3 Juni 2017

213 9 2
                                    

#Harike3
Bedauern x Krankheit

[ b u b u ]

Dia Bubu. Teman terbaikku sejak satu tahun yang lalu. Kehadirannya membuat pengaruh besar di hidupku. Aku tidak pernah lagi merasa sepi. Dia melukis kembali warna yang pudar di hidupku, menghasilkan warna-warni di setiap hari.

Aku mengenalnya di persimpangan jalan. Saat itu, dia terluka berat. Tangan, kaki, dan pahanya robek, menghasilkan luka besar yang menganga. Aku tidak tega melihatnya, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung memapah dan membawanya pulang.

Semua memandangku heran tatkala aku sudah menginjakkan kaki di rumah. Tanpa menghiraukan tatapan itu, aku bertanya pada Mama, "Bolehkah teman baruku tinggal di sini? Namanya Bubu."

Mama mengangguk mengiyakan, dan di saat aku akan meminta tolong kepada Mama untuk membawa Bubu ke rumah sakit, aku melihat tangan Bik Sum yang hendak menarik tangan Bubu.

"Dia terluka," kataku. Aku melanjutkan, "bawa dia ke rumah sakit, kumohon."

Semuanya malah terdiam lalu memandangku heran. Kini, aku malah ikut mengernyitkan alis. Aku heran, kenapa semua orang bertingkah aneh saat melihatku? Tidak ada yang salah denganku, bukan?

"Sini, biar bibi obati luka temannya Non," kata Bi Sum seraya menarik lengan Bubu. Aku hendak menolak, tapi terlambat. Bubu sudah berada di pangkuan Bi Sum.

Dua hari setelah itu, ternyata benar. Bi Sum bisa mengatasi luka Bubu yang menganga lebar. Aku tersenyum lebar tatkala Bi Sum menyerahkan Bubu kepadaku, dan hari-hariku ke depannya semakin menyenangkan.

Sampai hari ini, ternyata dugaanku salah. Hariku sekarang tidak begitu menyenangkan, karena Bubu menghilang. Aku bertanya pada Bi Sum, tetapi ia hanya menggeleng pelan dan menundukkan kepalanya. Lantas, aku bertanya kepada penghuni rumah lainnya, dan respon mereka tak jauh beda dengan Bi Sum. Menggeleng dan menunduk.

Ah, itu dia!
Aku mempercepat langkahku menuruni tangga saat mataku menangkap sosok Bubu berada di pangkuan Mama, dan--pandangaku menyipit, siapa itu? Seorang dokter? Siapa yang sedang sakit?

Heh, peduli setan! Yang penting Bubuku sudah ketemu! Aku berjalan cepat menghampiri Mama lalu duduk di sebelahnya, dan mengambil Bubu begitu saja, tapi tak kusangka Mama malah melotot dan melempar Bubu ke sembarang tempat. Tubuhnya menghantam tembok! Ya Tuhan. Baru saja aku akan berdiri menghampiri Bubu, Mama malah menarik dan membawaku ke dalam pelukannya.

Mama menangis, dan setelah sekian lama akhirnya aku bisa merasakan kembali pelukan Mama.

Aku heran saat pandanganku tertuju pada semua penghuni rumah. Kenapa semuanya menangis?

"Maaf. Maafkan Mama. Mama menyesal sayang. Mama terlalu sibuk, maafkan Mama." Lalu, kenapa Mama meminta maaf?

Samar-samar aku bisa mendengar, dokter yang duduk di hadapanku membicarakan perihal boneka dan Skizofrenia. Apa itu? Skizofrenia? Aku tidak mengerti. Tolong, siapapun, jelaskan semuanya kepadaku.

--
syifaamalia

Terinspirasi dari novel Persona, karya Fakhrisina Amalia

[ 10 Hari Dalam Diksi merupakan kegiatan tantangan menulis yang diadakan oleh OA Bersajak. #Bersajak #10HariDalamDiksi #10HDDJuni #Juni ]

10 Hari Dalam Diksi (Juni)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang