SATU

64 4 0
                                    

   De'cielant merupakan sebuah cafe di kawasan elit dan strategis yang sangat terkenal di LA. Hanya melihat bangunan nya saja, setiap orang yang melewati nya seakan ditarik oleh magnet untuk menghampiri nya. Jadi tidak heran kalau cafe ini memiliki lokasi yang luas dan buka selama 24 jam.

Dari luar nya tampak bahwa cafe ini dibangun oleh arsitek ternama dengan bayaran yang sangat mahal. Bayangkan saja cafe ini dibangun dengan dinding kaca dan lantai yang terbuat dari kaca.
Tidak hanya itu dari lantai kaca tersebut setiap pengunjung dapat menikmati keindahan laut buatan.

"Dara, ngapain sih lo bawa gue ke cafe mahal ini? Lo tau kan kita ga punya uang. Pake acara sok kaya sih lo" gadis berambut gold ini mulai dari tadi menolak untuk mampir di cafe ini. Secara dia dan sahabatnya itu hanya anak kost yang punya uang untuk kebutuhan sehari hari saja. Lalu bagaimana mungkin mereka bisa membayar makanan mahal yang barusan dipesan oleh Adara sahabatnya.

"Ga usah bacot deh, sha.. Gue ga mungkin bawa lo ke cafe 'termahal' ini kalau gue ga punya duit. Lo ternyata cantik cantik bloon" protes adara sambil menekankan kata 'termahal' dan yang disindir hanya memutar bola mata nya kesal. Dia ingin membalas ucapan adara, tapi dia menahannya karena berdebat dengan adara hanya membuang tenaga dan tidak menemukan jalan keluar nya.

"Sha lo tau ga sih gue dapat duit darimana?" Salsha hanya menggeleng

" Jadi tadi nyokap bokap gue transferin gue duit. Dan gue juga ga ngerti kok tumben nyokap bokap ngirimin gue duit. Selama ini nyokap sama bokap gue itu selalu buat gue mandiri, mereka mau nya gue itu bisa cari kerja dan cari uang sendiri buat ngehidupin diri gue sendiri. Lo pernah mikir ga sih Sha nyokap bokap gue transferin gue duit kayak gini?" Tanya adara bingung sambil memainkan sedotan minumannya

"Mungkin mereka kasihan lihat putri mereka satu satu nya bakal jadi gembel karena ga punya duit di tanggal tua ini" jawab salsha asal membuat adara sudah siap siap mengangkat tangannya untuk memberi serangan.

"Lo mukul, gue tereakk nih.." ucap salsha cepat sebelum tangan adara mendarat mulus di kepala nya

"Lo rese SALSHACILLA ALMUS. Oh iya Sha sebelum gue lupa. Tadi lo mau ngomong apaan?" Kini raut wajah adara berubah serius dan dia menarik kursi nya mendekat ke salsha. Dia menopang dagunya dengan kedua telapak tangan dan matanya menatap kedua bola mata salsha

"Adik gue, ra. Minggu depan Bryan harus kemoterapi, tapi gue ga punya uang" ada kesedihan yang terpancar dari mata indah salsha. Dia bahkan ga bisa bayangin kalau adik nya itu meregang nyawa lantaran dia ga bisa bayar uang administrasi perawatan adiknya. Semenjak kedua orang tua salsha telah tiada, dia tidak punya siapa siapa lagi. Bahkan kehidupan adiknya sekarang hanya tergantung padanya

"Lo gausah khawatir sha..Gue bisa minta nyokap gue buat transferin uang ke gue lagi, lo harus yakin sha kalau Bryan pasti sembuh" tangan adara mengelus pundak salsha sambil menepuk nya sesekali. Dia bisa merasakan kesedihan yang dirasakan oleh sahabatnya itu.

"Jangan ra.. cukup gue nyusahin lo. Gue ga mau terus terusan bergantung sama lo ra" tolak salsha halus, bukan nya dia ga senang kalau adara membantunya membayar administrasi adiknya. Bahkan dia sangat senang jika itu terjadi. Tapi salsha hanya ga mau adara terus terusan menolong nya. Dia ga mau bergantung terus sama Adara

"Salsha gue sekarang ini maksa dan lo harus terima bantuan gue. GA. PAKE. ACARA. NOLAK. TITIK." ucap adara dengan setiap penekanan pada kata kata nya terakhir

"Adara, pliss jangan buat gue punya utang bu_'

"Apa shaa? Lo ngomong apaan? Gue ga denger tuhh" teriak adara sambil menutup kedua telinganya sebelum salsha menyelesaikan kalimatnya. Sumpah teriakan adara buat gue malu ngakuin dia sebagai teman. Lihat saja semua mata kini menatap kami dengan tatapan membunuh. Ohh adara i wanna kill you now. Gue hanya tersenyum kepada pengunjung yang merasa terganggu dengan suara adara.

MY GAY BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang