Cassy Hamil

47 13 26
                                    

"Pa..Ca- Cassy hamil"

Kalimat itu yang terakhir terucap dari mulut Cassy. Ia merasakan hantaman kuat di pipinya lalu seketika pandangannya buram. Gelap

-

-

-

Silaunya cahaya matahari masuk melalui celah-celah gorden jendela. Membuat seseorang mengernyit.

Gadis itu mengerjapkan matanya. Menstabilkan pandangannya, menatap keseluruh penjuru ruangan lalu terkejut mendapati dirinya berada di tempat asing.

"Ini di mana?" tanya gadis itu penuh tanda tanya.

Gadis itu hendak mau bangkit dari kasurnya namun jatuh terbaring kembali. Ia tidak bisa mengerakkan tangan dan kakinya. Kedua tangan kakinya diikat dengan kain.

"Siapa yang tega mengikatnya seperti ini? Apakah papa? Apa papa sedang menghukumnya?" tanya gadis itu dalam hati.

Gadis itu mencoba bangkit dari kasurnya namun ia terjatuh.

"Aww.." pekiknya. Ia merasa seluruh tulangnya sangat amat sakit. Bukan hanya itu saja, pipinya juga sakit. Ia ingat betul papanya sempat menghantamnya sebelum ia terjatuh dan kemudian hilang kesadaran.

"Paa.. Kak Chriss.. Bill.. ", jerit gadis itu meminta pertolongan berkali-kali namun tidak ada yang respon.

Akhirnya gadis itu memaksakan tubuhnya bergerak ke arah pintu. Gadis itu berkali-kali jatuh terkapar akibat kedua tangan dan kakinya diikat. Ia hanya bisa menyeret tubuhnya saja. Butuh perjuangan besar untuk sampai di pintu kamar.

Gadis itu mencoba meraih kenop pintu dan membukanya. Namun pintu itu terkunci.

"Tolongg.. ada orang disana?/ Pa?? Kak Chriss?? Bill?" ucap gadis itu menggedor-gedor pintu. Pergelangan tangannya sudah sangat merah. Ia merasa pergelangan tangannya memanas akibat ikatan kain yang terlalu kencang.

Gadis itu terus-menerus menggedor pintunya. Ia tidak peduli pergelangan tangannya yang semakin sakit. Ia harus meminta pertolongan.

"Pa.. kak chris.. bill" teriak gadis itu memanggil.

"Pa!!! Cassy tau Cassy salah. Tidak seharusnya Cassy berlaku seperti itu.Jika papa ingin menghukum, papa boleh menghukum Cassy. Papa bisa mengurung Cassy tapi pa.. tolong untuk sekali ini saja, papa bawa Cassy ke rumah sakit. Badan cassy sakitt..Pa!!!" jerit gadis itu meminta pertolongan.

Gadis itu menangis. Seluruh tubuhnya sangat amat sakit. kepalanya nyeri. Ia memerlukan obat. Setidaknya rasa nyerinya berkurang.

"Paa....." teriak gadis itu meminta pertolongan.

Hingga akhirnya ia menyerah. Gadis itu menangis di sudut pintu. Berharap seseorang datang dan membantunya.

Beberapa jam kemudian pintu kamar tersebut terbuka. Membuat sang gadis menoleh ke arah pintu.

Seorang pria ber-jas memasuki kamarnya. Meletakkan makanan dan air minum di meja lalu berjalan keluar pintu. Belum saja pria itu keluar, gadis itu menarik kaki pria itu.

"Tolong..", ucap gadis itu lirih. Pria itu tidak menggubrisnya. Ia hanya berjalan keluar pintu dengan ekspresi datar tanpa peduli.

"Tolongg.. berikan aku obat. Kepalaku nyeri. Badanku sakit", teriak gadis itu memohon bantuan. Gadis itu menggedor-gedor pintu.

Samar-samar wanita itu mendengar beberapa pria sedang berbicara.

"Sir.. gadis itu sudah sadar ketika saya masuk ke kamarnya", ucap seorang pria yang gadis itu yakin, itu adalah pria yang tadi masuk ke ruangannya.

R&CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang