Dengan tergesa ia mengikat rambutnya. Pagi ini adalah hari pertama ia akan melaksanakan Ujian tengah semester awal. Namun sudah pukul 6.30 pagi dan ia masih berkutat dengan penampilannya di depan cermin yang terdapat di kamar luas bernuansa putih miliknya itu.
"Udah cantik kok sayang, ayo cepat nanti telat" Ucap Vanilla di depan kamar anak gadisnya itu.
Vania menoleh, lalu memberikan cengirannya itu "Hehe iya Bun ini udah kok. Langsung berangkat aja yaa, Vani buru-buru"
Sang Bunda bersedekap dada "kamu gamau sarapan dulu? Nanti kalo ga fokus ngerjain soalnya gimana?"Tanya Vanilla.
"Gak apa Bund, Vani bisa beli makan di kantin"Tolak Vania secara halus.
Mereka pun berjalan beriringan menuju mobil Vanilla yang di parkir di garasi rumah mereka.
Vania menyalakan Radio yang ada didalam mobil. Lalu kepalanya mulai diangguk-anggukkan sesuai irama lagu yang tengah melantun dari radio tersebut.
"Ayah kapan balik dari dinas nya Bund?"Tanya Vania tiba-tiba dikala ia teringat akan sosok Ayah yang sudah 1 bulan ini tak terlihat oleh sepasang matanya.
Vanilla hanya bisa mengedikan bahunya "Gatau deh, coba kamu tanya Ayah"Kata Bundanya.
Vania hanya diam yak lagi merespon Bundanya.
Gerbang sekolah sudah tertangkap oleh indera pengelihatannya. "Bund, di depan aja ya gausah masuk"Kata Vania sebelum sang Bunda menancap gas nya memasuki pekarangan SMA Harapan Bangsa.
"Hm, yaudah deh. Yang bener ya kerjain soalnya. Oh iya nanti Bunda gabisa jemput. Kamu naik gojek aja ya Van"
"Siap bun, Vania sekolah dulu!"Pamit Vani pada sang Bunda. Tak lupa ia mengecup pipi Vanilla. Lalu lengan tergesa ia mulai turun dari mobil dan berlalu memasuki gerbang sekolahnya.
Vanilla yang melihat aksi anak nya itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enough
Teen Fiction"Bukan apa Van, tapi gue cuma gamau ngerusak persahabatan gue sama mereka. Asal lo tau, semuanya jadi rumit semenjak ada lo" Sarkas lelaki itu menohok hati Vania. Dengan perlahan tapi pasti lelaki itu mulai pergi menjauh. Saat bayang nya mulai hilan...