Hola, gracias por leer mi historia!
(Halo, terima kasih telah membaca ceritaku!)
Aeropuerto de Tenerife ditulis berdasarkan kisah nyata. Sí, kisah nyata.
Well, bukan Alejandro-nya yang nyata, lol.
AdT ditulis berdasarkan kecelakaan di Tenerife yang, seperti yang sudah kalian ketahui di part terakhir, merenggut nyawa 583 orang.
Ada ledakan di Las Palmas, pesawat dialihkan ke Tenerife, lalu karena terburu-buru, pilot KLM bergerak untuk lepas landas meski belum ada perintah (yang dimaksud air controller sebenarnya "bersiaplah untuk take-off" dan bukan "silakan take-off").
Ini adalah kecelakaan yang menggabungkan sebuah kebetulan (bombing di Las Palmas), cuaca, communication error, dan ketergesaan pilot untuk segera menyelesaikan tugas sebelum tenggat waktu agar tidak mendapat sanksi. Kecelakaan yang bisa dihindari.
Menonton serial Air Crash Investigation, tempat aku mendengar kisah ini dari awal sampai akhir, benar-benar membuatku gelisah. Setiap orang di sana punya keluarga. Alejandro dengan Madre, Padre, dan Isabella. Para penumpang yang tidak bersalah. Para kru yang bertugas.
Ada 583 keluarga yang bersedih. Akibat satu kejadian yang bisa dihindari.
Nyesek ya :')
Tujuanku menuliskan AdT, TRD, dan beberapa cerita lainnya adalah menunjukkan bahwa ada hal-hal yang lebih penting daripada sekadar cinta masa SMA, dengan surat-surat cinta anonim dan pertobatan the so called bad boys gara-gara seorang gadis berkacamata. Ada hal-hal yang lebih mendasar ketimbang kehidupan romansa penuh gairah. Ada hal-hal yang lebih urgent untuk disampaikan.
Menuliskan tentang keluarga itu tidak mudah, jujur saja, karena sedikit banyak aku turut membayangkan apa yang terjadi jika saja salah satu anggota keluargaku mengalami hal tersebut.
But here I am, menuliskannya untuk kalian baca. Berharap kalian mendapatkan apa yang aku sampaikan melaluinya.
Semoga kamu menyukai cerita ini.