Seorang gadis cantik dengan memakai seragam ala murid senior high school dan tas itu berlari menuruni tangga dengan semangat dan cerianya. Sama sekali tak melihat rasa khawatir dari para maid di mansion Billy -pria berkepala lima yang telah dianggap sebagai ayah oleh gadis tersebut- saat melihat tingkahnya yang urak-urakan namun terkesan manis.
“Nona Are! Hati-hati,” ujar kepala maid wanita yang paling dekat dengan gadis cantik bernama Are itu.
“Oh?” saat dianak tangga terakhir, Are baru mengetahui bahwa semua maid yang ada di ruang tamu, tempat berlandasnya anak tangga terakhir dari lantai dua. “Hai semua,” sapanya dengan ramah yang kemudian mereka menunduk hormat padanya. “Pagi Bibi Maryam,” sapanya seraya mendekati kepala maid sekaligus wanita paruh baya yang paling dekat dengannya di dapur.
“Pagi, nona,” balasnya tak kalah ramah.
“Dimana ayah?” tanyanya yang melihat kesekeliling ruangan.
“Taman di ruang tamu, beliau sedang menelpon seseorang,” jawabnya seraya memperlihatkan Billy yang berdiri tegas dengan menempelkan ponsel pintarnya di telinga kanannya.
Saat Are beranjak satu langkah, Maryam menangkap tangannya yang membuat gadis tersebut berbalik kembali pada Maryam.
“Ini bekalmu,” jelasnya sambil memperlihatkan sekotak bekal dan sebotol air mineral di masing-masing tangannya.
“Ah, terimakasih,” ucapnya seraya mengambil alih bekalnya dan memasukkannya kedalam tas ransel putihnya.
Tersenyum sebentar. Kemudian beranjak menuju taman belakang untuk menemui pria baik hati yangow mau mengadopsinya dan memberikan banyak kasih sayang kepadanya."Tuan Billy tidak salah untuk mengadopsi Nona Are,” ujar Maryam yang melihat keakraban Billy dan Are.
“Lihatlah wajah Tuan Billy yang berseri setelah kedatangan Nona Are di rumah ini,” ucap salah satu maid pria yang sekarang bediri disamping Maryam.
“Meskipun Nona Are bukanlah anak kandungnya yang sebenarnya, tapi mereka terlihat sangat serasi sekali sebagai seorang ayah dan anak,” sahut maid pria lainnya.
“Mungkin karna Tuan Billy mengadopsinya di usia yang dini, yakni lima tahun. Dan sudah dua belas tahun mereka melewati hari bersama-sama,”
“Dan sebagai tanda terima kasihnya, ia memberikan cinta yang memang tulus dari hatinya kepada Tuan Billy sebagai seseorang yang mau menerimanya sebagai keluarga,” ujar Maryam bijak. “Ya... mereka sama-sama hanya ingin mendapatkan kasih sayang dari keluarga. Dan mereka pun melakukannya dengan tulus” lanjutnya.
“Dan tidak hanya kepada Tuan Billy dia baik dan ramah, namun juga kepada kita para pekerja di mansion Tuan Billy,”
Keheningan pun menyelimuti satu wanita dan dua pria yang berdiri melihat keakraban Billy dan Are lewat kaca besar yang membatasi ruang tamu dan taman disudut ruang tamu. Namun sedetik kemudian Maryam merasa aneh. Ia melihat kedua pria didekatnya yang masih fokus melihat kakek Huang dan Are.
“Kenapa kalian masih diam disini?” tanyanya. “Kembalilah pada pekerjaan kalian!” suruhnya yang langsung dikerjakan oleh dua orang maid pria itu.____
“Ini sudah jam setengah tujuh Ar,” ujar Billy setelah melihat jam tangan bermerknya. “Bukankah kau harus sekolah, sayang?” ingatnya yang membuat Are terbangun dari lamunannya. “Pak Bondan pasti sudah menunggumu,” lanjutnya.
“Ah?” kagetnya halus. “Benar,” kemudian ia merapihkan pakaiannya. “Aku berangkat dulu ya, yah,” pamitnya yang diangguki Billy dengan senyuman khasnya.
“Hati-hati dijalan maupun disekolah,” wanti Billy.
“Siap kapten!” ucapnya sambil membentuk tangannya pada pelipis seperti tanda hormat.
Are pun mengecup kedua pipi Billy dengan tulusnya. Cukup lama memang saat mengecup kedua pipi Billy. Bukan hanya Billy yang mendapat kecupan, tapi Are pun mendapatkan kecupan dari Billy tepat di keningnya. Tak ada yang merasa aneh dengan tingkah rutin mereka ini. Mereka hanya menikmatinya, mengacuhkan orang-orang yang baru melihat tingkah mereka tanpa mengetahui alasannya. Karna Are dan Billy merasakan kehangatan dan kenyamanan dari masing-masing sebagai seorang ayah dan anaknya.
“See you, ayah,” akhirnya ia beranjak menuju ke halaman depan untuk menemui Pak Bondan, atau yang biasa ia panggil dengan sebutan Mr. Drivernya oleh Are itu pasti sudah menunggunya untuk mengantarkannya ke sekolah.____
Saat perjalanan menuju Pusung Senior High School, Are teringat akan ucapan Billy sebelum ia berangkat tadi. Hal itu membuat Mr. Drivernya yang duduk didepannya, tepatnya yang duduk di kursi kemudi itu khawatir dengan raut wajah yang dikeluarkan majikannya itu.
“Apa ada masalah Nona?” tanyanya tanpa menoleh, hanya melihat dari kaca kecil yang mengantung diatas langit-langit mobil.
“Ah? Tidak,” jawabnya ragu.#Flashback_on
“Are?” sahut Billy kepada Are yang memeluknya dari samping setelah bercanda sebelumnya.
Meskipun hanya disahuti dengan deheman pelan saja, Are pun menengadahkan wajahnya untuk memperlihatkan senyum yang katanya menjadi obat penenang alami bagi Billy.
“Lusa cucuku akan datang ke Bali dan tinggal sementara disini,” ujarnya.
“Cucu ayah yang mana?” tanya Are dengan raut wajah bingung.
“Khenzo?” jawabnya ragu. Karna setahunya, Are sama sekali tak tahu siapa saja cucu kandungnya. Are hanya pernah melihat fotonya saja, dan tak pernah bertanya apapun tentang mereka.
“Sebenarnya aku tidak tahu siapa dia,” benarkan, “Tapi kenapa baru sekarang dia berkunjung kesin i?” tanyanya penasaran.
“Karna dia akan menikah di Bali,” jelasnya.
“Hanya untuk menyenangkan diri sendiri, ya?” ucap Are dengan sinisnya yang membuat Billy tertawa.#Flashback_off
Ini bukan masalah mengenal atau tidak, tapi Are takut dia akan diacuhkan oleh Billy karna cucu kandungnya akan datang kesani. Dia juga tak dapat berbuat apa-apa jika begitu, dia hanyalah orang asing yang beruntung dapat diadopsi oleh seorang milioner bernama Billy.
Pikirannya terus berputar hingga Mr. Drivernya memberitahu bahwa mereka telah sampai di sekolah Are. Are yang masih belum fokus akhirnya keluar dari mobil dan berjalan menuju kelas dengan melamun. Namun langkahnya terhenti ketika seseorang menarik tangannya yang membuat dirinya mundur dan mendarat di..........Tbc ......
» 09 Juni 2017 «
~렌노~
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship on Family
RandomAreta, di besarkan di panti asuhan dan di usia 5th ia diadopsi oleh Billy, pria kaya berkepala 7 yang kesepian .. Hidup selama 12th dengan ayah angkatnya membuat Are tidak penasaran lagi dengan kasih sayang seorang orang tua .. Saat remaja pun ia su...