Melody

712 48 2
                                    


Nickname : clawsss

Happy reading 🙌🙌🙌

*****

Pria betopi hitam itu menghempas tubuhnya pada kursi panjang yang menghadap langsung pada sebuah sungai yang hanya terhalang oleh jalan setapak yang tidak begitu luas. Matanya tajam menatap kearah jalan menyaksikan kerumunan orang dengan segala jenis aktivitasnya.

Pria itu menjejali telinganya dengan sepasang earphone putih lalu perlahan memejamkan mata menikmati suara di sekitarnya. Ia tak mendengar apa-apa dari sana, melainkan hanya meresapi suara-suara di sekitarnya. Meresapi suara manusia yang menyatu dengan suara alam. Dengan tiupan halus dari angin senja yang menyapu tubuhnya yang hanya di lapisi hoodie abu-abu yang tertutup rapat. Menyembunyikan sepasang tangan di balik hoodie berwarna gelap itu.

"Kamu di sini."

"Hmm.."

Pria itu tak bergeming, dia masih duduk mengacuhkan si empu suara bertubuh mungil yang baru saja menyapanya.

"Cari inspirasi?"

Pria itu mengangguk masih dalam posisinya semula, dengan mata terpejam dan sepasang telinga yang dijejali earphone. Sejurus kemudian pria itu melepas earphonenya menoleh pada wanita berparas cantik dan berkulit putih yang duduk di sampingnya.

"Inspirasiku, ada disini."

Ujar pria itu menampilkan senyum tipis membuat sepasang matanya menghilang. Wanita di hadapannya hanya mengulum senyum mendengar kalimat pria tadi.

"Apa kau mencariku?" ujar pria itu tanpa menoleh, wanita itu hanya berdehem "Aku tau kau disini." Mereka kemudian terdiam memandang pada satu objek. Jingga di ujung sana.

"Mel, tetap bersamaku ya." pria itu menoleh lalu menggenggam tangan mungil wanita di sampingnya. "Kamu ada-ada saja, memangnya aku mau kemana? Tempatku di sini, seharusnya aku yang berkata seperti itu." pria itu terkekeh pelan. Kilatan hitam yang sulit di terjemahkan oleh sang wanita, entah apa makna dibalik rentetan kalimat pria di hadapannya. Melody tidak pernah tau dan tak akan pernah tau.

Keduanya terbuai dengan lamunan dalam satu genggaman yang tak seorangpun dari keduanya saling mengerti arti dari genggaman itu. Entah sang pria yang begitu naif, atau sang wanita yang begitu pintar menutupinya. Tapi, sang senja tidak sulit menerjemahkan kebahagiaan keduanya saat sepasang jemari dari dua insan manusia itu bertaut. Senja telah mempersatukan mereka.

"Aku antar kamu yah," hal rutin yang tidak pernah absen di lakukan pria itu ketika keduanya telah menyaksikan sang surya menuju ke peristirahatannya.

"Dyo, bukankah kamu harus pergi sekarang?"

"Ah, itu bisa nanti. Aku harus memastikan kamu sampai di rumah dengan selamat. Cepat naik." Dyo, dia memberi isyarat pada Melody untuk segera naik pada bagian belakang sepedanya. Melody tau, pria itu akan bersikeras melakukan apapun untuknya. Dia meraih pinggang Dyo, ketika pria itu mulai mengayuh sepedanya.

Melody, sesuai namanya gadis itu sangat mencintai musik namun tak pernah serius dalam menanggapi bakatnya itu. Baginya musik adalah hidupnya. Di perjalanan wanita itu bersenandung ria dibalik punggung lebar pria yang tengah asik mengayuh sepeda.

"Hm..hmm..hmm..hmm.."

"Seperti apa hari ini yang telah di lewati pasti terpikir saat di jalan pulang."

"Meski ada hal sedih ataupun hal yang memberatkan tak apa asal yang bahagia lebih banyak"

"Karena tidak mau membuat keluarga dan teman dan orang di sekitar jadi khawatir"

MeL1ds DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang