Dua Arah

42 1 0
                                    

Aku yang terjebak
Akan rayuan sang iblis
Sekuat aku menahan
Namun jatuh juah

Arah langkahku kian tak menentu
Terseok terseok dalam jalan berbatu
Tak sehelei kain penutup alas kaki.

Langkahku semakin jauh
Sang iblis pun tertawa
Merentangkan tangan abadi
Dengan seribu dusta dan khianat.

Aku semakin jauh
Terpuruk dalam puasarah hitam
Yang seolah olah berjalan mencari celah
Namun pada dasarnya hanya berputar.

Kini sang iblis
Semakin tertawa
Menyanjung di atas dasar kebodohan

Jadilah pengikutku
Budak abadi
Hahahaha...hahahahaha

Suara yang menggemah
Membuat langkahku semakin cepat
Sesekali menoleh kebelakang.

Lari sejauh yang ku bisa
Jauh dari jerat sang iblis
Atau tetap berada dalam pusarahnya.

Semakin jauh dan jauh
Namun nyatanya tetap tidak kemana mana
Rasa takut melingkupi
Menggigillah seluruh tubuh.

Aku terjebak
Akan rayuan sang iblis
Berulang kali ku berlari
Namun nyatanya tak kemana mana

Rasa sesal melingkupi
Andai aku tak mengikutinya
Yang hanya memberi kebahagiaan sesaat.
Yang hanya memberi iming iming dusta.

Sang iblis semakin semakin tertawa.
Dimana lagi aku harus berlari
Peluh berubah menjadi darah
Beriringan langkah yang semakin lambat

Arah itu yang mana
Hanya ada dua arah
Kanan ataukah kiri
Tapi aku tetap disini dalam pusarahnya

Adakah yang bisa menolongku
Keluar dari jerat sang iblis





PUISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang