Bagian 1
*****
Sudah 2 jam setelah jam kerja kantorku selesai namum pekerjaanku masih belum juga selesai. Untung saja ada teman priaku yang juga lembur sama seperti aku. Ya,, setidaknya aku merasa aman berada di dalam kantor jika ada lawan jenis.
Tapi lain halnya jika keadaanya seperti ini. Aku tidak akan mengira jika pekerjaanku akan selesai malam ini, atau lebih tepatnya tengah malam seperti ini. Berada di luar kantor sendirian merupakan hal yang menyeramkan, bagaimana dan dengan apa aku pulang?. Jika aku tau akan jadi seperti ini mungkin aku tidak akan menolak tawaran ibuku untuk membawa kendaraan, "sial" rutukku. Jika aku tidak menolak tawaran nathan tadi, mungkin aku sudah tidur nyenyak dirumah. Tapi tetap saja, rumahku jelas-jelas bersebrangan arah dengan rumahnya, lagipula dia membawa seorang wanita, mungkin pacarnya. Aku tidak mungkin berada satu mobil dengan pasangan yang akan berkencan, aku hanya akan membuat suasananya menjadi canggung.
Sekarang sudah pukul 11 malam, tidak ada pilihan lain selain memesan ojek online.
Aku mengeklik aplikasi Go-zek di smartphoneku, setelah menuliskan alamat tujuanku aku diminta untuk menunggu 10 menit.
"Aku pikir tidak akan ada driver, ternyata tuhan masih menolongku" belum sempat aku bersyukur, sebuah nomor tak dikenal menghubungiku.
"Ini dia" aku menggeser ikon hijau di layar smartphoneku
'Halo, saya Andre dari Go-zek, apa ini ibu nadine yang memesan layanan?' terdengar suara berat khas bapak-bapak diujung sana
'Ah, iya benar. Tolong dipercepat ya pak, saya menunggu di depan kantor'
'Ah,, bai.. sa..ya.. akan sege..'
'Ha-halo?'
'Halo?'
Aku melihat layar smartphoneku dan ternyata panggilan sudah berakhir sejak tadi. Kenapa suara bapak itu tersendat-sendat? Aku rasa sinyal didaerah ini sudah cukup bagus, lalu kenapa?
Tin. Tin.
Sebuah motor matic dengan pengendara berbaju seragam hijau menghampiriku. "Cepat juga" pikirku
"Ayo pak" aku segera menaiki motornya, namun setelah beberapa detik aku menunggu, bapak itu belum juga menarik gas motornya.
"Pak?" aku menepuk bahunya
"Pak? Ayo jalan?"
Masih tidak ada jawaban, aku turun dan berdiri didepan bapak itu.
"Pak? Kenapa tidak jalan?" tanyaku sedikit kesal
Dia tidak menjawab, namun dia menyerahkan sebuah helm yang sedaritadi terngantung di depannya.
"Astaga, bapak cuma mau memberi saya helm ini? Jalanan sudah sepi pak, untuk apa bapak, ck.. Ah sudahlah" aku meraih helm itu dengan setengah jengkel kemudian kembali manaiki motor tanpa memasang helm yang berada di tangan kiriku
"Ayo pak"
Namun ia masih belum juga menarik gas motornya, tapi kedua tanganya terangkat disamping telinganya seperti gerakan seseorang yang memakai helm.
"Haruskah?" batinku pasrah, aku menuruti kemauanya.
Motorpun melaju dengan kecepatan normal. Setelah diperhatikan, ternyata bapak ini pengendara yang sangat mematuhi peraturan lalu lintas. Ia memakai seragam hijaunya dengan jaket plus sarung tangan hitam, ah,, iya dia juga memakai helm model fullface usangnya dan tak lupa ia menutup kaca helm berwarna hitam pekat yang sama sekali tidak dibuka sejak pertama datang tadi bahkan saat aku sedang berbicara denganya. Seandainya ia tidak memakai seragam khasnya, mungkin tidak akan ada yang percaya bahwa dia adalah driver ojek.
Tidak ada yang salah dengan perjalanan kami. Hingga pada pertigaan jalan yang seharusnya berbelok ke kiri bapak itu malah memutar arah ke kanan.
"Pak, anda salah jalan, rumah saya lewat simpang kiri tadi" ucapku tegas sembari menepuk-nepuk bahunya, namun aku tetap tidak bisa menyembunyikan rasa takutku yang mulai muncul.
Ia menggeleng.
"Turunkan saya disini!" perintahku.
Persetan dengan tengah malam, jalan sepi atau apalah itu, lebih baik aku turun dan segera pergi dari hadapan driver aneh ini. Aku akan melaporkan ulah bapak ini pada atasanya besok, lihat saja.
Motor berhenti dan aku turun dari motornya. Tanpa mengucapkan apapun aku berjalan kembali ke arah pertigaan tadi. Namun bapak itu masih mengikutiku dari belakang, jelas saja deruman mesin motornya terdengar di tengah malam yang sunyi ini.
Aku berjalan cepat dan semakin cepat, mencoba untuk menyingkirkan segala kemungkinan buruk yang akan dilakukan bapak itu kepadaku. Secepat apapun aku mencoba, tetap saja kendaraan yang akan menang kan?
Aku menyerah, aku berhenti dan menyiapkan kuda-kuda untuk membela diri kalau-kalau dia melakukan sesuatu.
Dia berhenti disampingku
Aku menoleh
Dia mulai mengarahkan tanganya kearahku
Aku menelan ludahku, pahit.
"Apa yang harus aku lakukan?" aku mulai panik
"Terserah sajalah" aku mengangkat kedua tanganku menutupi wajah dan tidak lupa menutup kedua mataku juga, aku tidak mau melihat dengan mataku sendiri saat aku tiba-tiba ditusuk.
Tapi, tak terjadi apa-apa.
Aku membuka mataku perlahan dan menurunkan tangan dari wajahku. Aku melihatnya..
Entah apa ekspresi yang aku tunjukan, yang pasti aku merasa sangat bodoh. Yang dilakukan bapak itu hanya mengadahkan tangan kanannya.
"Arrghh,, sial" gumamku.
Aku merogoh tas selempangku dan berniat mencari dompet. Aku menyerahkan selembar uang sepuluh ribu, tapi bapak itu menggeleng. Ia menunjuk dengan jari telunjuknya yang tertutupi sarung tangan ke arah kepalanya.
Aku baru sadar. Segera aku melepaskan helm hijau yang diberikanya tadi, aku membungkuk dan mengucapkan kata maaf. "Ada apa dengan hari ini?' aku merutuki diriku sendiri atas kebodohan yang kuperbuat dan melajutkan langkahku, dengan langkah cepat tentunya.
Tapi itu tidak akan membuatku mengurungkan niat untuk melapor ke atasanya, "tidak akan" aku tersenyum penuh arti.
Saat aku sedang tersenyum itulah aku melihat bapak itu melintas dengan kecepatan rendah serta dengan kaca helmnya yang sudah terbuka. Aku mengikuti setiap pergerakanya berharap ia menoleh padaku dan..
Saat sudah berada didepanku, Ia menoleh ke arahku dengan gerakan seperti mengangguk seakan memberi tanda hormat sebelum akhirnya ia melaju dan menghilang.
"Baguslah, aku bisa melihat wajahnya em,, setidaknya matanya untuk melapor ke atasanya kalau-kalau nan--" aku terus mengoceh hingga akhirnya aku menyadari sesuatu.
Kepalaku berputar-putar, tubuhku terasa berat, dan aku..
'BRUKK'
****
Ada yang bisa nebak ada apa dengan si cewek?? Eh,, malah nge-riddle:v ini bukan riddle ya, tapi silahkan yang mau ngomen pendapatnya
Btw, maaf lama update😂😂. Sebenernya banyak inspirasi judul buat lanjut ngepost, tapi tidak disertai dengan isi cerita yang bagus. Sampai akhirnya saya belajar untuk menulis judul berdasarkan cerita bukan menulis cerita berdasarkan judul. *note : ini bukan curhat atau sejenisnya😅
Silahkan ditunggu kelanjutanya✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Creepy Short Story
HorrorBagi yang mengaku bernyali besar, silahkan baca cerita ini. walau saya masih amatir dalam menulis cerita, apalagi cerita creepy, saya harap pembaca menikmati setiap kata yang saya ketik di cerita ini selamat menikmati~