pernikahan

111K 4.5K 6
                                    

Dea duduk di samping calon suaminya, orang tuanya tak mengenalkan keduanya. Dea masih melongo sibuk dengan fikirannya, bagaimana bisa suaminya adalah Adam Bagaskoro. Lalu bagaimana bisa panggilannya Adam, sedangkan di sekolah lelaki itu bernama Bagas?

"Jadi Adam itu Bagas,Bagas itu Adam." Tanya Dea dalam hati bahkan ketika Ayahnya mengucapkan akad nikah pun Dea tak mendengarnya sama sekali.

Adam diam seribu bahasa, tidak menyangka Ia akan mengucapkan akad nikah untuk cewek yang tadi pagi marah-marah padanya. Keduanya memang sudah kenal, sekedar tahu nama saja tidak lebih.

Setelah pengucapan janji suci di depan sang Khaliq, pesta pun di mulai para tamu menyantap makanan yang sudah di hidangkan. Mereka tampak tersenyum bahagia ketika memandang pasangan muda yang juga tak jarang ikut berkumpul dengan sanak saudara.

Tiba-tiba Bunda menghampiri Dea yang tengah bergabung dengan keluarga besar Adam, memperkenalkan dirinya sebagaj istri sah Adam Bagaskoro. Cowok yang songongnya minta ampun.

"Dea kalau capek istirahat aja, sekalian Adam di ajak!" Ucap Bunda mengusap pelan bahu kanan Dea. Dea hanya mengangguk.

"Gue emang capek banget terus kenapa harus sama Adam gitu gue di kamar. Astaga... secepat inikah?" Gerutu Dea setelah Bundanya pergi.

" Gue ke kamar, kalau lo mau istirahat  nyusul aja!" Ucap Dea datar yang di sambut anggukan Adam yang ikutan datar.

Adam hanya bisa menatap kepergian istrinya yang sah di hadapan Tuhan beberapa jam yang lalu. Tak lama Adam pun menyusul Dea ke kamarnya. Sudah muak Ia bersandiwara tersenyum seolah memang sudah siap menjadi pasangan muda.

***

Adam memasuki kamar Dea kemudian menutup pintu pelan, mata elangnya menyusuri design interior ruangan yang tak cukup luas itu. Mencoba beradaptasi dengan bau khas seorang gadis yang begitu menyeruak menusuk hidungnya.

Kemudian sedetik dia tercengang dengan pemandangan yang ada pasalnya Dea sudah mengganti pakaiannya dengan piyama biru muda dan berbaring di tempat tidur di ranjang.

" lah lo kok udah ganti baju?" Tanya Adam sambil duduk di pinggiran tempat tidur.

" lah emang kenapa? Orang gue mau molor." Ucap Dea santai.

" pernikahannya kan belum selesai, Ya. Kalok nanti mama tiba-tiba panggil suruh ngantar tamu pulang gimana?" Ucap Adam.

Ini percakapan pertama mereka, tapi seperti sudah lama saling mengenal satu sama lain. Dea juga tak mengerti meski tubuhnya kini di penuhi keringat gugup karna memang nanti Adam satu kamar dengannya.

" ya elo aja yang wakilin gue, gue capek Adam." Ucap Dea sedikit manja.

Adam terkejut gadis itu seperti enteng bukan main dengannya namun juga tak terlalu heboh seperti cewek pada umumnya.

"Kok lo ikutan manggil gue,Adam. Call me Bagas,Ya. Dan  reaksi lo biasa aja kita sekamar." Ucap Adam nunjuk muka Dea yang kemudian membuka matanya.

" bawel banget sih lo, iya nanti gue panggil Bagas. Udah, terus gue harus alay gitu shock gitu? Ogah... " ucap Dea memutar matanya malas, sejujurnya dia sudah mengantuk tapi Adam selalu mengajaknya bicara ah tidak ralat memancing emosinya.

"Lo jutek banget sih sama suami loh... dih amit amit gue nikah sama elo." Umpat Adam pun keluar karena Dea terus terusan mengacuhkannya.

Kantuk Dea pun seakan menghilang dengan mendengar umpatan Adam. Dea pun duduk dari acara berbaringnya, matanya menatap sengit pada Adam yang juga menatapnya tak kah tajam.

" mau lu ape sih? Capek? Mau di perhatiin?" Tanya Dea seolah menyindir tajam ucapan Adam.

Adam dengan mata berbinar pun mendekat pada Dea kemudian mencodongkan wajahnya hingga tepat di hadapan muka Dea.

Dea pun menahan nafas, dia bahkan tak berfikir akan seperti ini. Melihat Adam dari dekat lebih sakral di banding pernikahannya yang dadakan itu.

" mau gue? Making love sama elo." Bisik Adam dengan penuh penekanan membuat bulu kuduk Dea berdiri mendengarnya.

" apaan sih lo." Ucap Dea sadar dari pesona Adam, gadis itu mendorong wajah Adam dengan telapak tangannya kemudian berbaring seperti semula.

Adam terkekeh melihat respon Dea yang terlihat terkejut dengan ucapannya yang terlalu blak-blakan itu. Adam pun ingin mendekatkan wajahnya lagi namun Dea sudah menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

Adam semakin tertawa keras, sedangkan Dea menarik nafas lega. Itu yang pertama dalam hidup wajahnya begitu dekat dengan seorang cowok.

***
Hari ini hari libur, Dea mempunyai kebiasaan meski hari libur dia tetap bangun pagi entah nantinya duduk di taman belakang rumahnya atau menonton kartun di ruang tengah.

Well, meskipun sudah gede Dea tak bisa meninggalkan kebiasaan kecilnya itu. Dea terbangun hampir terlonjak karena ada Adam si sampingnya, jika saja cincin di jari manisnya tak ada. Mungkin Dea sudah menghajar Adam.
Dea pun segera mandi dan turun ingin segera sarapan. Perutnya sudah meronta ronta menarik lambungnya sejenak fikiran untuk membangunkan Adam terlintas, namun Ia mengabaikannya.

Sunyi tak ada orang pun di rumah, biasanya ada Ayah yang membaca koran sambil menunggu Bunda masak untuknya. Dea fikir mungkin mereka sedang pergi berbelanja.

Pembantu? Bi Inah tengah mengambil cuti selama 2 minggu, anaknya di rumah sedang sakit katanya.

Mata Dea menangkap sebuah note yang menempel pada pintu kulkas, mata Dea membulat sempurna ketika membaca sebuah note kuning yang menjawab semua pertanyaannya yang terlintas ketika dia menuruni tangga menuju dapur.

"Dea, Bunda ikut Ayah keluar kota selama seminggu. Baik-baik ya sama Adam."

Sudah pukul 9 tapi Adam belum juga bangun, meski Dea menaikkan volume TV nya. Kebo banget yeh. Dea mendengar suara langkah kaki menuruni tangga, terdengar tergesa-gesa. Dea sengaja tak menengoknya karena dia yakin itu Adam.

"Ya, lo kebangetan masa gue ngebo lo gak bangunin gue sih." Gerutu Adam kemudian duduk di samping Dea.

" lagian juga libur mau ngapain lo kalok gak ngebo." Ucap Dea tanpa mengalihkan pandangannya dari acara TV.

" iya emang, tapi kan rusak image gue di depan mertua gue." Ucap Adam dengan gaya sok cool memainkan rambutnya.

"Najis lo!" Ucap Dea dengan tampang jijik.

Tiba-tiba Adam menarik tangan Dea kemudian menggigit lengannya, sukses membuat Dea shock berat.

"Sakit bego! " ucap Dea menarik tangannya dan memukul pelan bahu Adam.

TBC

Hai terimakasih sudah membaca kemudian memberi bintang jalan lupa tinggalkan jejak ya buat penyemangat cerita yang lainnya...

Diamond's Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang