Prolog

233K 5.9K 52
                                    

Seorang gadis berjalan melewati gerbang sekolah dengan tampilan yang sangat memperihatinkan. Bagaimana tidak, wajahnya yang dibalut make up tipis namun tidak mampu menutupi lingkaran mata panda di sekitar matanya. Pandangnnya kosong, menerawang jauh menembus cakrawala tangga langit entah ke berapa.

Percakapan dengan Ayahnya semalam masih jelas terputar di otak gadis cantik itu. Pikirannya kalut ingin dia marah namun apa yang Ia lakukan ketika Ayahnya memojokkannya dengan kalimat yang begitu menohoknnya.

"Kamu sayangkan nak sama Ayah. Kalok kamu sayang sama Ayah kamu harus mau menerima perjodohan dengan rekan kerja Ayah."

"Aaaarrrgghh... Kenapa harus menanyakan hal aneh seperti semalam sih, ayah! Kenapa semalam gak bisa menolak apa yang ayah minta sih, malah ngangguk-ngangguk aja lagi." Gerutu gadis itu kemudian memberhentikan langkahnya.

TIINNN...TIIINNNN...

Hingga suara klason membuyarkan. Pikiran-pikiran memberontaknya, alih-alih dia menepi dan memberi jalan dengan mobil hitam di belakangnya. Gadis itu justru memutar badannya mengetuk kaca mobil sang pengemudi berniat mengibarkan bendera perang.

"Eh, bego! Gue denger kali klakson elu. Jadi gak usah lu tekan berkali-kali itu tombol." Ucap gadis itu pada sosok yang sudah membuka kaca mobilnya.

" kalok udah denger bilang dong." Ucap cowok di dalam mobil dengan gaya sok kerennya.

" ini yang bego elu apa gue sih." Ucap gadis itu kemudian berlari meninggalkan cowok dalam mobil yang terkekeh dengan ekspresi wajah gadis yang sudah membuat paginya berantakan.

Adam POV

Kenalin gue Adam Bagaskoro, cowok tajir yang jadi incaran banyak cewek dengan tampang cakep gue. Bahkan bikin bidadari lupa diri, tapi gue gak mau di panggil Adam menurut gue itu terlalu kuno. Panggil gue Bagas, ingat Bagas bukan Bagaskoro.

cewek yang barusan nyemprot gue itu, namanya Anindea Laras calon istri gue. Udah gue gak tahu kelanjutannya, gua gak ngarepin nikah sama cewek yang galaknya kayak singa itu. Apalagi gedek gue sama juteknya dia kayak kulkas berpintu dua. Kkkkk~~~~

***

Dea dengan raut kesal yang masih tergambar jelas di wajahnya membanting tasnya membuat sahabatnya yang memainkan ponsel segera mengakhiri aktivitasnya.

"Kenapa lo,ya?" Tanya Fania yang hampir terjungkal kebelakang karena ulah Dea.

" lo tau kan si Bagas, cowok tajir yang gantengnya selangit? Nekan klakson mobil kenceng banget kampret tu bocah." Ucap Dea dengan menggebu-gebu.

" lah bukannya lo suka dia?" Ucap Fania heran, dia tahu sahabatnya itu begitu terobsesi dengan cowok yang namanya Bagas.

" udah kelar" ucap Dea jutek kemudian mengalihkan pandangannya.

" lah secepat itu?" Ucap Fania heran. Matanya berbinar seketika ketika mulut kecilnya berkomat kamit seperti membaca mantra di ponselnya.

" ya, nanti jalan yuk sekalian gue kenalin sama temennya Dico." Ajak Fania berbinar, gadis itu suka pakek banget jodoh jodohin sahabatnya dengan temen pacarnya.

Mungkin kasian kali ya sama si Dea yang gak pernah jalan sama cowok yang berstatus pacarnya.

" ogah, nanti malam gue mau molor." Tolak Dea berbohong, siapa sih yang gak mau jalan sama sahabatnya.

Etsss... tapi Dea juga gedek sama kelakuan Fania yang suka jodoh jodohin temen si Dico buat dia. Gadis itu sama sekali gak pernah mau menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Bukan berarti Dea adalah penyuka sesama jenis atau dia tak menarik di mata cowok sekolahnya. Banyak sih tapi kalo gak srek mau gimana lagi.

Sebenarnya Dea bohong kalok mau ngebo di rumah. Pasalnya gadis itu adalah tipe orang tidur di waktu pagi, bukan insomnia tapi emang udah kebiasaan.

Di rumahnya nanti malam akan ada acara sakral, bukan ngusir hantu atau apalah itu. Tapi acara pernikahan Dea masih rundingan sih.

TBC

Apa ini? Jelek kah gue tau u,u gue nulis juga bukan biar ada yang baca cuman mau ngeluarin unek unek nih otak aja sih.

Hai terimakasih sudah membaca kemudian memberi bintang jalan lupa tinggalkan jejak ya buat penyemangat cerita yang lainnya...

Diamond's Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang