7

3.5K 297 31
                                    

[name] P.O.V.

Sinar matahari pagi yang masuk lewat jendela membangunkan ku.

Astaga, sudah berapa lama aku tertidur? Kenapa kepalaku pusing sekali? Dan badan ku terasa lelah, memangnya semalam aku melakukan apa?

Deg

Aku ingat, semalam Sei-nii menciumku, dan setelah itu aku sudah tidak sadarkan diri.

Aku bangkit dari posisi ku yang sekarang berbaring menjadi duduk.

Tunggu, ini,

Dimana?

Ranjang yang cuma bisa ditempati untuk satu orang, atau single bed. Ruangan sedikit lebar tapi tidak selebar ruangan yang kutempati sebelumnya-kamar sei-nii- yang berwarna putih dengan beberapa lukisan di dinding, dan meja nakas di pojok ruangan serta kursi di sampingnya.

Aku mengerjapkan mata ku berkali-kali barangkali aku salah lihat, tapi tidak, aku memang benar-benar berada di ruangan aneh ini.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Sei-nii yang membawa ku kesini? Tapi, untuk apa? Dan di rumah kami tidak ada ruangan seperti ini bukan?.

Lalu siapa yang membawaku kesini?

Aku sedikit panik, aku mencoba berdiri dari ranjang, namun aku langsung terjatuh ke lantai karena pusing yang teramat sangat di kepala ku. Kenapa aku ini?

Aku mencoba berdiri lagi dan akhirnya berhasil, aku mencoba meraih gagang pintu untuk membukanya, namun seseorang sudah terlebih dahulu membukanya dari sisi berbeda.

Aku kaget dan orang itu tidak kalah kagetnya dengan ku, namun dia langsung tersenyum lebar dengan tatapan khas nya seperti serigala kelaparan yang mendapatkan mangsanya.

"Woah ternyata kau sudah sadarkan diri, ya [name]" Kata nya sambil menyentuh dagu ku.

Kaget, takut, penasaran, semuanya bercampur menjadi satu, aku tidak tau harus berbuat apa.

"Ha..haru...senpai, kenapa aku bisa ada disini....? Dan kenapa kau juga ada disini?" Tanya ku sambil mencoba berjalan mundur.

"Hey hey, tenanglah, tidak usah cemas, aku hanya mencoba menyelamatkan mu dari kakakmu yang brengsek itu" Jawabnya dengan masih tersenyum.

Dan dia menutup pintu, berjalan mendekat kearah ku yang panik dan tidak bisa melakukan apa-apa.

Oh tidak, tubuhku menabrak ujung ranjang dan itu membuatku terpojok.

Aku merasa dejavu.

Akashi p.o.v

Air hujan yang membasahi tubuhku tidak menghentikan langkah ku untuk mencari [name]. [Mulmed]

Haru sialan. Dia berhasil mendapatkan [name] kemarin.

Aku semakin frustasi. Sudah seharian ini aku mencari [name], namun aku tidak kunjung menemukannya.

Bahkan aku sudah menyelinap masuk ke rumah nya. Yang juga rumah musuh ku dulu sewaktu SMA.

Tapi aku tidak menemukannya sama sekali. Di kamar Haru pun mereka berdua-Haru dan adikku-tidak ada.

Jangan tanya kenapa aku bisa masuk ke rumah nya tanpa ketahuan, meskipun banyak sekali kamera Cctv yang terpasang di setiap sudut rumah. Karena aku selalu bisa melakukan sesuatu dengan cara ku sendiri. (nahloh #author)

Dan inilah aku sekarang. Berjalan sendirian di tengah hujan deras dan hari yang semakin malam.

Aku frustasi. Aku tidak tahu lagi harus mencari [name] dimana. Haru sangat lihai menyembunyikannya.

Sudah ku pastikan. Aku akan membunuh Haru ketika aku sudah bertemu dan mendapatkan [name] kembali.

•••

~Flashback on~

Author p.o.v.

Malam itu Akashi mencium [name] dengan kasar dan mengakibatkan [name] pingsan.

Akashi merasa senang. Karena merasa [name] sudah berada di tangannya. Karena dari dulu dia selalu menyembunyikan perasaan nya itu.

Akhirnya [name] dibiarkan tertidur di ranjangnya.

Namun tanpa diduga, terdengar sebuah ledakan kecil dari arah luar ruangan.

Akashi pun kaget dan sontak berlari keluar kamar dan menuruni tangga.

Disana, di pintu depan, banyak sekali asap yang menutupi pandangan Akashi. Dan disana Akashi dengan samar-samar melihat pintu depan yang hancur.

Dan seorang laki-laki yang memakai topeng masker dengan rambut coklat keemasannya berjalan masuk mendatangi Akashi.

Akashi terbatuk-batuk dengan asap yang mulai memasuki hidungnya, dan perih di matanya.

"Halo" Kata orang itu.

"Ka-kau... Mau apa kau kemari dengan meledakkan pintu ku?!" Jawab Akashi masih dengan keadaan perih dimatanya.
Dia sudah tahu siapa orang itu meskipun hanya melihat rambutnya saja.

Orang itu pun tersenyum dibalik topeng maskernya.

Akashi merasa pusing karena asap ini dan mulai mengantuk.

"tunggu, asap apa ini? Kenapa bisa membuatku mengantuk?" batin Akashi.

Pandangannya kabur dan Akashi akhirnya pingsan.

"heh, dasar bodoh" Kata orang itu dan dia melewati tubuh Akashi yang tergeletak di lantai dan mulai melangkahkan kaki di tangga kemudian menaikinya.

Memasuki kamar Akashi, dia melihat [name] yang sedang tertidur-pingsan-di ranjang.

Lantas dia tersenyum penuh kemenangan ketika melihatnya.

Dia menggendong [name] ala bridal style ke arah ruang tamu dan menghentikkan langkahnya.

"Tertidurlah kau disitu sampai besok dan menyadari bahwa [name] sudah tiada di kamarmu, Akashi"

Dia pun melanjutkan langkahnya dengan masih menggendong [name] dan membawanya pergi ke tempat yang tersembunyi.

~Flashback Off~

•••••bersambung•••••

Heyyyy i'm kambekk~ *tebarbunga
Maap ya chap ini segini dulu, kurang panjang .-. Cuma 700+ kata ;(

Okelah see yaaaa~ 😆😆😆💋💋💋💋

Inextricable [Yandere AkashiXInnocent Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang