SATU

0 0 0
                                    

Teruntuk pada pemilik senyum terindah disana

Apa kamu pernah sekali saja menyadari sesosok keberadaan yang menaruh segenap atensi padamu?

Keberadaan kecil yang bahkan tak disadari olehmu.

Yaitu aku.

Kamu itu matahari.

Sedangkan aku hanya 1 bintang redup diantara ribuan bintang cantik lainnya.

1 bintang yang tak akan pernah bisa mendekatimu, meraihmu.

Hanya menatapmu, dengan remang sinar yang ia punya.

Yang mengharapkan cahaya mu, walau terhalang oleh bintang-bintang lainnya.

Aku ingin bercerita padamu.

Tentang perasaan konyol yang kusebut cinta.

Tapi, aku takut.

Aku takut perasaanku itu fana.

Tapi, mengapa masih hanya sosokmu yang selalu ku damba?

Ditengah banyaknya keberadaan manusia, mengapa kau masih satu-satunya?

Satu-satunya yang membekukan tatapanku, agar terus terpaku kearahmu.

Satu-satunya yang kupikirkan ditengah heningnya setiap malam yang datang.

Satu-satunya yang kubaca layaknya puisi dengan kedua tangan terbuka.

Satu-satunya nama yang kubisikkan bersama dinginnya angin yang menawarkan bantuannya menyampaikan segunung rindu.

Dari sekian banyaknya eksistensi di muka bumi, mengapa harus kamu?

Aku terombang-ambing mencari alasan itu. Ambigu.

Kemudian berbalik sia-sia.

Karena, tak pernah kutemukan jawabannya.

Semua tentangmu yang terpikirkan olehku itu abstrak.

Perasaan seperti algoritma yang sulit dipecahkan.

Tak terdefinisikan.

Dengan ketiadaannya jawaban.

Luruh bersamaan dengan jingga milik mentari terbenam yang kian memekat.

Namun, masih selalu terjaga disetiap malam yang kian meninggi.

Bersama dengan rasa ini yang tak kunjung menepi.

A Little LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang