Hai! Namaku Voela Deicha. Nama yang sulit menurut banyak orang. Hehe. Panggil aja Voel atau yang lebih lumrah Icha.
Aku ingin membagikan sepatah dua patah kata—bisa jadi lebih, tapi memang lebih sih—tentang cinta pertama ku. First love.
I hope you like my story..
================================
Hari itu hari yang cerah—tidak terlalu panas dan tidak terlalu mendung. Aku sedang berdiri di halte bus menunggu bus yang dijadwalkan akan datang setegah jam kemudian. Ku sapukan penglihatanku ke semua arah di dekatku.
Aku terpaku pada suatu pemandangan di seberang jalan. Melihat dua orang yang menunjukkan rona bahagianya. Aku spontan tersenyum ketika melihat seorang anak perempuan itu begitu bahagia berada di pelukan laki-laki spesial di hidupnya. Yes, he is her father.
Entah sudah berapa lama aku memerhatikan kejadian tersebut. Aku begitu terhipnotis dengan itu, hingga tidak sadar beberapa orang di dekatku menatap heran.
Tes..
Satu bulir air meluncur bebas di permukaan pipiku. Tanpa ku sadari, aku telah terjun ke dalam ruang nostalgia yang. Samar.***
Aku berada di ruangan yang semua sisi temboknya putih bersih. Aku menyentuh tembok itu. Tembok itu tidak padat, tembok itu bak angin yang berwarna putih.
Drrtt.. Drttt
Tiba-tiba aku mendengar suara seperti televisi jadul yang dinyalakan.
Aku berbalik. Kini di hadapanku nampak layar besar—menampilkan sebuah gambar seperti kumpulan semut yang berjuta-juta jumlahnya.
Apa ini?
Aku bertanya-tanya dalam hati. Dalam sekejap kumpulan semut itu hilang. Berganti dengan pemandangan seorang laki-laki dewasa, menggendong seorang anak perempuan—berusia sekitar 8 th.Sepertinya itu ayahnya.
Pemandangan yang semula dari jauh itupun, dalam sekilas terlihat dekat dan. Nyata.
Aku melihat sekelilingku. Mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Aku baru menyadari. Aku tak lagi berada di ruangan putih yang tidak nyata. Aku berada di sebuah ruangan di dalam rumah yang bisa dibilang pencahayaannya kurang.
Sepertinya aku pernah kesini.
Kembali ku fokuskan diriku terhadap pemandangan tadi—seorang laki-laki dewasa menggendong anak berusia ±8th. Mereka sudah berpindah tempat, tak lagi di pintu masuk. Melainkan tangga kecil.
Aku mengikuti orang itu beserta anaknya—mungkin.
Aku melihat raut wajah laki-laki itu, ia terlihat bahagia yang tak ter-arti-kan. Mengeluarkan kata demi kata. Seperti sedang menceritakan sesuatu.
Ku alihkan pandanganku ke arah anak perempuan itu. Raut wajahnya menyiratkan ia sedang terkejut, bahagia, namun ada satu raut kesedihan yang tersembunyi di wajahnya.
Aku memeras pikiranku. Berusaha mengingat sesuatu yang pernah ku lihat.
Diaa..
Aku reflek menutup mulutku yang terbuka. Tanganku bergetar hebat. Bendunganku pecah.Dia itu aku kecil..
Dalam beberapa detik kemudian dunia di sekitarku berubah. Aku kembali ke dunia sekarang. Keramaian menusuk telingaku. Menyadarkanku akan sesuatu yang telah aku lalui. Masa lalu.
================================
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love [Twoshot]
Short StoryMaafkan aku yang hanya mengingat 2 momen bersamamu, Dad. Semua ingatan hilang sempurna oleh sebuah kata yang berbunyi 'Perpisahan'. -Voel-