Merasakan Cinta

227 20 4
                                    

Peak's POV

Aku sangat lelah hari ini. Bagaimana tidak? Aku ditunjuk sekolahku untuk mewakili sekolahku sebagai pemandu kegiatan pekan olahraga tingkat kota.

"Bu, aku keluar sebentar. Aku akan makan ramen bersama temanku" seru ku

"Ramen? Hei! Kau sudah gila?! Kau akan minum?! Kau masih sekolah Peak!" bentak ibuku

"Bu.. hentikan!" teriakku menghindar dari pukulan ibu. "ramen itu bukan minuman keras Bu. Ramen itu mie khas jepang, ayah Boom baru membuka toko ramen didepan gang. Apa ibu sudah mencobanya?" tanyaku

"Ahh itu, ibu kira itu minuman keras" ibu terkekeh, "Ibu baru akan kesana nanti sore. Bersama ibu Guy. Ibu bahkan baru tahu ayah Boom menjual ramen" jelas ibuku

"Ahh sudah, temanku sudah menunggu disana" pamitku "Bye Bu"

Peak's POV END

Peak berjalan menyusuri gang kecil. Tak terlalu jauh dari rumahnya, hanya berselisih 3 rumah saja. Ternyata benar, Aof dan Kavin sudah menunggu Peak.

"Oi" seru Peak

"Hei baru datang kau!" jawab Kavin seraya hendak menjitak Peak

Aof melirik ke arah Kavin dan terkekeh.

"Sudah. Ayo kita pesan ramennya. Aku sudah lapar" ucapnya

Tak lama, peak mengangguk dan berdiri hendak memesan. Tiba-tiba—

"Selamat siang Paman" seru seorang laki-laki

"Ah kamu Ohm. Dengan siapa—"

baru saja Paman Krittapak bertanya, muncul dua orang laki-laki. Yang tak lain adalah Guy dan Film.

"Loh, disini kau?" tanya Ohm

Peak mengangguk, "Kenapa kalian datang kemari tanpa mengajakku?" gerutunya

"Memangnya apa untungnya mengajakmu?" ujar Guy

"Bisakah kalian diam dan berhenti bertengkar?" ketus Film

Peak mengacuhkan dan kembali melihat paman Krittapak yang siap dengan 3 mangkuk ramen.

Lalu peak mengambilnya dan segera membawa ke mejanya. 'berat'

"Ahhh kelihatannya enak sekali" ujar Aof

Peak mengangguk, "Selamat makan", Aof dan Kavin mengangguk dan menyeruput ramen mereka masing-masing

"Hei Peak, kenapa kau tidak cerita kalau kau punya teman seorang ketua OSIS?!" bisik Kavin

"memangnya kenapa?" tanya Peak tetap fokus pada ramennya

Kavin kesal merasa diacuhkan, lalu merebut sumpitnya.

"Hei! Kembalikan—" ucapannya terpotong.

"Hei Peak, bisakah kau diam?" seru Guy

"Tch. Apa urusanmu!" jawab Peak

"Hahaha, apakah kalian itu orang yang waktu kecil mandi bersama?" ucap Ohm

"saat kecil mandi bersama, besarnya tidak putus dari kata bertengkar" lanjut Film

Semuanya terkekeh. Lalu fokus pada makannya.

"Peak, bisakah kau mengambilkanku teko itu?" ujar Ohm menunjuk teko di meja Peak

"terimakasih" ucapnya tersenyum

Peak mengangguk, dan langsung mengambilkan teko beserta gelasnya.

Kavin dan Aof berpandangan penuh arti.

"ada apa?" ucap Peak penasaran

Mereka menggeleng. Aneh- Peak

"kami selesai" ucap Ohm seraya berdiri dan diikuti dua lelaki itu.

Ohm mendekat pada Peak dan menepuk pundaknya, "semangat latihannya" ujarnya mengepalkan tangannya yang mengisyaratkan semangat.

Peak mengangguk, "Hei, jangan lupa nanti jam 8 malam dirumah Boom!" seru peak pada 3 lelaki yang sudah diluar.

Peak membalikkan tubuhnya hendak menyantap ramennya lagi. didapati kavin dan aof yang memandanginya dengan aneh.

"a-ada apa?" ujarnya

Mereka diam. Kemudian tiba-tiba Kavin menggapai tangan kanan Peak, diikuti Aof yang menggapai tangan kiri Peak. Dia semakin penasaran

"Selamat, shabatku!" ujar Kavin

"untuk apa?" tanya Peak

"Kau—sudah menemukan cintamu" lanjut Aof

Peak semakin penasaran.

"Hei! Maksud kalian apa?" ujar Peak sambil menarik tangannya, tapi nihil. Mereka terlalu erat menggenggamnya.

"Ah, apa kau sepolos itu tidak mengetahui cinta?" ujar Kavin

Aof mengangguk, "Kau ingat ketua OSIS tadi, ehm—Ohm namanya"

Peak mengangguk, "Dia menyukaimu!!!" seru Aof

TO

















BE




















CONTINUED

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How to Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang