Catatan ke-6

16.2K 2.9K 159
                                    

Sebelum gue menulis untuk hari ini, gue ingin berterima kasih kepada Tuhan YME karena telah memberi kesempatan kepada All Time Low untuk menghasilkan album barunya, Last Young Renegade. Bukan cuma karena gue cinta mati dengan lagu-lagu mereka dari jaman gue SMP, tapi karena dengan hadirnya album mereka, gue bisa ngomongin itu seharian penuh sama Zita.

Siang tadi gue makan di kantin sama dia dan temen-temen gue yang lain. Tapi, kita berdua duduk di paling pinggir, hadap-hadapan. Karena agak ribet juga kalo mau ikut ngobrol sama anak-anak di pojok lainnya, gue akhirnya membuka obrolan sama bidadari gue itu.

"Eh, lo udah denger album barunya All Time Low belom?"

"Udah, udah! Gila enak-enak banget, Ghan! Gue suka banget!"

"Lo paling suka sama lagu yang mana—eh, enggak. Sebut lagu yang paling lo suka ya, barengan ama gue."

"Oh," Zita tersenyum. Mukanya keliatan banget excited. "Ayo. Satu, dua, tiga, Life Of The Party!"

"Drugs and Candy!" seru gue.

Sebenarnya sih, gue sedikit kecewa karena ternyata favorit kita beda. Tapi, di sisi lain gue juga seneng karena mulai detik ini—dari detik gue tau lagu kesukaannya Life Of the Party, gue akan suka juga sama lagu itu.

Eh, tapi bukan gara-gara Zita suka lagu itu gue jadi sok-sok suka, ya. Gue kan emang suka semua lagu All Time Low.

"Ah, anjir. Life Of The Party keren juga tuh," kata gue.

"Ada juga sih yang gue suka, tunggu, tapi gue agak lupa judulnya. Control—"

"Ground Control?" gue mengoreksi. "Itu juga keren. Meaning-nya setipe gitu sama Missing You, menurut gue."

"Ih iya! Iya banget. Gue juga waktu denger itu langsung mikir kayak lo."

"Ye, ngikut-ngikut aje lo!"

"Lah?" Zita nyaris tertawa. "Emang gue mikir gitu, ya."

Terus, setelah dari kantin, kita balik ke kelas jalan sebelahan. Nggak banyak basa-basi atau ngomongin hal nggak penting gitu. Soalnya, gue dan dia sama-sama diem. Yang bikin gue semakin naksir sama cewek di sebelah gue itu ya, diemnya gue dan dia itu nggak bikin gue resah untuk harus mengatakan sesuatu.

Ngerti, kan?

Kayak, ya udah. Kalo emang nggak ada yang harus diomongin dan emang waktunya buat diem, ya diem aja. Diemnya Zita bikin gue nggak merasa canggung.

Padahal kita bukan orang yang udah deket banget dari dulu.

Kenapa bisa begitu ya?


***

(ditulis ulang Juni, 2023)

Tulisan Ghani (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang