I miss you.
Mungkin hanya kata itu yang akan menggambarkan perasaanku saat ini.
I'm sorry.
Kata yang terus ku katakan berulang kali.
Aku bodoh.
Aku berulang kali mengatakan itu
Beribu maaf telah ku ucapkan. Kuharap kamu mendengarnya.
Dulu kita sedekat nadi, sebelum kita sejauh matahari.
Bagai air di padang pasir.
Kamu memberiku kekuatan dan semangat ketika aku hampir menyerah.
Teringat saat pertama kali kita bertemu.
Di sebuah taman indah dengan sebuah danau di depannya yang menyuguhkan pemandangan indah.
Hamparan bunga beraneka warna dan rupa ada disini.
Sangat indah.
Tapi tidak dengan hatiku saat itu.
Saat itu aku tengah menangis karena dirinya.
Saat itulah kamu datang.
Memberikanku senyuman yang sangat manis.
Yang membuatku melupakan masalahku sejenak.
Entah sihir apa yang kau lakukan.
Tapi sungguh, kamu membuatku sangat bahagia.
Hari-hari kita lalui dengan canda tawa.
Melihat tingkah konyolmu, tak ayal membuatku tersenyum geli.
Kamu selalu menemaniku.
Kamu selalu mendengarkan ceritaku.
Kamu yang selalu membuatku tertawa lepas.
Hingga hari itu tiba.
Di taman yang menjadi tempat pertemuan pertama kita.
Kamu berkata bahwa kamu mencintaiku.
Dan dengan bodohnya aku menolakmu.
Dengan mengatakan aku tak mencintaimu. Aku mencintai pria lain.
Aku tahu kau hancur.
Tapi kau masih bisa tersenyum.
"Tak apa. Berbahagialah dengannya."
Kata terakhir yang kau ucapkan hingga kejadian itu terjadi.
Aku meninggalkanmu di taman. Sendirian.
Seperti kata orang-orang.
"Persahabatan antara wanita dan laki-laki adalah bohong semata. Pasti ada salah satu yang jatuh cinta."
Sekarang aku mengalaminya.
Aku mengganggapmu sebagai sahabatku.
Kakak laki-laki ku.
Tapi kamu mengganggapku sebagai wanitamu.
Wanita yang kau cintai.
Kenapa kamu melakukan itu?
Tak cukupkah kita sebagai sahabat?
Apa kamu tak sadar bahwa aku tak mau kehilanganmu?
Saat kita menjadi sepasang kekasih, lalu kita bertengkar dan akhirnya kita mengakhiri hubungan kita.
Kita akan berpisah.
Tak ada lagi persahabatan antara kita.
Apa itu yang kamu mau?