0 1

14.5K 1.6K 193
                                        


"Guanlinn!!" Teriak Hianlin dari luar rumah.

Guanlin yang lagi enak enak nonton tv jadi kesel gegara kedatangan Hianlin . Dengan perasaan dongkol ia langsung bukain pintu buat Hianlin .

"Bego, dari mana aja lo? Naik angkot lama banget," tanya Guanlin.

"Gue tadi gak kebagian angkot, eh ada taksi yaudah deh gue naik taksi," jelas Hianlin .

"Oo, yaudah berarti gak ada kendala." Ucap Guanlin.

Hianlin ketawa kecil terus naik tangga ke lantai dua, ke kamarnya.

"Guan, lo keluar gih." suruh Hianlin dari tangga.

"Ngapain?"

"Halah, keluar aja sana! Hush! Hush!" Hianlin mengibas ibaskan tangannya menyuruh Guanlin untuk keluar.

Guanlin yang masih bingung, keluar gitu aja sambil garuk garuk kepala.

"tuh bocah kenapa nyuruh gue keluar ya"
"aneh bener." Guanlin sibuk bermonolog sendiri.

Guanlin tiba tiba kaget gegara ada yang nepuk pundaknya,

"mas mas." panggil bapak bapak yang nepuk pundak Guanlin.

Guanlin berbalik, "ada apa, pak?"

"Saudara mas tadi naik taksi, ongkosnya 560ribu." Ucap Bapak bapak tadi.

"Hah? 560Ribu?!"

Bapak bapak tadi ngangguk. Guanlin yang kaget banget langsung ngusap ngusap mukanya.

"Guan Guan, sadar.. ini cuman mimpi.." Guanlin masih usap usap mukanya.

"Mas? Mas ga mimpi kok, ini kenyataan." Ucap bapak bapak tadi.

Muka Guanlin jadi cengo ngedengernya, ia pun menarik napas dalam dalam, kemudian...

"HIANLINNN GOBLOK!! ONGKOSNYA KOK SEBANYAK GINI!! TANGGUNG JAWAB NJINGG!!"


🐥친구🐥

Setelah kejadian tadi sore, Guanlin jadi marah besar sama Hianlin . 560Ribu nya lenyap begitu saja dari dompet Guanlin karena Hianlin .

"Guan, lo marah ya? Maafin dong."
"Nanti kalo Mama pulang trus liat kita marahan, mesti nanti dihukum."
"Guan, sadar ngapa.."
"Guan, gue laper. Dari tadi sore belom makan,"

Hianlin terus merengek pada Guanlin yang masih ngambek gegera 560Ribunya lenyap.

"Guan punya mulut gak sih?" Tanya Hianlin .

"punya."

"Kalo punya ngomong dong,"
"ngomong kalo lo mau maafin gue."

"males."

"Guan, nanti kalo Mama sama Papa pulang, terus ngeliat kita marahan gini. Mereka berdua bakalan marah besar."

"Bodo! Mama ama Papa gak pulang malem ini," ucap Guanlin.

"Lah? Gak pulang? Kenapa?" Tanya Hianlin .

"Lembur,"

"Ealah, setan." Umpat Hianlin .

"Ganti 560Ribu gue." Ucap Guanlin tiba tiba.

"Gue gak punya duit, Guan." Rengek Hianlin

"Masa lo gak punya sepersen pun duit sih?" Tanya Guanlin meyakinkan.

"Punya sih, tapi cuma 300ribu. Mau?" - Hianlin

"Ck. Yaudahlah siniin duit lo." Pinta Guanlin.

Hianlin langsung lari ke kamarnya terus ngambil duit 300ribunya.

"Nih." Hianlin menyodorkan 300ribu ke Guanlin.

Guanlin pun meraihnya dan tersenyum tipis.

"Emang buat apa sih, Guan?" Tanya Hianlin

"Nge date sama Kyla."

"Eek, ternyata cuma buat nge date sama si Kyla bolot?!" Teriak Hianlin .

Jari telunjuk Guanlin mengunci mulut Hianlin setelah mendengar teriakannya.

"Iya, sayang. Gak usah teriak teriak bisa gak sih?" Ucap Guanlin ngalus.

"Anjir, gue kok punya kembaran gini amat."


🐥친구🐥

"Guan!! Lo beneran mau ninggalin gue dirumah sendirian?" Tanya Hianlin yang lari lari ke ruang tengah menghampiri Guanlin

"Iyalah. Emang lo mau, jadi obat nyamuk diantara gue sama Kyla?" Tanya Guanlin.

Hianlin menggeleng.

"Yaudah, lo dirumah aja." Ucap Guanlin.

"Guan, lo tau kan kalo gue takut sendirian dirumah?" Ucap Hianlin dengan pelan.

Guanlin iba melihat Hianlin hampir menangis, ia pun mendekat kemudian memeluk Hianlin dan mengelus puncak rambutnya.

"Ajar mandiri ya, Lin."
"Gue gak mau lo bergantung terus sama kembaran lo ini."
"Soalnya, gue gak selamanya ada disisi lo." Ucap Guanlin pelan.

Hianlin hanya bisa menteskan air matanya. Kemudian ia melepas pelukan Guanlin,

"Iya. Gue tau maksud lo baik, yaudah gue ngalah." Ucap Hianlin menepis air matanya.

Guanlin mengacak rambut Hianlin , "Pinter, udah dewasa aja lo, haha.."

"Ikh, emang mau jadi bocah mulu?" Ucap Hianlin sewot.

"Wkwk, iya iya.. gue berangkat dulu ye, Kyla udah nungguin. bye." Guanlin keluar rumah dan segera menuju mobilnya.

"Hum, gue kudu mandiri." Gumam Hianlin yang langsung membanting pintu depan rumah

Brakk!

"eanjir, ntu anak masih marah?" ucap Guanlin dari dalam mobil.


🐥친구🐥


Hianlin yang gabut lebih milih nonton tv diruang tengah. biasa, dengan tontonan favoritnya, Tukang Haji naik bubur... etapi itukan udah tamat. ganti dah jadi Anak Sekolahan.

"Ish, itu kenapa juga pake mukul mukul."

"yah, kan harusnya dia lari kesana."

"goblog, malah ngumpet disitu, PINDAH WOI! PINDAH!"

Hianlin sibuk teriak teriak sendiri ngeliat akting sang idola gak bagus.

"ah, bosen ganti lain." Lalu Hianlin memencet satu persatu tombol remote, mencari channel yang bagus.

Pas Hianlin mencet tombol 7, layar telivisi langsung menampak wajah setan.

"WAAAAAAA!! MAMA!! MAMAA!!" Teriak Hianlin ketakutan sambil memegang bantal.

Cepat cepat Hianlin mengganti channelnya.

Kringg kringg

telepon rumah berbunyi, Hianlin sedikit was was mau angkat teleponnya.

"Angkat ajalah, kalo penting."

Hianlin meraih gagang telepon dan mengarahkannya ke telinga.

"Halo.."

"Lin, gue kerumah lo ya? katanya bonyok lo gak ada dirumah? bisa bebas maen ps ini."

"Hah?"

"gue otw bor."

sambungan terputus, Hianlin ga peduli apa yang di omongin sama si penelepon tadi. Hianlin langsung loncat ke sofa, ngelanjutin nonton ftv nya

"Gak nyelo banget orang yang telepon." Gumam Hianlin .

Ting tongg

Bel pintu rumah berbunyi, Hianlin pun langsung berlari dan membukakan pintu.

"Cari siapa?"

🐥친구 × 박지훈🐥

Teman | Park Jihoon✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang