Jimin menghela napas begitu membuka kamar hotelnya, menekan saklar lampu lalu menutup pintunya lagi dengan tumit. Ia berjalan kelelahan menuju ranjang yang dingin karena pendingin ruangan tidak dimatikan sejak ia check-in tadi pagi.
Sembari melepas dasinya, ia membanting tubuh lelahnya telungkup di atas ranjang. Menghembuskan napas lega merasakan tulang-tulang yang berteriak untuk diistirahatkan sendari tadi berkontraksi lebih rileks. Ia memutuskan terdiam beberapa menit dengan posisi yang sama.
Pagi tadi ia terpaksa meninggalkan kekasihnya yang masih terlelap untuk pergi ke tempat dinasnya di Jeju. Ia bahkan hanya sempat mengecup pelipis kekasihnya, takut membangunkannya karena masih terlalu pagi, sebab jadwal penerbangan pertamanya bahkan sebelum fajar menyingsing.
Ia mendengus, biasanya waktu sepulang kerjanya akan disambut dengan secangkir kopi panas, air hangat di bak mandi juga makanan lezat di atas meja. Tetapi sekarang bahkan untuk menggerakkan tubuh menghubungi layanan kamar dan memesan makanan saja rasanya ia tak mampu.
Jimin sudah akan terlelap dibuai dinginnya pendingin ruangan dan segarnya aroma pinus dari pengharum di sudut ruangan sebelum ponsel di saku celana kainnya bergetar lembut dan mengganggu. Membuatnya berdecak dan berusaha meraih ponsel dengan sebelah tangan dan mata yang masih terpejam.
Mengintip malas dari balik bulu matanya, senyumnya segera terukir mendapati username Taetae-baby di notifikasi ponselnya—bersanding dengan beberapa notifikasi email-email penting yang malas ia buka sekarang. Ia tersenyum kecil tiap memandangi direct picture kekasihnya yang belum diganti sejak beberapa bulan lalu, foto mereka berdua saat berlibur ke Daegu dengan kekasihnya yang tersenyum begitu manis dalam dekapannya.
From: Taetae-baby
Jimin, sudah sampai? Apa kau sudah makan? Makan apa?
8.15 PM.Ia terkekeh tipis ketika membacanya dan menyadari bagaimana tingkah cerewet Taehyung yang akan meningkat ketika pemuda itu berada jauh darinya. Taehyung bahkan pernah nyaris menangis saat mereka sedang bertatap muka di skype dan ia sedang dalam keadaan tak baik. Pemuda manisnya begitu merasa bersalah karena harus pulang ke Daegu saat itu juga--meninggalkan ia yang dalam kondisi tidak baik di apartemen. Kemudian mendekapnya tak mau melepaskan begitu pemuda itu datang dua hari kemudian.
Ia mengetik balasan dengan sebelah tangan.
To: Taetae-baby
Sudah, Sayang, dan bukan sesuatu yang spesial. Sedang apa?
8.16 PM. [Read]Jimin tidak memiliki opsi lain selain berbohong karena ia sungguh tak memiliki tenaga bahkan hanya untuk beranjak dari ranjang. Pekerjaan mengawasi lapangan hari ini benar-benar menguras tenaga hingga ke tulang-tulangnya. Bahkan setelah berbaring beberapa seperti sekarang ia masih bisa merasakan sudut-sudut sarafnya yang berkedut.
Beberapa menit tak ada balasan, Jimin mengira jika kekasih manisnya itu sudah terlelap. Tetapi saat ia sudah menyimpan ponselnya di nakas dan membenahi posisi berbaringnya, benda itu bergetar. Membuat ia dengan cepat meraih ponsel kembali.
From: Taetae-baby
Aku sedang merindukanmu :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweeter than Sweet 》pjm+kth
Fanfiction[Third story; Chat(s).] Jimin ingin sekali menghubungi Taehyung via skype ataupun videocall, tetapi sepertinya itu bukan ide yang baik karena ia yakin seratus persen akan memesan tiket pulang ke Seoul saat itu juga jika ia melakukannya. •••••••• ...