Chapter 5

30 6 0
                                    


"assalamu'alaikum, enibadi hom? incess Qila kambek" teriak Qila saat memasuki rumah. "waalaikumsalam, sore banget pulangnya Qil, mangkal dimana?" itu Papanya. "yee enak aja, Qila kan anak baik - baik, Qila itu abis ikut ekskul paduan suara tau"

"tumbenan mau ikut ekskul begituan kamu." ucap Papanya heran.

"yaaa Qila juga gamau. Tapi wali kelas Qila yang nyuruh. Katanya kelas X IPS 3 wajib untuk ngikutin ekskul. Yaudah Qila ikutin ekskulnya Mia aja." balas Qila sambil menekuk wajahnya.

"oh gitu, gimana? dapet temen banyak?"

"dapet kok. tadi, Qila dihukum berjamaah sama temen sekelas"

Dan mengalirlah cerita Qila kepada Papanya yang penasaran dengan apa saja yang dilalui anak bungsu nya.
-

--------

"kalian bantu cari dia dong, kan kalian udah janji sama gw kalo setelah gw maafin, kalian mau bantu cari Qila. Dia pergi juga gara gara kalian. Lo juga ga bisa maksain perasaan orang. segala sesuatu yang lo paksain gabakal berjalan dengan baik."

"Lo juga jangan gitu dong. Kami emang udah janji. Tapi nyari orang tuh ga mudah. apalagi kami ga megang kaki dia."

"makanya, jangan mau seneng sendiri! egois lu, mikirin diri lu ndiri" ucap laki - laki itu lalu pergi meninggalkan ketiga wanita itu.

"duh gimana dong? Qila juga. alay banget. baru juga difitnah, eh maennya pindah sekolah. pengecut banget"

"Fin! fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. mending dia cuma pindah sekolah. Daripada dia meninggal gara gara kita fitnah gimana?." Balas Syifa panjang kali lebar kali tinggi.

"kok elu belain Qila sih Syif?" tanya Salsa heran namun tetap dengan wajah santainya.

"Gini ya. Menurut gw kita itu kelewat bercanda nya. Kalian juga coba bayangin kalo kalian di posisi Qila. Kalian mau? bahkan gw aja ga yakin."

"yah si kawan berubah jadi lawan. Masa bodo Syif! dia nya juga baperan" balas Afinah lalu pergi meninggalkan Salsa dan Syifa.

'terus apa bedanya elu sama Qila? sama - sama baperan.'

Lalu Salsa pun mengikuti jejak Afinah. Mungkin mereka berdua sudah mulai membenci Syifa. Keadaan seperti ini memudahkan Syifa untuk menolong Aqila.

Dan detik itulah, Syifa pergi meninggalkan cafe yang digunakan mereka ber empat sebagai tempat berkumpul mereka tadi.

-------
S

aat ia selesai bercerita dengan Papanya, Mama Papa nya langsung pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli kebutuhan bulanan. Kedua orang tuanya sudah pergi 1 jam yang lalu. Dan sekarang menunjukkan pukul 17.15 dengan segera Qila bangkit dari kasurnya dan menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Saat mandi ia teringat sesuatu. Bukankah Mama nya akan mengajak nya pergi untuk membeli sepatu dan kaus kaki baru?. Dengan kecepatan kilat, ia menyudahi mandinya dan segera memakai baju pergi.

"memang benar apa kata orang. Kamar mandi adalah tempat yang tepat untuk berfikir." ucap Qila seraya menuruni tangga menuju lantai bawah.

"sekarang apa? nyalain tv." TV pun sudah menyala dan menampilkan berita tentang almarhumah Julia Perez. Sebenarnya, ia tidak menonton berita tersebut. Namun berita tersebutlah yang menonton dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang