Good bye, freaky people !

30 0 0
                                    

Day by day .... Ternyata Adi termasuk orang yang ramah dan nyambung diajak ngobrol. Sejak Intan lebih memilih cerita sama orang yang bangku depan, mau nggak mau, gue harus ngobrol sama orang yang di bangku belakang biar nggak kesepian. Adi dan Ikhsan. But, Ikhsan keliatannya bukanlah cowok yang friendly kayak Adi. That's why, gue lebih memilih cuma cerita sama Adi tanpa ngelibatin dia. 

Hidup gue saat ini mulai diisi dengan Adi , Adi dan Adi . Kekantin bareng Adi , cerita sama Adi, belajar bareng Adi, pulang sekolah bareng Adi . Sampai sampai muncul trending topic yang bilang gue dan Adi pacaran. It's so a funniest moment, right ? . Gue ga peduli sama omongan mereka. 

So, Isan gimana ? Dia mulai dikacangin sama Adi. Gue ngeliat tatapan Isan makin hari makin beda sama gue. Antara sinis ditambah gak suka seakan-akan gue ngerebut pasangan Maho-nya. But selow dude ... Gue juga nggak niat ngerebut Adi dari lo. Apa gue salah ? Gue ceritanya sama Adi doang tanpa ngelibatin elu ? Semua kan juga gara-gara lo ngga mau nimbrung, ya kan ?. Sekarang, lo tinggal nimbrung sama kita. Beres. Ini kenapa enggak ?

Sampai akhir-akhir ini gue mulai dihantui ngerasa bersalah sama Ikhsan karena tatapannya makin hari kayak seakan-akan ingin memakan gue hidup-hidup, gue bahkan udah mikir mau minta maaf dan ngajak dia sharing - sharingan bareng gue sama Adi. Tapi gimana caranya ? Gengsi dong kalo gue yang ngajak duluan. Gue membalik badan ke belakang, kebetulan Adi dan Ikhsan lagi cerita. Dia langsung diam melihat gue sekarang mengamati mereka bercerita. Tatapannya berubah sinis. 

*hening

"San , lu marah sama gue ?" kata gue memecah keheningan beberapa detik. 

"menurut lo ? " jawabnya singkat banget, dia berdiri dan langsung pergi dari bangkunya berjalan ke arah luar kelas, menendang segala apapun yang menghalangi kakinya berjalan. Adi tersandar di bangkunya ngeliat kejadian itu. Intan mengkode Tata dan Nene untuk  berhenti bicara, mungkin saja tadi dia mendengar ucapan Isan samar-samar ketika cerita dengan Nene dan Tata.  

*kelas Hening

"Ada apa Ra ?" Tanya intan 

Gue cuma geleng - geleng kepala . Cewek satu ini bener - bener penasaran sama apa yang terjadi antara gue dan Isan. Sadar omongannya ga terlalu ditanggepin , dia melanjutkan ceritanya sama Nene dan Tata. Gue ngeliat Adi. Dia masih tetap dalam hukum newton 1 . Hukum F = 0 Alias hukum kelebaman atau hukum kemalasan. Diem aja . Dibalik jendela, gue ngeliat Ikhsan disana juga lagi ngomong sama anak kelas sebelah . Bima. Temen SD yang katanya dulu paling ganteng di kelas. Pangeran berkudanya si Ai , bebeb nya si yola . 

"Bang , kok keadaan jadi buruk gini ya?" Tanya gue singkat. 

"Buruk gimana ? ada apa lagi dek ? " gue geleng geleng kepala.

"kayaknya gue ngerasa kalo adanya gue, jadi gangguin lo berdua !"wajah Adi berubah . . kening nya mengerinyit

"maksud kamu apaan sih ra ?"

"hmm ... sometimes in my feeling , Isan is needed you morethan me !" Gue menghela nafas berusaha nahan gimana nyesek nih hati sekarang. Ternyata dalam dua bulan, gue harus kehilangan sahabat baru gue sendiri. Gue berusaha tetep tegar di depan dia dan beranjak pergi dari tempat kami bicara tadi. Tanpa arah nggak tau harus kemana , sampai gue dihadapin sama satu jenjang ke lantai atas. Gue ngikutin jenjang itu dan berhenti di koridor yang gue anggap view nya keren. Gue mulai mikir apa yang terjadi tadi 

"Jadi lo sekarang nggak suka kalau gue temenan sama Adi ? Oke San! Now you're won dude ... you're won !" bisik gue dalam hati. 

Tanpa gue sadar, ternyata air mata sudah membasahi pipi gue. Gue langsung mengelapnya. 

"Maafin gue Di, kayaknya gue memang gangguin kalian berdua. Gue tau, kalau lo sahabat cowok pertama gue. Lo selalu ngertiin gue, Lo udah ngisi hari - hari gue. Tapi maaf gue harus jauhin lo, gue mundur .. Ikhsan menang" Bisik gue dalam hati lagi.  

Gue menuruni jenjang dan langsung memasuki kelas. Ternyata Ikhsan dan Adi telah kembali bercerita. Dan Intan sekarang duduk sendirian di bangku. Nggak ada Nene dan Tata didepan. Mereka kembali berhenti cerita dan Ikhsan menatap gue sinis(lagi). Gue membalas tatapan sinisnya. Sambil berkata dalam hati "Lo sekarang menang San!"Dia tercegat. Tanpa berkata-kata, Gue kembali duduk di bangku gue 

"Dari mana ?" Tanya Intan

"Gue dri WC, kenapa ?"

"Kok lama ?"

"Engga .. perasaan juga sebentar"

"Gue tahu kali, lo abis nangis. Gue juga tau kali, lo punya masalah sama orang dibelakang gue ini." Dia menunjuk Ikhsan. Gue mengangkat alis sebelah dan mengangguk. 

"Kadang gue bingung deh sama lo, lo kayak nggak nganggap gue tong ! Di MOS, di kelas. Bahkan lo lebih milih cerita sama orang dibelakang ketimbang gue. Lo udah bosan kita sahabatan ?"

"I- Iyaa ga kayak gitu juga Ntan" 

"Lah terus kenapa lo kayak nggak pernah nganggap gue ?"

"Oke gue minta maaf. Tapi kayaknya kita akhir- akhir ini sebrangan benget deh, lo bahas A gue suka bahas B. Lo bahas kpop, gue malah anti kpop. Gue harus gimana ?  "

"Ya lo bisa bilang kan ?"

"Ya  gue minta maaf... Gue sekarang bakal terus sama lo" 

Dia mengacungkan kelingkingnya, dan gue langsung mengaitkan kelingking gue sama dia. Sepertinya, gue udah sia-sia in sahabat gue yang satu ini. I'm so sorry Ntan. For all my mistakes. 



OASISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang