[End] SBS

Boy Meets Evil

Cast : Hoseok & Jimin

------------------------------------

Eoduwojyeo ga nae miraeui bicc
Cahaya masa depanku meredup
Chigi eorin sarange ilheun kkumui gil
Karena cintaku yang kekanak-kanakan, aku kehilangan jalan mimpiku
Nae yamangui dokgi maeil kareul garaji
Racun ambisiku, ku asah pisauku setiap hari

------------------------------------------

Jimin membuat masa depanku suram, ketika sebaris kalimat diucapkannya dengan ragu-ragu.

"A-a-aku hamil, hyung."

Katanya.

Ini gila. Hanya karena rasa penasaranku yang begitu tinggi. Kulakukan kegiatan 'itu' dengannya. Begitu sering, padahal kami masih belasan tahun.

------------------------------------------

But chameul su eopneun nae yoksime kareun mudyeojyeo
Tapi karena keserakahan gila ku, pisauku menjadi tumpul
Algo isseo da
Aku tahu semuanya
I sarangeun akmaui tto dareun ireum
Cinta ini adalah nama lain dari setan
Soneul japji ma
Jangan pegang tangannya
Oechyeojiman jeobeoryeoji nae yangsimeul
Aku berteriak, berbanding terbalik dengan nuraniku
Nari galsurok neukkineun nalkaroun hyeonsildeul
Aku merasakan tajamnya kenyataan setiap hari
Hyeonsire jjijgyeo bulkge mudeun pideul
Ada darah dari hancurnya kenyataanku
Saenggak motaeji
Aku tak pernah berpikir bahwa
Geu yoksimi jiogeul bureuneun napari doel jineun
Keserakahan akan menjadi terompet sangkakala
BREATH
NAFAS

--------------------------------------

Sebulan penuh setelah pernyataan jimin waktu itu. Tak kulakukan lagi hal kotor yang sama padanya.

Tapi mengapa tidak kulakukan ini sejak awal?

Apa karena tidak pernah kuhiraukan nasihat-nasihat ibunya, sebelum kubawa pergi anak yang masih polos itu disetiap kesempatan yang ada.

Pertama,

"Setan ada diantara hubungan yang terlalu rekat."

Selanjutnya,

"Jagalah anakku, nak."

Setelah itu,

"Jangan sentuh tangannya disaat suasana menjadi terlalu canggung."

Terakhir,

"Aku seorang ibu. Aku akan hancur jika anakku rusak sebelum waktunya."

Aku menyesal, sangat menyesal untuk menjadi begitu tamak akan puteranya selama ini. Hingga tanpa kusadari, semuanya sudah terlambat. Karena dalam menghindarinya, aku justru terjatuh pada kubangan dosa yang lain.

.
.
Antidepresan
.
.

Awalnya hanya itu, tapi kemudian aku kembali merasa tak puas.