Hadiah dari 'dia'

107 12 2
                                    

Hari ini adalah hari ulang tahunku dan Ryoka. Pagi tadi otousan dan juga okaasan membuat pesta kecil untuk merayakannya. Okaasan membuatkan sebuah kue ulang tahun yang berbentuk lingkaran dengan tiga tingkat yang di antara lapisan kuenya terdapat berbagai macam buah berry favoritku.

“Diperkirakan malam ini akan terjadi badai, diharapkan bagi masyarakat agar tetap berada di dalam rumah selama badai berlangsung”

Okaasan yang saat itu sedang memasak melihat otousan berjalan menuju ruang tamu sambil membawa jaket. “Sayang, kau mau kemana? Bukankah sekarang langit sudah mulai mendung?” tanya okaasan cemas.

“Aku akan mengambil beberapa berkas di kantor” ucap otousan sambil menghampiri okaasan. “Kau jangan cemas, aku akan segera pulang” lalu otousan mengecup kening okaasan dengan lembut.

Ryoka, adik kesanyanganku tiba-tiba menghentikan permainan yang ia mainkan bersamaku lalu berlari dan memeluk otousan. “Aku ikut..” ucapnya manja.

“Ryoka sayang.. kau harus menjaga kaasan dan juga kakakmu di rumah” nasihat otousan ke Ryoka sambil mengacak-acak rambut Ryoka. “Haru, bagaimana kondisimu sekarang?” tanya tousan padaku. Kondisiku? Aku baru saja mengalami kecelakaan kecil tiga hari yang lalu. “Bekas jahitannya masih terasa sakit, tapi aku sudah baikan” jawabku sambil tersenyum pada otousan.

“Baik-baik di rumah ya sayang..” ucap otousan padaku lembut sambil mengelus kepalaku. Aku pun menganggukkan kepala.

Otousan bangkit dari posisinya dan beranjak pergi.

Beberapa menit berlalu, akhirnya masakan yang dibuat okaasan pun matang.

Okaasan menata masakan yang baru saja siap di atas meja makan. “Haru.. Ryoka.. ayo makan” panggil okaasan.

“Tousan belum pulang?” tanyaku pada okaasan.

“Belum, mungkin sebentar lagi” ucap okaasan. Kami pun menyantap makanan yang okaasan masak.

.
.
.
.
.

ting nong.. ting nong..

Bel pintu rumah kami berbunyi.

“Kaasan, biar aku yang membukanya” pintaku.

Akupun berjalan ke ruang tamu, lalu membukakan pintu masuk.

cklek..

Pintu masuk terbuka lebar, menunjukkan sesosok pria tinggi bertubuh kekar dengan wajah yang benar-benar tak asing lagi bagiku.

“Tousan..”
Aku segera memeluknya. Entah kenapa, tapi rasanya aku tidak ingin melepaskan pelukan ini.

Tousan membalas pelukanku dengan hangat. “Eh?! Ada apa Haru.. kenapa kau memelukku seperti ini?”

Aku mempererat pelukanku.

“Jangan pernah tinggalkan kami..”

Entah kenapa, tapi kalimat itu langsung keluar begitu saja dari mulutku.

Aku melihat sesuatu, sebuah bayangan yang baru saja melintas di antara tumbuhan yang ada di taman. Tanpa sadar pelukanku sedikit merenggang.

“A-apa itu?” gumamku.

“Kenapa sayang?” tanya otousan sambil melepaskan pelukannya padaku.

“Ah.. bukan apa-apa” bibirku menunjukkan senyum tipisnya agar tidak membuat otousan cemas. Kurasa aku hanya berhalusinasi saja.

“Hey! Kenapa kalian berdua berdiri disana? Ayo cepat makan, nanti supnya dingin lho..” Okaasan memanggil kami berdua. Kuharap yang tadi itu hanyalah imajinasiku saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

yosha!! [Prince Of Stride: Alternative]    (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang