, peux tu prendre soin de mon cher Fils: Renaud?5" Grand-Pere tersenyum lembut dan berkata: " Bien sur, cherie! Je prendra bien soin de mon petit fils! C'est mon plus precieux de tresors6!"

Renaud tiba-tiba memeluk ibunya sambil menangis. Ia merasa saat Ibunya berkata seperti itu, tandanya Ibunya akan meninggalkannya selamanya. Grand-pere, walaupun sosok kakek yang periang dan humoris tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Ia juga ikut memeluk Renaud dan Sylvanna. Seolah-olah putri yang sudah ia anggap anak sendiri akan pergi meninggalkannya selamanya.

" Maman...! Maman....!"

1. Ya,Ibu! Aku langsung datang kesini sepulang sekolah

2. Tuan Van Ruychevelt adalah ayahku? Dia raja Arcadia?

3. Tapi Ibu, kenapa? Lagipula dia kan ayahku?

4. Berjanjilah padaku! Berjanjilah padaku kau tak akan memberitaku Alexandre kau adalah putranya!

5. Maukah kau menjaga putraku tersayang, Renaud?

6. Tentu sayang! Aku akan merawat cucuku dengan baik! Dia adalah hartaku yang paling berharga!

7052騼���K

Last ArcadiaWhere stories live. Discover now