Karma

836 84 1
                                    

Audie's Pov

Sudah 10 menit aku berdiri didepan pagar rumah sendiri menunggu seseorang yang semalam membuat janji akan mengantarku ke kampus tapi sampai sekarang belum juga datang.

Hp-ku bunyi ada notifikasi whatsapp.

'Aku nggak bisa jemput babe, ban mobil aku pecah.' isi pesannya.

ZBL!, selalu saja begini, dia selalu melakukan hal yang sama, selalu berjanji tapi selalu mengingkari. aku juga terlalu bodoh untuk mempercayainya berkali-kali. cintaku membutakan kesalahannya.

aku memasuki rumah, mengambil kunci mobil, mobil yang akan kukendarai menuju kampus.

karena mood-ku sedang berantakan aku melaju dengan kecepatan diatas biasanya. Salip kanan salip kiri. Ditambah lagi dengan hari ini yang bertepatan dengan hari senin, I hate monday. why? Dosen hari ini berbeda dengan dosen lain, dosen yang satu ini tidak suka menunggu mahasiswanya, dia lebih suka ditunggu. Curang kan? Apabila ada mahasiswa yang datang setelah absen kembali ke tangan dosen maka mahasiswa tersebut dipersilahkan masuk tetapi tidak diperbolehkan absen a.k.a nggak dianggap gitulah. Minimal kamu harus berjalan selangkah dibelakang dosen.

setelah menunggu di lampu merah yang durasinya hampir satu menit aku mengurangi kecepatan lajuku karena sekarang aku memasuki jalur pantura, menggunakan lajur kiri.

ketika aku akan memasuki gerbang kampusku ada mobil yang berhenti menghalangi jalanku. berhubung ini jalur pantura aku tidak bisa seenaknya menyalip kendaraan dari kanan, aku harus memastikan kendaraan di lajur kanan sepi terlebih dulu tapi harapannya kecil karena kondisi jalan ramai lancar ditambah lagi sekarang jam-jam kantor.

dengan sabar aku menunggu mobil didepanku berjalan. mataku tak sengaja tertuju pada plat nomornya. mobil nissan juke warna merah dengan plat nomor 4334 KA. itukan mobil dika. cowok gue?

yang lebih mengagetkan lagi adalah, didepan sana aku melihat perempuan sedang turun dari mobilnya, mengobrol sebentar kemudian melambaikan tangan kepada si pengemudi mobil.

ketika ada kesempatan, aku memutar setir kekanan dan menyalip kendaraan di depanku, untuk memastikan siapa pengemudi dibalik mobil yang aku yakini mobil dika.

dan benar, pengemudi dibalik mobil dika adalah dika sendiri. lalu siapa perempuan itu?

aku memarkirkan mobilku sembarang dan berjalan mengikuti perempuan tadi. dia belok ke arah fakultas teknik.

belum sempat aku melihat wajahnya dia sudah memasuki sebuah lab. komputer. dia sempat mengobrol dengan temannya sebentar. aku hanya mengingat pakaian yang dia kenakan, jeans biru muda dan atasan putih tanpa lengan. argh.

sekarang apa yang harus kulakukan? masalah ini aku pikirkan nanti saja, sekarang aku harus lari ke kelasku, jangan sampai aku tidak mendapatkan absen kehadiran dosen yang satu ini.

dan masih ada harapan. aku sedang berjalan selangkah dibelakang Dosen. ketika pak dosen berbalik badan akan menutup pintu, aku berdiri tersenyum, senyuman memohon agar diperbolehkan masuk.

Dika's POV

Membingungkan sekali membagi waktu untuk 2 pacar sekaligus, mereka yang dua-duanya sama-sama aku cintai selalu memintaku untuk mengantar-jemput kuliah. aku tahu mereka tidak sama sekali menjadikanku seorang supir, mereka hanya ingin menghabiskan waktu berdua denganku. meraka sama-sama ingin melihat perjuanganku. sepertinya.

aku memutuskan mendua dari gea karena aku selalu dikejar-kejar oleh Audie sejak SMA. aku tahu ini dari teman-temanku yang mengatakan kepadaku setalah lulus. bahkan sampai kuliah pun dia masih sering mengirim pesan kepadaku. aku yang tidak bisa menolak pesona dari sosok Audie akhirnya berpaling dari gea tanpa mengurangi rasa cintaku kepadanya.

Audie juga tidak mengetahui bahwa aku sudah mempunyai pacar sebelumnya. yang aku tahu Audie menyukaiku dan karena tidak ingin menyia-nyiakan kesampatan ini aku mendekatinya, entah setan dari mana aku menembaknya padahal aku sudah memiliki gea. aku menjadikan dia pacar keduaku.

Tapi cintaku lebih besar kepada gea, meskipun aku tahu cintanya Audie lebih besar kepada ku dibanding gea.

dan yang lebih parah lagi mereka ini satu kampus, hanya beda fakultas. suatu saat bisa saja aku ketahuan karena memacari 2 orang dalam satu kampus. resiko ketahuannya lebih tinggi bukan?

ketika pagi aku akan mengantar gea ke kampus, dan ketika siang aku akan mengantar Audie pulang. aku selalu ber-alibi kepada gea bahwa aku tidak bisa mengantarnya pulang dan aku juga selalu berdalih kepada Audie bahwa aku tidak bisa menjemputnya ketika pagi. aku melakukan ini karena aku ingin tetap memiliki kedua-nya.

hubunganku dengan gea sudah hampir 9 bulan, sedangkan dengan Audie baru satu bulan.

Author's Pov

Kali ini audie tidak fokus mengikuti kegiatan belajar mengajar, otaknya terus menerus memikirkan siapa perempuan yang diantar kekasihnya tadi pagi. rencananya setelah kuliah selesai dia akan menemui perempuan tadi untuk menanyakan ada hubungan apa dia dengan dika, sepupunya kah ? kalo iya, Audie akan merasa lega. bagaimana jika bukan?

apakah dika selama ini berbohong ketika dia tidak bisa menjemputnya bukan karena jadwal kuliah mereka yang bentrok tapi karena setiap pagi mengantar perempuan lain. pikiran negativ mulai muncul diotaknya. beruntung, dosen tidak menegurnya karena dia melamun sedari tadi.

sedangkan diluar sana dika sedang mengendarai mobilnya menuju kampus Audie. berniat untuk mengantar pulang kekasihnya yang kedua itu. dia belum tahu bahwa Audie akan pulang mengendarai mobilnya sendiri.

dika mengirim pesan kepada Audie bahwa dirinya sudah menunggu di depan gerbang kampusnya. Audie menunda niatnya untuk mencari perempuan yang ia duga sebagai selingkuhan pacarnya. dia lebih memilih menemui dika yang sudah menunggunya sekalian ingin menanyakan hal yang ia lihat tadi pagi.

"aku bawa mobil, nanti aku pulang sendiri. aku cuma mau nanya sama kamu," ucap Audie setelah memasuki mobil dika.

"loh koq bawa mobil sendiri? nanya apa sayang?" kata dika penasaran.

"tadi pagi nggak ada taxi lewat, kamu tadi pagi kuliah jam berapa?"

"jam setengah delapan, makanya aku nggak bisa nganterin kamu, kamu kan kelasnya jam 8." bohong dika.

"kamu nggak bohong kan?" Audie memastikan.

"enggak sayang, kamu kan tau jadwal kita selama seminggu nggak ada yang cocok." kilah dika.

"iyaa sih, eh besok kamu cukuran deh, rahang kamu numbuh cambang gitu, aku geli liatnya." ucap Audie sambil menatap dika dengan teliti.

"aku pikir kamu bakal bilang aku lebih macho kalo bercambang." dika menduga.

"kamu salah besar, justru aku nggak suka tau liatnya."

"iyaa nanti aku cukuran sayang," ucap dika ragu.

"hmm ya udah, aku pulang dulu kalo gitu, kamu hati-hati!" Audie turun dari mobil dika.

Audie meyakini bahwa dika sudah berbohong kepadanya. harusnya apabila dugaan Audie benar bahwa dika mengantar sepupunya atau siapapun mungkin dika akan jujur,

tapi kenapa dika harus berbohong?

seperti ada sesuatu yang ditutup-tutupi oleh dika. Audie berhipotesa bahwa perempuan itu adalah selingkuhannya.

selama perjalanan dika merasa heran kepada Audie yang menanyakan hal tadi padanya. dalam pikirannya menduga bahwa Audie melihat dirinya mengantar gea. tapi dika melempar pikiran itu jauh-jauh, mungkin saja Audie hanya ingin memastikan dirinya benar-benar ada kuliah pagi pagi sekali, sehingga tidak bisa menjemputnya.

Biasanya juga aman. Batin Dika.

usai menemui dika, Audie berjalan menuju fakultas teknik untuk mencari perempuan yang dia duga selingkuhan pacarnya. tapi sial, dia tidak menemukan perempuan dengan berpakaian jeans birumuda dan atasan tanpa lengan yang dia buntuti tadi pagi. sebagian mahasiswa di fakultas teknik juga sudah pulang.

Audie memilih pulang ke rumahnya dan akan memulai penyelidikan besok pagi dari rumah dika.

⸙⸙⸙⸙⸙⸙

Tbc.

Third PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang