Penjaga Kuil Merah

14 3 0
                                    

"Sel memori telah mengingat virus yang berusaha menyadarkan antibody hatiku" @winaaw_

   "Aku sudah tahu!" Jawab Kenan ketus

Mati kutu Sofa di buatnya, geram sekali! Sofa membereskan buku-bukunya, lalu pergi meninggalkan Kenan.

   Sofa mengapa kau sebodoh ini!

Sofa menggerutu di dalam hati. Mengakui betapa bodohnya Dia. Mengungkit akan kebusukan kekasih Kenan, padahal Kenan sendiri sudah tahu akan hal itu. Tapi mengapa? Masih saja Kenan mau dengan Anita, jelas-jelas Dia sudah mengkhianati Kenan. Ah sudahlah, mungkin Kenan sudah ketularan si Tatang motor, hanya saja Kenan mengatakan 'Cewe Cewe' bukan 'Motor Motor'.

Sofa duduk di taman, menyandarkan kepalanya di samping pohon besar, mencoba melupakan hal-hal yang terjadi antara dirinya dan Kenan. Sofa begitu mengutuk dirinya sendiri, apa yang akan terjadi nanti, perpecahan ikatan persahabatan?

   "Ahh, please Ken! Kamu terlalu di butakan, sedikit saja mengerti apa maksudku, mana tega Aku melihatmu patah" gerutu Sofa kesal

    "Dia akan sadar bila masa itu terjadi" ucap seorang pria, yang sedari tadi memperhatikan Sofa.

Sofa melirik sekilas ke arah suara itu lalu senyuman kecut Sofa tersungging, mengeruhkan wajahnya yang cantik.

   "Huh, sudah terjadi, hanya saja, hidayah belum sampai jar" Sofa menjawab malas

   "Hidayah itu di jemput fa, Aku tau maksudmu itu baik, tapi mungkin dalam urusan cinta Kamu tidak usah mencampuri sahabatmu itu" Fajar ber-argumen

Sofa semakin murung, rautnya kusut muram. Buliran bening siap jatuh, membasahi pipi merahnya.

   "Aku sayang padanya jar, Aku tak mau Dia terluka" Jawab Sofa lirih

   "Ya jelas alasanmu pasti itu, Kamu tahu fa terkadang Dia juga ingin privacy" Fajar menegaskan

Sofa hanya diam, termagu memandang ke depan. Tenggelam dalam lamunan.

    Hehhh faa!

Sofa terenyak, suara Fajar yang keras, buatnya menggeliat heran.

   "Umhh, iya iya" Sofa kaget

   "Sudah lupakan, nanti akan kembali seperti biasa" Fajar meyakinkan

Sofa hanya membalas dengan senyuman. Fajar memang baik, Dia selalu ada untuk Sofa, walau dahulu konspirasi hati di antara Sofa dan Fajar bergejolak. Namun kini, entah rasa itu ada ataukah sudah melebur.

***

Sofa berjalan gontai menyusuri rak-rak buku di perpustakaan, mencari buku buku sastra yang akan membantu dalam tugasnya.

    Huhh, akhirnya.

Sofa tersenyum senang, buku yang Ia cari sudah di temukan, wajah cantik nan manisnya begitu sempurna.

  Sstttt, berisik!

Muka sofa tertekuk muram, tapi Sofa sadar bahwa Dia telah mengganggu siswa yang lain, Dia berbalik dan mendapati seseorang yang berkata tersebut.
Mata Sofa membulat, mendapati sosok Ken di perpustakaan, yang benar saja Ken di perpustakaan, sejak kapan? Dunia mungkin sudah terbalik gengs,ckck

Penjaga Kuil MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang