Part 2

26 3 1
                                    

"Aus banget lu anjir?sampe segitunya hahaha"ucap Anggi yang tak percaya melihat Laras dengan secepat kilat menghabiskan minuman yang ia berikan.

"Kamu tau sendiri deh nggi.."ucap Laras sambil terkekeh

Part 2-

Bel pulang sekolah pun berbunyi ke seluruh penjuru sekolah Laras.Nafas lega pun keluar dari mulut Laras.Itu artinya sudah berakhir pula lah hari yang panjang dan melelahkan ini bagi Laras.

"Nggi,tar kamu jadikan kerja kelompok di kosan aku?"ucap Laras kepada Anggi.

"Jadi ras,gile aje tuh guru baru masuk sekolah udah ngasih tugas bejibun kaya gitu"ucap Anggi panjang lebar sambil menampakkan wajah kesalnya.

Laras pun terkikik melihat ekspresi sahabatnya itu.

"Sabar aja kali nggi,haha mungkin cobaan anak SMA kali"ucap Laras sambil tersenyum dan sedikit tertawa.

"Lu deh ya ras,sabar mulu kerjaannya,ga capek apa?"ucap Anggi kepada Laras.

"Udah ah,ayo pulang nanti ga selesai lagi kerja kelompoknya"ucap Laras mengalihkan pembicaraan.

"Iyadeh"ucap Anggi mengalah.

Sesampainya di persimpangan mereka pun berpisah dan melanjutkan perjalanan menuju rumah masing-masing.

"Abis ashar ras,jangan lupa!!"ucap Anggi ketika sudah hampir jauh.

"Iyaa"ucap Laras dari jauh.

###

Kini Laras sudah selesai melaksanakan sholat Ashar nya,dan langsung menuju depan jendela kamarnya untuk memastikan Anggi sudah menunggu disana apa belum.Ternyata tidak,Anggi belum terlihat berada disana.

Sepuluh menit berlalu,Anggi tak kunjung terlihat.Akhirnya Laras pun mengambil telepon genggamnya dan menelpon Anggi.
Anggi mengangkatnya di nada sambung ketiga.

"Halo ras,sorry gue bakal telat"ucap Anggi dengan sedikit teriak karena terdengar suara samar-samar di sekitar Anggi.

"Assalammualaikum dulu nggi"ucap Laras.

"Iya bu ustadzah Laras,lupa.."ucapnya.

"Assalammualaikum"ucapnya masih dengan nada sedikit berteriak dan langsung mematikan sambungan teleponnya.

"Kenapa sih anak ini?"ucap Laras yang masih bingung dengan kelakuan Anggi yang 'aneh'sambil menggelengkan kepala.Padahal maksud Laras tadi menyuruh mengucapkan salam untuk mengawali teleponnya,bukan untuk menyuruh menyudahi percakapannya begitu saja.

Sepuluh menit berlalu,akhirnya Anggi berada tepat di depan kosan Laras.Lengkap dengan sepeda gunung nya yang setia ia bawa kemana saja.Laras yang menyadarinya langsung melambaikan tangannya.

"Langsung ke atas nggi.." ucap Laras dengan sedikit berteriak.

Anggi membalasnya dengan mengangguk dan memarkirkan sepedanya di depan halaman.Dan kemudian berjalan menuju tangga yang berada di samping kamar Laras.

Sesampainya di depan kamar,Anggi langsung membuka pintu dan meletakkan tas yang dibawanya di samping pintu.Setelah itu langsung saja merebahkan diri di atas kasur milik Laras.

"Gue capek ras,jangan di marahin dulu.."ucap Anggi ketika melihat Laras sudah ingin membuka mulutnya untuk berbicara.Tentu saja Anggi benar,Laras ingin memarahinya karena masalah di telepon tadi,ditambah lagi ia tak mengucapkan salam ketika masuk kamar Laras,malah langsung saja melenggang tidur di kasur Laras.

Laras yang tak tega melihat wajah keletihan Anggi pun mengurungkan niatnya untuk mengomelinya.Padahal ingin sekali rasanya memperbaiki kebiasaan buruk sahabatnya itu.Tapi Laras sadar,ia sudah beribu kali mengingatkan Anggi.Sudah pasti Anggi muak dan tetap mengingat pesannya itu.Anggi bukan tipe orang yang pelupa.

Lima menit berlalu dengan keheningan.

Lalu,Anggi pun segera bangkit dari posisi tidurnya.Dan segera menarik napas panjang untuk bicara.

"Sorry tadi gue main asal tutup telpon aja,gue tadi lewat bareng sepeda gue di depan festival yang baru di adain di deket rumah gue,nah terus ga sengaja ketemu temen lama gue,namanya Ira.Ya jadi gue ngomong bentar sama dia.Terus dia ngajak buat masuk ke festival sebentar karna mau nyari adek sepupunya yang katanya ilang pas di festival.Dia mohon banget sama gue tadi karena dia takut adeknya ilang,trus gue ga tega lah sama dia makanya gue langsung masuk dan bantuin dia nyari adeknya.Terus ga lama lu langsung nelpon gue,disana rame banget jadinya suara lu kedengeran kecil banget.Jadi gue mutusin buat matiin telponnya karena katanya tadi adeknya Ira udah ketemu.Nah gue langsung pamit sama Ira karna takut lu bakalan marah sama gue.Jadi yaa,gue langsung kesini lah.."ucap Anggi panjang lebar dan diakhiri dengan tarikan nafasnya yang panjang.

Laras pun mendengarnya dengan sangat baik dan memahami alasan Anggi.Oleh karena itu,Laras mengangguk kepada Anggi serta di iringi dengan senyum manisnya.

"Iya nggi,aku ngerti.."ucap Laras.

"Aa makasih udah ngertiin aku Laras sayang"ucap Anggi seraya memeluk Laras erat.

Laras yang kaget pun merasa sesak karena Anggi terlalu erat memeluknya.

"Udah nggi,kamu meluknya erat banget,aku gabisa napas,lagian kamu lebay banget sih elah"ucap Laras dengan nada tertatih dan tersendat-sendat.

"Hahaha maap rass"ucap Anggi yang langsung saja melepasnya dan tertawa.

Setelah Anggi melepas pelukannya,Laras langsung ngos-ngosan karena kelakuan Anggi.

"Haha yaudah ayok kita mulai buat tugasnyaa"ucap Anggi yang segera beranjak dan mengambil buku dari tasnya.

###

Akhirnya tugas mereka selesai dan mereka pun mengemasi barang-barang untuk tugas tersebut tentunya.

Waktu masih menunjukkan pukul setengah enam sore.Itu berarti masih lama untuk menunggu Adzan Maghrib berkumandang.Ya,Anggi sudah berjanji pada ibunya untuk pulang sehabis melaksanakan sholat maghrib di kosan Laras.

"Kita mau ngapain nih?"ucap Anggi yang sudah sibuk dengan telepon genggamnya sendiri.

"Gatau"ucap Laras singkat.

"Eh btw hubungan lo sama Dimas gimana?"ucap Anggi tiba-tiba.

"Aku gaada hubungan apa-apa sama dimas nggi.."ucap Laras.

Eh hai wkkw
Maap maap yaa konflik nya baru muncul wkwk yaa ini dia ceritanya.. nikmatin aja dulu yaaa, haha

Jgn lupa vote+comment bcz thats free😜

TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang