Arden berdiri menatap gadis di depannya dengan tatapan yang tak dapat di artikan.
"Den, lo tau kan kalo selama ini gue nganggep lo itu ga lebih dari temen. Jadi apa salahnya kalo gue pacaran sama Rico?"Tanya Salsa.
Mereka berdua kini jadi tentonan gratis untuk murid-murid yang kebetulan sedang berada di sekitar sana.
Arden berdecih "Ya ya, terserah lo Sal. Jangan nyesel aja ya nantinya."kata Arden lalu pergi begitu saja meninggalkan Salsa.
Sepeninggalan Arden, para sahabat Salsa pun mulai berdatangan menghampiri Salsa.
"Sal, are you okay?"Tanya Syifa.
Salsa hanya bisa mengangguk.
Bella mengelus pundak Salsa "udah sal sekarang kita balik aja ke ruangan ujian"
Lalu Rissa pun juga ikut menyetujui usulan Bella.
••••
Arden menggebrak meja kantin membuat para sahabat nya yang tengah asik menikmati makanan mereka pun terkejut.
" woy santai Den"Celetuk Elang.
Fanya merengut kesal "Lo apa-apaan sih?! Gajelas banget dateng-dateng gebrak meja"sungut nya.
Dira bangkit dari duduk nya "Lo jangan bikin emosi pagi-pagi deh. Gue lagi laper nih! Jangan sampe lo jadi santapan gue pagi ini"
Leo pun menengahi mereka "heh udah-udah, mending kita dengerin Arden dulu deh. Lo kenapa den?"tanya Leo.
"Iya lo kenapa? Gabiasanya emosian"lanjut Hasya.
Arden dan Dira pun duduk terlebih dahulu.
Lalu arden mulai menceritakan semuanya.
"HAHAHAH! Mampus Den. Lagian lo gue bilangin batu sih"Celetuk Fanya sesaat setelah Arden bercerita.
"Yeu si Fanya. Arden lagi sedih bukannya di hibur malah di caci"Kata Elang.
"Yaudah. Trus mau di Hibur gimana? Gue joget joget ala ayam gitu?"Ucap Fanya.
Lalu mereka semua pun terhanyut kedalam obrolan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enough
Подростковая литература"Bukan apa Van, tapi gue cuma gamau ngerusak persahabatan gue sama mereka. Asal lo tau, semuanya jadi rumit semenjak ada lo" Sarkas lelaki itu menohok hati Vania. Dengan perlahan tapi pasti lelaki itu mulai pergi menjauh. Saat bayang nya mulai hilan...
