Anak laki laki itu sedari tadi hanya menatap kearah kaca jendela yg ada di sebelahnya sambil memainkan pensil di kedua jari tangannya.
Menunggu memang membosankan.
Pelajaran Matematika yg tidak ada habisnya, membuat semua orang yg berada diruangan itu ingin buru buru meninggalkannya.
Begitu juga seorang Calvin Malano Martinez, atau lebih di kenal dengan Alano.
Alano tidak jauh berbeda dengan murid kebanyakan, hanya yg membedakannya yaitu latar belakangnya.
Terlahir dengan mengengam sendok emas, tidak membuat Alano menjadi pribadi yg sombong atau teman temannya.
Tampangnya yg mampu hanya dengan jentikan jari mampu membuat para kaum hawa bertekuk lutut padanya.
Kenapa begitu? Wajah tampan mungkin salah satu dari banyak alasan.
Mungkin alasan yg paling kuat adalah nama belakang yg mendarah daging pada dirinya. Ya apalagi tentu saja nama keluarga Martiez.
Semua yg mendekati Alano semata hanya untuk mengejar hartanya, , karna itu Alano sendiri berhati-hati untuk memilih teman. Kita perlu Kuantitas dari pada Kualitas.
"No, ngelamunin apa?" tanya seorang anak laki laki yg duduk di sebelah Alano.
Alano hanya diam saja tidak menanggapi yg dikatakan Daniel padanya, For your information, Daniel Skye adalah satu satunya realfriend yg Alano punya.
Pandangan Alano tak lepas dari seorang anak perempuan berkacamata dengan rambut pirang disanggul rapi, yang sedang memegang sebuah bola basket di tangannya.
Ya, kebetulan sekali letak gedung Ipa XII dekat dengan lapangan basket, jadi meskipun kelas Alano berada di lantai 3, tidak menutup kemungkinan untuknya melihat suasana di bawah walaupun terlihat samar.
Dari penampilan perempuan itu, sudah pasti dia gadis yang tomboy, mungkin dia salah satu dari anggota tim basket yg akan bertanding lusa depan.
Tidak seperti yg kebanyakan, mungkin itu yg menarik hati seorang Alano.
"Den, tim basket yg latian itu kok ada perempuannya?"
"Lo gak tau dia? Dia tu kaptennya" jawab Daniel sambil ikutan melihat ke arah jendela. Buset, kapten toh.
Alano sendiri pernah mendengar rumor tentang kapten tim basket sekolah mereka, banyak yg bilang kalau kapten nya itu cacat, walaupun begitu Alano tidak pernah percaya dan tidak peduli.
"Suka lo?" Oke fix. Pertanyaan Daniel kali ini sudah melewati Realita kehidupan Alano.
Alano hanya menatap malas Daniel yg sedang cekikikan, dan memutuskan untuk keluar dari kelas. Dua alasan, Alano merasa canggung sebenarnya dengan pertanyaan Daniel, dan setelah pel matematika akan berganti dengan Fisika. Alano benci fisika.
Setelah meminta izin, Alano langsung menuju ke rooftop dan memasangkan headseat pada telingganya lalu memutar lagu Kill this love milik BlackPink.
Sampai tiba tiba Alano teringat sesuatu, si cewek basket itu. Alano langsung mengambil ponselnya dan menelpon seseorang.
"Shingenki no kyoujin uda update?"
"Belum gan". Setelah mendengar itu, Alano langsung memutuskan panggilannya sepihak.
Entah mengapa si kapten mengingatkannya tentang sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfection Of Love
Teen FictionMungkin hidupmu terasa tidak sempurna, tapi percayalah cinta akan selalu membuat apapun terasa sempurna. -Alano & Tessa