One

74 9 2
                                    

Author

Galen + Arvind : "KAKAAAAA!!"

Claretta : "Yaa, gabisa ngejar mah      
diem aja!!  Gausah sok sokan teriak teriak! Bilang aja mau ngadu ke mamah! Dasar aduan!"

Galen : "KA ARETAAAAAA!!!!! BALIKIN MOBIL MOBILAN PUNYA KITA!!"

Claretta : "Bodoamat gua gamau."

Arvind : "YAUDAH BILANGIN MAMAH! YUK LEN."

Claretta : "Bo.do.am.at. gua ga takut sa.ma.se.ka.li"

Mamah Calya :  "Areta, kamu apa apaan sih? Balikin mobil mobilan punya adik kamu."

Claretta : "Itu mah, tadi Areta lagi enak enak malah di gangguin tuh. Sama itu tuh. Malesin kan. Yaudah lah Areta ambil aja maenannya. Lagian juga berisik mah. Suruh maen di luar aja si. Berisik di dalem rumah mah"

Mamah Calya : "Udah si, Kamu ngalah dulu aja sama adik adik kamu, kamu itu udah gede"

Areta hanya mendengus kesal dan mengembalikan mainannya kepada kedua adiknya itu.

Eits, apa kaliam berfikir Areta mengembalikannya secara baik baik? Kalau iya, kalian salah. Salah besar.

Areta mengembalikannya dengan cara :

1. Areta naik ke atas menuju kamarnya sambil tetap membawa mobil mobilan kepunyaan adiknya

2. Areta membongkar mobil mobilan adiknya dan memutuskan kabel kabel warna warni yang ada di dalam mobil mobilan itu.

3. Setelah mobil mobilan itu nampak rusak, dari dalam. Areta keluar kamar. Lalu melemparkannya ke bawah tempat dimana adik adiknya sedang bermain.

Sadis bukan? 

BRAKK

Lah? Anying? Ancur? Gua kira gabakal ancur. Ah, bisa bisa abis gue di omelin papah plus mamah plus kaka. -batin Claretta.

Galen : "Dih? Ko ancur?"

Galen. Adik pertama Claretta, dia mungkin sudah beranjak dewasa, tetapi kelakuannya masih seperti anak kecil. Padahal dia sudah kelas 6 SD. Dia masih suka bermain mobil mobilan, bermain di funworld, makan masih di suapin, kami menganggap Galen seperti itu karna mamah memaksanya untuk selalu menemani Arvind --Adik kedua Claretta-- bermain. Jadi, mau tidak mau keluarga kami harus menerima resikonya.

Tapi Galen masih ada dewasa dewasanya ko, walaupun dikit.

Dan satu lagi hal yang tidak di sukai claretta terhadap Galen. Yaitu













CENGENG.
















Eits, tapi Galen hanya cengeng di rumah ketika dimarahi oleh mamah Calya --Ibu mereka-- atau di jahili oleh Claretta.

Arvind : "Ya itu biasa lah, paling sama Areta."

Arvind sengaja menekankan nama Areta dan memperkeras suaranya agar Areta merasa bersalah.

Tapi,

Areta tidak mungkin merasa bersalah.

Claretta : "EH, GUE DENGER YA!"

Tok tok

Mamah Calya : "Iyaa, Sebentar"

--- : "Saya warga baru pindah rumah ke sini, oh ya, ini ada sedikit makanan buat kamu."

Mamah Calya : "Ah? Yaa makasih, silahkan masuk dulu."

Tamu itu pun masuk.

Mamah Calya : "ARETAAA!!"

Claretta : "YAA MAH?"

Mamah Calya : "Turun sini"

Claretta turun nelewati ruang tamu.

'Ternyata ada tamu, eungg? Tapi siapa ya? Kaya belom pernah liat ni.'

Claretta  tersenyum manis dan mencium tangan wanita itu saat melewati ruang tamu, dan segera menuju ke dapur.

Claretta : "Mah? Itu tamu nya siapa? Kaya baru liat. Orang pindahan ya?"

Claretta menyerang mamahnya dengan pertanyaan bertubi tubi dengan satu kali tarikan nafas. Walaupun suaranya terdengar lebih pelan, tetap saja dia tidak bisa nyantai.

Mamah Calya : "itu tante Rycca. Tetangga baru kita. Rumahnya di samping rumah kita."

'Tuh kan apa kubilang'

Claretta : "Pasti aku kebawah cuma disuruh untuk bikinin minuman doang kan?"

Mamah Calya mengangguk mantap.

Mamah Calya : "tuh kan udah tau, yaudah buruan sana"

Claretta : "Mending gini aja, sekarang aku bikin minum nih ya buat tante Rycca. Abis aku bikin minum, aku anterin ke tante Rycca terus aku yang lanjutin mamah masak. Mamah ajak ngobrol tante Rycca di ruang tamu aja."

Mamah Calya : "Oke, tapi kamu yang bener masaknya."

Soal masak, Claretta jangan ditanya.
Dia bahkan sudah pandai memasak sejak kelas 8 SMP.
Berhubung dia anak rumahan, dan jarang keluar, dia menggunakan waktunya di rumah untuk Menjahili kedua adiknya, Tidur, Main Handphone, Membantu mamahnya meskipun hanya 10 persen dari kegiatannya sehari hari.

Setelah makanannya dirasa sudah cukup matang, Claretta segera menempatkan makanan itu ke mangkuk ukuran sedang, lalu mencuci piring bekas ia memasak. Dan pergi ke ruang tamu untuk menemani mamahnya.

Claretta : "Mah itu makanannya udah jadi ya."

Mamahnya hanya mengangguk kecil sambil tetap mengobrol bersama tante Rycca.

Claretta memilih untuk memainkan ponselnya, sampai ia mendengar percakapan mamahnya dengan tante Rycca seperti ini.

Tante Rycca : "Cal, ini anak kamu? Kelas berapa? Cantik ya.."

Mamah Calya : "Iya, ini Areta kelas 11 Ah Cantik mah pasti lah, turunan siapa dulu"

Nada Mamah Calya sedikit menggoda Areta, maka sebaiknya Areta berhenti bermain Handphone.

Tante Rycca : "Saya juga punya anak, sama kelas 11 bedanya dia itu cowok."

Mamah Calya : "Wah, tuh Areta, bisa kamu ajakin main. Kamu mah jadi orang rumahan banget si. Gamau keluar. Sekarang udah ada temen tuh, bisa dah main tiap hari tanpa harus ngegangguin adik adik kamu"

Areta hanya tersenyum kikuk lalu menanggapinya

Claretta : "I-iyaaaa mah,"

Mamah Calya : "Kalo boleh tau siapa nama anaknya Ryc?"

Tante Rycca : "Ardiaz."

Lalu sepasang ibu dan anak itu membentuk mulutnya menjadi berbentuk bulat seperti huruf 'O' sambil mengangguk kan kepalanya

Tante Rycca : "iya Cal, ah? Kayanya aku udah lama banget ni, disini kayanya diaz juga udah nungguin aku daritadi.. Kasian dia belum makan siang."

Mamah Calya : "Gamau makan siang bareng disini aja gitu Ryc? Perdana loh."

Tante Rycca : "Ah? Engga ya, lain kali aja, lagian juga aku udah masak di rumah. Assalamualaikum."

Sepasang ibu dan anak itu mengantar Rycca sampai depan gerbang.

Setelah itu Areta pun kembali melanjutkan Kemalasannya di kamarnya.

Soal Ardiaz?

Areta mungkin tidak peduli sama sekali.

Entah

Tidak peduli

Atau

Belum peduli?



Friend or Love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang