Bagian 2

2.4K 139 13
                                    

Disinilah aku sekarang​, di rumah Ibuku. Aku berjalan menuju pintu rumahnya, ingin rasanya mengetuk pintu rumahnya. Tapi aku ragu, karena saat ini aku seorang diri. Saat ini aku tak bersama suamiku. Ah lupakan pria itu! Ia sudah mendapatkan wanita lain. Saat ini yang harus aku pikirkan hanya bayi yang ada dalam kandunganku. Dengan segenap hati, aku memberanikan diri untuk mengetuk pintunya rumah ibuku.

Tok! Tok! Tok!

"Ya tunggu sebentar" suara dari dalam rumah itu, aku sangat mengenal suara itu. Suara yang sangat sering memberikanku nasihat. Pintu rumah ini terbuka, dan muncullah seorang wanita yang sangat aku cintai dan sayangi. Ibuku. "Salsha?" Kata pertama yang ia ucapkan ketika melihat diriku. Tatapan bahagia sangat terpancar dari kedua bola matanya yang indah.

Dengan cepat aku memeluk ibuku. "Salsha kangen Bunda" hanya itu yang dapat aku ucapkan. Ibuku melepaskan pelukanku "mari masuk, sudah malam udaranya semakin dingin, tidak baik untuk ibu hamil seperti kamu" ujar wanita ini. Tunggu! Bagaimana ia bisa tahu bahwa aku hamil? Padahal aku belum memberitahukannya​.

Aku pun berjalan memasuki rumah ini. Aku sangat mengenal rumah ini. Rumah kayu yang sangat kokoh dan hangat. Rumah yang penuh keceriaan. Rumah dimana aku tumbuh besar​. Rumah dimana aku belajar banyak hal. Rumah dimana ia melamarku.

Lagi.

Aku teringat kepada dirinya. Cukup Salsha! Lupakan dia saat ini, ingatlah bayimu. Aku menutup mataku dan mulai menarik nafas panjang. Aku mencoba menenangkan hatiku yang hancur saat ini.

"Duduklah nak" ujar ibuku dengan lembut. Aku pun duduk di sofa yang berwarna coklat tua itu, yang warnanya seirama dengan tema rumah ini. "Tunggu sebentar ya, mbok lagi ngambil teh anget buat kamu" ujar ibuku dengan lembut.

"Salsha, Bunda ingin bertanya" ujar ibuku pelan. Saat itu juga aku terdiam. Aku mohon, jangan menanyakan tentang pria itu saat ini. Aku tidak ingin membahasnya saat ini. "Kamu kenapa sendiri kesini sayang? Dimana suami kamu?" Tanya ibuku. Damn! Dia menanyakan hal itu​. Apakah aku harus menjawabnya?

SURVIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang