PROLOG

14 2 0
                                    

Setelah berkeliling untuk mengecek butik, resto family, kantor WO dan beberapa cafe miliknya. Anya memilih istirahat dan menghabiskan sore hari di salah satu cafe miliknya yang bergaya vintage.

Sambil memandang hujan dan menghirup bau hujan, seperti sedikit mengurangi rasa rindunya pada seseorang.
Hujan, mengingatkannya terhadap seseorang yang menempati singgasana di hatinya sejak 12 tahun yang lalu.
Sampai sekarang pun, tak ada yang mampu menggantikan posisi tersebut.

Bodoh, mungkin adalah kata yang pas untuk Anya. Bagaimana tidak? Ia menunggu seseorang yang tak jelas kabarnya hingga 9 tahun lamanya. Padahal dari kehidupannya sekarang, ia bisa mendapatkan segalanya termasuk lelaki 3 tipe (beriman, mapan, tampan). Menunggu 9 tahun hanya karena sebuah janji.

Janji? Di masa sekarang, janji hanyalah seperti parfum. Disemprotkan, menghasilkan bau wangi, lalu jika sudah lama, hilang jua baunya. Seperti itulah kebanyakan siklus janji.

Janji terkadang hanya dibuat tanpa ditepati. Dua sisi dalam diri Anya selalu berdebat. Yang satu ingin bertahan dalam pemenuhan janji dan yang sisi lainnya ingin mengingkari janji. 

"Bodoh banget sih lo! Mana ada
orang yang masih inget sama janji yang udah 9 tahun lalu? Udah expired keles! Mungkin dia tuh udah sukses dan lupa sama janjinya. Udah lah cari yang lain aja, kan banyak yang naksir lo. " ucap sisi batin yang ingin ingkar janji.

"Jangan dengerin setan! Janji ya janji. Gimana pun harus ditepati, kalau enggak dosa loh! Mau tanggungan dosa di akhirat tambah berat? Inget, dosa lo udah kayak sepuluhnya gunung everest coy! Berpikir positif aja deh, mungkin dia lagi ngumpulin receh. Tunggu aja tinggal 1 tahun. Sabar Anya! Semangat! Inget yaa, lo sayang banget sama dia dari dulu hingga sekarang!" ucap sisi lain dari batin Anya yang ingin tetap menunggu dan memenuhi janji.
.
.
.
Jangan lupa LIKE & COMMENT!!!😊
.
.
Matur nuwun.

PROMISE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang