PART 01 - BULAN BIRU

38 1 0
                                    


Perasaan itu muncul lagi. Begitu nyaman dan memabukkan, hingga membuatnya terbelai begitu damai dibawah pohon sakura yang berguguran. Semilir angin berhembus membelai surai coklat Akira. Pria jangkung itu tertidur dibangku Inokashira Park dengan wajah tertutup jaket hitam.

Punggungnya tersandar nyaman hingga dia mendengkur halus, pertanda dirinya sudah bebenar-benar terbuai dialam mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Punggungnya tersandar nyaman hingga dia mendengkur halus, pertanda dirinya sudah bebenar-benar terbuai dialam mimpi. Entah, sudah beberapa hari ini laki-laki itu tidak ada gairah bersekolah. Hatinya selalu menuntun raganya ketaman ini. Duduk berdiam, terdiam hingga terlelap tanpa sadar. Musim gugur kali ini berdeda. Begitu aneh, lebih lama dari biasanya. Dibulan November ini cuaca masih hangat seperti awal memasuki musim gugur dan bunga sakura masih setia menggugurkan kelopak merah muda cantiknya.

Akira mengerutkan alis dibalik jaket hitamnya, tidak suka. Matanya masih tertutup, dia tertidur. Tubuhnya sulit bergerak. Dalam mimpinya, dia bagai terseret kedalam ruangan hitam gelap namun menghangatkan, sehangat musim gugur bulan ini. Dari jauh, sangat jauh, dirinya mendengar suara lembut membuainya lebih dalam lagi. Tak lama suara itu mendekat, berbisik halus terdengar menggema ditelinga Akira.

"Kau tidak boleh mati, Ashura. Tidak dengan cara seperti ini. Aku mencintaimu, benar-benar mencintaimu. Bahkan aku rela mengorbankan segalanya demi dirimu."

Perlahan suara itu menghilang diringi dengan kelopak mata yang terbuka lebar. Mata biru lautnya menerawang lurus dengan nafas tersenggal. Kepalanya terasa pusing. Mimpi itu datang lagi, entah mungkin yang ke dua puluh tujuh kali. Detik itu juga, angin berhembus begitu kencang menerbangkan kelopak sakura disekitarnya. Sama seperti sebelumnya, setelah mimpi itu kembali, angin kencang datang seolah memberi pesan.

Bagai de javu, tanpa sadar pria 21 tahun itu meneteskan air mata. Ada rasa hangat dan nyaman menyelimuti hatinya. Rasa yang tidak bisa diungkapkan, tapi dia menginginkan perasaan hangat itu selalu ada. Begitu damai, hangat, seolah hatinya dipeluk oleh seseorang yang tak kasat mata. 

***

Bulan biru telah tiba.

Peristiwa alam yang belum pernah terjadi selama lima ratus tahun ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peristiwa alam yang belum pernah terjadi selama lima ratus tahun ini. Aneh, bulan biru muncul sepanjang musim gugur. Lagi-lagi di malam itu, angin berhembus kencang dengan kilatan petir yang ingin menyambar. Shun menyeruput ocha hangat sambil menikmati suasana malam yang genting. Mata hitamnya menoleh saat seekor Tengu  melompat kebalkon tempatnya bersantai. Tengu adalah yokai penunggu gunung. Keperawakannya mirip dengan burung elang, memiliki hidung panjang, wajah merah, sepasang sayap dan kuku-kuku yang tajam. Dia bernama Nara.

THE BLUE MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang