tiga tahun kemudian...
Sekolah Athenee Royal, Woluwe st. Lambert, di musim Semi
Pulang sekolah, Renaud berlari ke arah parkiran. Untuk menuju parkiran, ia harus keluar dari lapangan sekolah SMA Athenee Royal menuju area bangunan SD Athenee Royal karena letak parkiran yang luas ada disana. Ia berlari melintasi bangunan SD Athenee Royal.
Saat tiba di pelataran parkiran, ia melihat Serge, sahabatnya sudah duduk diatas Kawasaki-Ninja Hijaunya, menunggu Renaud. Saat dilihatnya Renaud mendekat, ia tersenyum seraya melambaikan tangan.
"Desolee, je suis en retard!1 Kau tidak lama menunggu kan? Tadi madame Michelle menyuruhku ke ruang guru untuk memesan bunga!" Tanya Renaud seraya mengatur napasnya.
Serge hanya nyengir padanya. "Mais non!2 Aku baru nunggu lima menit! Nah! Ayo jalan!" Katanya sambil menunjuk boncengan dan menstarter motornya. Renaud lalu mengeluarkan helm yang biasa ia bawa, mengenakannya dan naik ke boncengan di belakang Serge. Tak lama, kawasaki Ninja itu melaju cepat meninggalkan pelataran parkiran.
Sudah merupakan hal biasa Renaud selalu pulang bareng Serge, sahabatnya dari kecil. Mereka sudah bersahabat sejak TK. Serge yang yatim-piatu, diasuh oleh kakek-neneknya yang tinggal di apartemen dekat rumah Renaud dan mengelola toko roti di daerah Woluwe st.Lambert. Beberapa bulan lalu, saat Serge berulang tahun ke Enam belas, ia dihadiahi sebuah Motor Kawasaki Ninja berwarna Hijau.
Mereka yang biasanya berangkat dan pulang bareng naik Bus yang searah kini pulang bareng menaiki Motor Serge. Tapi Renaud tidak pernah berangkat sekolah bareng Serge naik motor. Selain karena Serge selalu mampir ke toko roti kakeknya sebelum berangkat sekolah, Renaud lebih suka naik bus karena ia lebih suka menikmati jalan-jalan pagi ke halte bus sambil melihat-lihat lingkungan sekitarnya.
Renaud beruntung memiliki sahabat yang baik seperti Serge. Mereka bisa dibilang satu set tak terpisahkan. Walaupun begitu, sifat dan karakter mereka bertolak belakang. Renaud yang cenderung tidak banyak bicara kontras dengan Serge yang supel dan ramah, karena ia salah satu wartawan cerdas Le Journal d'Athenee Royal Woluwe st.Lambert, koran sekolah yang juga membuat ia populer di sekolah. Dari segi fisik, walaupun seumuran dan sekelas, Postur tubuh Serge sedikit lebih tinggi dan berotot dibandingkan Renaud karena ia juga aktif di klub Basket. Postur badan Renaud sedang. Rambut Serge berwarna pirang dan dibiarkan agak memanjang dan bermata biru cerah. Karena itu juga Serge juga termasuk cowok yang digandrungi cewek-cewek di sekolah. Sekalipun Serge pernah meledek Renaud kalau ia juga cakep dan ada cewek-cewek yang juga menyukainya, Renaud merasa dirinya tidak setampan Serge dengan rambut hitam legam, mata hijau zamrud dan senyum manisnya ( itu yang sering dibilang banyak orang).
Serge juga tak segan berbicara blak-blakan kalau ada sesuatu yang mengganggu dirinya atau mengkritik hal-hal yang tidak ia sukai. Ia juga selalu menjadi pelindung Renaud kalau ada yang berani mengusilinya. Namun dalam hal pelajaran, Renaud lebih unggul, ia termasuk murid berprestasi di sekolah dan dikelasnya. Walaupun demikian, Serge dan Renaud adalah sahabat karib. Mereka saling melengkapi dan saling mempercayai satu sama lain.
Tak lama, mereka sampai di Rue Vandenhoven No.5, rumah Renaud. Saat turun dari Motor, Serge berkata: " nanti aku ke rumahmu antar roti dari kakek untukmu!"
"Merci, Serge! A bientot!"3 Seru Renaud sambil melambaikan tangan ke Serge yang kembali melajukan motornya. Renaud lalu mengeluarkan kunci rumah dan masuk ke rumahnya.
Rumah Renaud terletak di Rue Vandenhoven no.5. Salah satu daerah tempat tinggal di Woluwe St. Lambert, di kota Bruxelles, Belgia. Rumah di daerah tempat tinggalnya saling berhadap-hadapan dengan rumah-rumah lainnya. Renaud senang dengan lingkungan tempat tinggalnya. Selain dekat dengan sekolahnya yang hanya berjarak 2 halte bus, Rumahnya juga dekat dengan Ruko, kafe, Woluwe Shopping Center, mall terbesar di Woluwe St.Lambert, dan juga Roodebeek, stasiun Metro (Kereta bawah tanah Belgia). Bahkan tempat-tempat strategis itu masih bisa ia jangkau dengan jalan kaki.
YOU ARE READING
Last Arcadia
FantasyRenaud, remaja yatim-piatu berusia 16 tahun menjalani kehidupan sehari-harinya seperti remaja seusianya: Sekolah, hang-out dengan sahabatnya:Serge, aktif di klub Jurnalistik dan berkebun. Namun, dibalik itu, Renaud terlahir dengan "bakat istimewa"...