Joongki mengepalkan tangan nya menatap sepasang manusia didepan nya dengan hati tak karuan.
Ia memejamkan mata nya ketika wanita itu sama sekali tidak menolak dipeluk oleh pria salah satunya. Wanita itu bahkan membalas pelukan itu dengan sangat erat.
Joongki beralih mengenggam stir mobil nya dengan sangat erat.Ia menunduk perlahan.
Merasa ada sesuatu yang mengganjal pernafasan nya.
Ia berulang kali menghembuskan nafasnya,berharap rasa sesaknya dapat berkurang.Ia kembali menatap kedua manusia itu, kali ini hatinya benar-benar jatuh dengan keras.
Matanya memerah dan darah nya memanas.Mereka berciuman.
Joongki menggeram,menggertak kan giginya ia menatap Chaeyeon yang sedang tertidur pulas di kursi belakang mobilnya.
Entah kenapa matanya memerah begitu saja, hatinya sudah hancur berkeping-keping.Ia memukul stir mobil nya dengan cukup keras,mengambil nafas panjang lalu beralih memutar kunci dan menggas mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
***
"Joongki kumohon dengar kan aku!" Hyekyo berusaha menahan lengan Joongki dengan isak tangis nya yang semakin keras.
Joongki masih menatapnya datar,menghempaskan tangan Hyekyo dengan datar lalu hendak melangkah lagi.Hyekyo berlari kecil berusaha mengimbangi Joongki, ia mencegat dada bidang Joongki lalu menatap Joongki dengan amat sendu, mata dingin Joongki seakan menusuk dalam relung hatinya.
Ia mengambil sebelah tangan Joongki lalu menggenggam nya, mendekatkan tangan itu ke wajahnya lalu menunduk.
"K-kau salah paham. " lirih Hyekyo ia masih sesenggukan.
"K-kita pas-ti bisa menyelesaikan m-masalah ini J-Joongki.A-ku p-percaya." Ujar Hyekyo sambil mencium lembut tempurung tangan Joongki.
Ia menatap wajah Joongki, lalu berusaha menahan tangisan nya sejenak. Lihat? bahkan Joongki tidak mau repot-repot untuk memandangnya lagi.
"Joongki." lirih Hyekyo,ia mulai melepaskan tangan Joongki perlahan, dan menjatuhkan dirinya untuk berlutut.
Ia masih menengadahkan kepalanya.Lagi-lagi hatinya terasa nyeri memperhatikan Joongki yang mengelap tangan nya dengan sapu tangan,seakan-akan merasa jijik dengan bekas air mata Hyekyo.
Hyekyo menunduk,kemudian memegang kaki Joongki.Ia menahan suaranya yang bergetar,walaupun hati nya sudah jatuh bagaikan pecahan kepingan kaca.
"J-jangan ceraikan aku Joongki.K-kita tidak boleh berp-pisah." ujarnya pelan.
Hening.
Joongki menundukkan kepalanya,menatap Hyekyo.Ia hampir tidak bisa menahan dirinya untuk memeluk Hyekyo dan mengucapkan kata maaf berkali-kali.
Ia menghela nafas sesak, lalu mengedipkan matanya berkali-kali mengusahakan agar airmata nya tidak jatuh.
Matanya beralih menatap sosok anak perempuan umur enam tahun yang terpaku ditangga paling atas.Anak perempuan itu, tampak shock dengan apa yang dilihatnya lalu berlari kembali dan menutup pintu kamarnya dengan keras.
Joongki menggeram keras, lalu berjalan begitu saja meninggalkan Hyekyo yang hampir terjengkang.
Hyekyo terkejut, dan ia mulai menangis keras.
Memejamkan matanya dengan kuat ketika Joongki menutup pintu kamar mereka dengan sangat keras.
Hyekyo memegang dadanya dengan amat sesak,ia mengerang kecil.
Menyesali Joongki yang tidak mau mendengarkan penjelasannya.***
"Cklek"
Hyekyo menelan ludahnya menatap sekitarnya.Hanya sebuah lampu tidur redup yang menyala di kamar ini.
Ia melihat Joongki yang masih terduduk diujung kasur dan membelakangi pintu.
Bibirnya bergetar seketika. Ia berjalan mendekat setelah menutup pintu dengan lembut.
Hatinya masih memanas, Joongki sama sekali tidak berbalik.Hyekyo melangkahkan kakinya dengan berat, lalu mulai terduduk di pinggir kasur juga,air mata nya mengalir.
Suasana di ruangan itu begitu hening, Hyekyo tidak bersuara apapun meskipun air matanya terus mengalir.
Ia mulai merebahkan tubuhnya dengan perlahan-lahan.Lalu menarik selimut hingga sebatas perutnya. Berbaring membelakangi Joongki.
Hatinya masih berdebar keras,dan seperti ada yang menyebabkan dia sesak bernafas.
Ia memejamkan matanya perlahan, tapi air matanya tidak berhenti.Ia mulai membayangkan kembali masa-masa bahagia mereka.
Masa-masa dimana Chaeyeon putri mereka belum lahir,dimana dia hamil, dan untuk pertama kalinya dia melahirkan."Joongki"
Joongki diam masih tetap tidak merespon panggilan Hyekyo.
Ia bisa mendengar helaan nafas panjang Hyekyo."Apa kau sudah tidak mencintai ku? "
Joongki menahan nafasnya,dadanya tercekat mendengar pertanyaan wanita itu.
Apa wanita itu sama sekali tidak tahu secinta apa dirinya pada istrinya itu?
Apa wanita itu benar-benar tidak tahu seberapa berharga nya dia dan Chaeyeon bagi Joongki?"Aku mencintaimu."
Hyekyo terdiam, sebuah senyuman hampir tercipta di bibirnya.
"Tapi itu dulu Hyekyo,dulu sebelum aku tahu kau mempermainkanku." ucap Joongki.
Hyekyo memejamkan matanya.
"Aku tidak mengerti Hyekyo,apa sebenarnya yang kau inginkan? Kenapa kau mengkhianati aku d-dan Chaeyeon?." lanjut Joongki dengan suara yang serak.
Hyekyo membangunkan dirinya.Lalu mendekati Joongki. Dan memeluk Joongki dari belakang dengan erat.
Mulai menangis lagi di punggung pria itu."K-kau s-salah paham"
Joongki menghela nafas kasar.
"Kau tahu apa yang membuat ku semakin ingin membencimu?"
Hyekyo menggeleng pelan.
"Chaeyeon, kau juga menyakiti putriku Hyekyo.D-dan mungkin dia akan menjadi satu-satunya alasan mengapa aku tidak bercerai dengan mu." ujar Joongki lirih.
"Bi-ar aku jelask-"
"Tidak ada cinta lagi di hati ku Hyekyo,kau salah sudah membunuhnya nya terlalu dalam. Dan aku sudah terlanjur hancur, hancur Hyekyo."
Hyekyo semakin mengeratkan pelukannya dan terisak.
Dan sama,
Joongki juga sudah menangis sedari mereka berbicara dari awal tadi.
***
Yay or Nay?
Lanjut ga?
Komen ya prolog kali ini, maaf ga ngefeel .
Komen kalian amat menentukan kelanjutan cerita ini
KAMU SEDANG MEMBACA
Undestiny Heart|Kikyo ff
FanfictionHyekyo menatap Joongki lamat-lamat,merasa hatinya teremas kembali. Joongki masih menatapnya dingin,lalu menghela nafas. "J-joongki" lirih Hyekyo berusaha menetralkan suaranya menahan getaran di dadanya yang seperti hendak membludak. Joongki masih m...