Empat.

1K 113 57
                                    


"Kenapa hati tak mau berhenti sejak awal? Padahal ia tau, akhirnya akan menyakitkan."

* * *

(Namakamu) memilih buat pergi dari hadapan Irzan, oke dia engga ngambek dan ga sesensitif cewek pms, ga sesensitif pantat bayi juga. Tapi percaya kan? (Namakamu) juga bakal punya titik jenuh untuk sayang ke seseorang.

(Namakamu) mau ambil minum, obat, dan lain-lain, daripada dia nyerocos dan malah sakit hati sama Irzan, mending (Namakamu) siapin obat dulu untuk suami tercinta.

Ew.

Jan bikin gua sensi dah lu yeuuuu.

Yeuuuu, DIAM! DIAM! NAMA SAYA IKHSAN.

bacot ria.

Sampe didapur, (Namakamu) langsung nyiapin semua keperluan untuk Irzan, setelah semua siap, (Namakamu) langsung kembali ke ruang tamu buat rawat jodoh nya Ria, muehehe.

"Irzan! Kamu pasti udah khawatir aku pergi ya? Tuh muka nya pucet, pasti takut aku ngambek! Hehe tenang ko aku ga baperan, anti baper baper club." (Namakamu) nyengir didepan Irzan yang nutupin kuping nya pake bantal.

"Ya gue pucet garagara sakit, tolol." Irzan bangkit dari posisi tidurannya dan langsung acak-acak rambut nya.

Yeu sok punya rambut lu botak.

"Ini obat nya zan!" (Namakamu) mendekat, kasih Irzan obat yang pasti pahit, tapi lebih pahit kalo tau doi milih dia daripada kita, eak.

"Apaansi, gue sakit kepala dikasih obat sakit perut, kebanyakan makan mecin lo ya." Irzan natap obat yang (Namakamu) genggam sambil bergidik ngeri. Salah? Ops, (Namakamu) selalu salah dimata doi.

"Lah daripada sakit perut dikasi obat perangsang hayo." (Namakamu) manyun, menggoyang-goyangkan rambutnya kesana kemari.

Irzan ga lanjutin kata-kata (Namakamu), Irzan capek hadapin makhluk semacam (Namakamu).

"Mau nginep ah malem, jaga Irzan!" (Namakamu) mengulum senyum nya, rambut nya dia goyang-goyangin biar ngasih kesan kalo dia tuh unyu.

Irzan langsung melotot. "Ngapain lagi si yaallah, ni anak kaga mikir banget, otaknya sekecil serbuk kue putu."

"Lah gabisa mikir gimana? Orang tiap malem aku mikirin Irzan kok!" (Namakamu) ketawa geli. Irzan mengulum mulutnya untuk nahan tawa, sebenernya Irzan juga gemes kok sama cewek-cewek humoris, tapi menurut Irzan (Namakamu) tuh udah kelewat humoris.

"Normal is boring coi." (Namakamu) nyindir, seakan tau perasaan Irzan yang sekarang ada disamping nya. Sekalian nyindir juga, soalnya Deandra-pacar Irzan yang sekarang- itu anaknya normal, gak kayak (Namakamu) yang agak idiot.

"Bodoamat."

"Ih." (Namakamu) pukul Irzan sambil cemberut manja, emang sifatnya udah menggelikan, pantes suka ditinggal pas lagi sayang.

Eh itu mah ria:)

Irzan menutup matanya, dan (Namakamu) masih ngebacot terus-terusan, padahal Irzan tidur.

* * *

"Des-pa-ci-to ubwewegem uvevveev ossas." Irzan ngelempar bantal nya saking gakuatnya ketawa pas (Namakamu) melantunkan itu dari mulutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Intuisi Hati.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang