A Thousand more

904 29 0
                                    

hai readers :$

aku baru pertama kali nih nulis fanfic nih.-.

buat my lovely bismaniacs dan smashblast mwah~

Entah kenapa panas matahari hari ini terasa lebih panas dari biasanya. Mungkin ia juga merasakan apa yang kurasa sekarang. Dendam, iri, benci bercampur menjadi satu. Sekarang aku berdiri tegap dengan tangan yang mulai gemetaran dan berkeringat dingin seolah hati tak dapat percaya walau mata telah membuktikannya. Raffa tan, kekasihku selama 11 bulan ini telah selingkuh dariku. Bahkan dengan sahabatku dari kecil, Audrey tan. Aku hanya dapat menetap dengan keadaanku yang begini, berdiri tegap, tangan gemetaran, menatap mereka berdua secara bergantian.

"jac, aku bisa jelasin semuanya. kasih aku kesempatan, please" pinta raffa memohon.

"no more chance for you, raff. It's over. we're done." aku meninggalkan mereka berdua dengan berlari kecil meninggalkan bobber cafe dimana seharusnya aku bertemu dengan sahabat semasa SMP ku. Aku tak punya arah, bahkan tujuan.

"Shit. Seharusnya tadi bawa mobil." gerutuku. Aku ke cafe tadi diantar oleh supirku. Mungkin dia sedang menjemput daddy di bandara.

Aku, Jacey Achava, yang seharusnya menunggu seseorang di bobber, kini hanya bisa terduduk lesu di kursi taman seberangnya. Yang jelas aku mulai merasa sedikit lebih baik disini. Baru saja ku pejamkan mata, ada seseorang menepuk pundak ku.

"hei, kok disini? kita kan janjiannya di cafe. lupa atau gimana?". Dia lah orang yang seharusnya bertemu denganku di cafe. Bisma.

"ha? emang nggak boleh? sumpek disana sendirian" kataku bohong. Ia menghempaskan badannya tepat disebelahku.

"Jacey achava yang cantik, imut, pacar kesayangannya raffa.. kamu tau kan kalo kamu itu paling nggak bisa bohong sama aku? tell me." ia membelai rambutku dengan lembut.

"no more. Raffa selingkuh sama audrey." kataku singkat dengan terisak.

"Audrey? are you sure?" Ia memandangku tak percaya.

"yeah. aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. kalo masih nggak percaya, mata kaki ku juga liat." Kataku sedikit ngelantur dan menghapus genangan air mata yang akan berencana turun dari mataku itu.

"it's okay. free is much better, right? trust me. everything will be fine. mau es krim?" tawarnya mulai melenceng dari pembicaraan.

"mauu. traktir yah. hehe" kataku menjawab tawarannya dengan tertawa. Dia benar. segala sesuatunya pasti akan jadi lebih baik. Untuk beberapa saat aku mendengarkan ada sebagian dari suara hatiku yang berkata untuk berpaling ke dia dari raffa. secepat itukah hati ku ingin merasakan cinta lagi setelah semua hal buruk tentang cinta dan persahabatan itu terjadi?

***

"Thanks" ucapku.

"buat?" ia berpaling dari jalanan. ya, sekarang kami sedang menuju ke rumahku. Dia yg memaksa.

"yah.. everything." aku menatapnya balik.

"tapi aku hanya men-traktirmu es krim dan mengajakmu berkeliling taman itu" ia kembali fokus dengan jalanan. sempat terlewat dibenakku. dasar gila. fakta udah membuktikan orang yang berpaling dari jalanan-sama sekali. menengok pun tidak.-lebih dari 30 detik kemungkinan kecelakaannya 90%. tapi ya sudah lah. aku tersenyum kecil dan menatap jalanan didepanku dengan tatapan kosong.

"it's more than just enough. daddy nggak pernah ngijinin aku keluar kalo nggak sama raffa." ku lihat Bisma menatapku

"lalu aku?" aku hanya tertawa mendengar pertanyaannya.

"tak apa. aku yang akan menjelaskan ke my-lovely-dad kalo aku udh putus dari si brengsek itu dan kau mengantarkanku karena kau kasihan padaku". Aku dan dia terdiam untuk beberapa saat. Dia kembali fokus pada jalanan.

"tak usah. aku saja yang berbicara" ia tersenyum kecil. Senyum yang sedari dulu bahkan sampai sekarang membuat setiap wanita yang melihatnya akan meleleh. aku mengakuinya. aku merindukan sosoknya sebagai sahabatku semasa SMP.

***

Entah sudah berapa lama aku tertidur di mobil bisma. perjalanan ini terasa panjang. mungkin karna macet. mungkinkah sudah hampir sampai? aku mencoba membuka mataku dan mengumpulkan seluruh nyawa yang berceceran. aku sudah dikamar? aku menatap jam doraemonku, 03.00. Bagaimana bisa? aku merenung sebentar. Ctung! bbm? siapa orang gila yang ngirim bbm se pagi ini? Gila. Aku membuka bbm itu. Bisma? dasar pria gila. jam tidurnya jam berapa sih?

"hai cantik. gmn tdrnya? psti blg aku gila krn bbm jam segini kan? hhe" bbm sederhana yg membuatku sedikit jengkel karna nge-bbm jam segini dan juga ingin tertawa ternyata ia bisa membaca pikiranku.

"enak bgt. kok bisa sih aku tbtb udh dikmr? -_- iya. dsr gila. jm tdr nrmal mu jm brp sih? atau 24 jm g tdr? :p"

"brtrimakasih sm pangeran yg kece ini udh susah payah nge gndong km smpe kmr hhe. aku gila krn mu :* :p" sekarang aku merasa dia sudah benar-benar gila.

"iya. makasih udh repot-_- ntr gila bnrn loh :p tdr sanaa. aku mau tdr lagi :G" tombol send segera ku tekan dengan perasaan melayang. aku tak tau apa yang telah terjadi padaku sekarang. aku merasa nyaman dengannya seperti dulu. aku melihat sekilas bbm darinya.

"iy geulis. slmt tdr. :*" singkat dan lagi-lagi membuatku seakan melayang. seandainya dia bukan sahabatku, mungkin aku sudah sangat ingin memilikinya sebagai pacar.

***

a thousand moreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang