Chapter Three - Mood Destroyer

5 0 0
                                    


"Haneul-ah, bawakan barang eomma"

"Jadi ini tujuanmu mengajakku liburan bersama-mu"

Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan perkataan eomma dan membawakan kopernya beserta koperku keluar stasiun.

"Seminggu ini aku akan bertemu dengan teman-temanku di Busan, kamu harus jadi anak yang baik didepan mereka" Cakap eomma dengan muka bahagianya yang terpampang nyata sambil terus melihat ke kanan dan ke kiri,

"Tapi eomma, apa kita akan menginap dihotel? Setidaknya itu lebih baik jadi kau bisa meninggalkanku dihotel selagi eomma pergi"

"Kau ingin aku menghabiskan uang berapa untuk menginap dihotel selama seminggu?" Balasnya sembari memukul kepalaku, rasanya sangat lelah bergaul dengan orang tua sepertinya

"Jadi kita akan tidur dijalanan?"

TINN TINN

Sebuah mobil hitam telah berhenti didepanku dan eomma setelah dari jauh ia mengklakson, terlihat seorang wanita berambut pendek bergelombang dengan senyum lebarnya membuka pintu belakang mobil tersebut

"Ah, Yeonhwa-ya. Sudah lama tidak bertemu" Teriaknya sambil memeluk eommaku

"Eonni-ya bogoshipeoyo" Balas eommaku

Mereka menyudahi waktu berpelukan mereka dan menyadari bahwa sedari tadi aku dengan acuhnya melihat perbuatan kekanak-kanakan yang mereka lakukan,

"Perkenalkan, ini anakku. Haneul-ah, perkenalkan dirimu" Ucap eomma yang memberikan perintah untuk memperkenalkan diri, aku segera melepas koper yang sedang kubawa untuk melakukan perkenalan dengan sopan dan sedikit membungkukkan badanku,

"Annyeonghaseyo imonim, namaku Haneul. Sedang bertemu dengan eommanim"

"Wah, anakmu cantik sekali. Sangat mirip denganmu waktu SMP"

"Hahaha, mana mungkin. Aku lebih cantik dari ini, eonni"

Akhirnya setelah perkenalan yang melelahkan dipinggir jalan stasiun Busan, kami pun masuk mobil dan pergi ke suatu tempat,

"Haneul-ah!"

Eomma terus saja mencubit-cubiti ku hingga aku terbangun, dengan nyawa belum sepenuhnya terkumpul, aku keluar dari mobil dan mengambil barang-barangku yang berada dibelakang mobil untuk membawanya masuk kedalam,

Ah, rumah ini cukup besar untuk ditinggali imonim sendirian. Sepertinya dia punya anak,

"Apa perlu kubantu?" Cakap seorang lelaki dari belakang yang mengagetkanku,

Pria ini sepertinya sangat tidak asing dibenakku, walaupun sebenarnya ia sangat tampan, tapi suasana hatiku menjadi rusak karna ia mengagetkanku disaat aku masih mengantuk.

"Minggirlah" Balasku yang langsung menarik sekaligus beberapa koper berukuran sedang itu,

"Benar tidak ingin kubantu?" Tanya-nya sekali lagi

"Baiklah, tapi jangan kira aku akan berbaik hati padamu" Balasku seraya memberi semua koper yang kubawa kepadanya,

"Aku yang membawa semuanya?"

----

"Haneul, kamarmu disebelah kamar Jihyun Oppa" Ucap Imo-nim sambil menunjuk sebuah kamar dibawah tangga,

"Apa pria itu lebih tua dariku?" Tanya ku kepada Imo-nim

"Dia lahir tahun 97, baru saja lulus setahun. Berbaiklah padanya ya"

"Ah, ne.. Imo-nim"

Imo dan Eomma pun pergi meninggalkanku setelah memberi beberapa penjelasan tentang rumahnya, dan aku pun bergegas masuk ke kamarku untuk berbaring selama yang aku bisa.

"Ya! Buka pintunya" Pria menjengkelkan itu kembali membuat ricuh sesaat setelah aku menutup pintu kamarku,

Aku hanya mengacuhkan ketukan pintunya dan menuju kedalam toilet untuk mengganti pakaianku dengan pakaian yang lebih nyaman,

"Baiklah, akan aku bakar baju-baju dalam kopermu"

Aku meraih pintu kamarku secepat kilat setelah menyadari bahwa koperku ada pada tangan kotornya,

"Tunggu sebentar" Teriakku sambil membuka pintu kamarku yang terkunci,

"Kau senang mempermainkanku, ya!" Aku langsung mengambil koper-koper yang berada ditangannya sesaat setelah pintuku terbuka,

"Hahaha, padahal aku hanya bercanda" Balasnya sambil tertawa dengan bahagianya,

"Kau fikir lucu?" Ucapku acuh tak acuh, lalu meraih gagang pintu dan menariknya agar pintunya tertutup,

Pria itu dengan baiknya menahan agar pintunya terus terbuka

"Kita belum berkenalan, tetangga. Seminggu ini kita akan bersebelahan." Cakapnya yang terus menatap mataku dalam-dalam

"Aku Haneul, sekarang pergilah"

"Ya, apa boleh banmal (berkata tidak sopan) kepada yang lebih tua?" Tanyanya,

"Tapi sikapmu tidak seperti orang yang lebih tua dariku" Balasku sambil dengan cepat menarik pintunya dan akhirnya tertutup. Perkataanku tadi sangat tidak sopan dan aku takut ia akan marah kepadaku,

"Ya!" Teriaknya sambil terus menggedor-gedor pintu kamarku dan membuatku semakin ketakutan,

Jihyun POV

"Hyung? Sedang apa kau?"

"Aku baru sampai Airport, kau sudah makan?"

"Belum, Hyung?"

"Aku akan makan setelah sampai dorm. Eomma?"

"Dia sedang bermain dengan teman SMP-nya"

"Hahaha, pasti Appa sendirian"

"Hahaha, dia terus berada direstoran"

"Ya, bantu Appa direstoran. Aku akan segera kembali, sudah ya"

"Hyung, hwaiting!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lucky Fan (행운의 팬)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang