hello reader💕 ini nih part 8 nya sudah aku upload. di like dan di coment yaw😘 happy reading
.
.
.kita udahan aja.
aku mengirim pesan itu kepada Ray. Dadaku sesak terisak tangis ku yang terlalu menjadi-jadi. Bahkan aku tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Hingga guru menyuruh ku untuk pergi ke UKS. Tapi aku menolaknya aku berusaha mengikuti pelajaran dengan baik, meski masih terdengar suara tarikan nafasku yang tak bisa ku kontrol.
usai pelajaran berakhir aku langsung di serbu oleh banyak pertanyaan dari teman-temanku. sedikit risih, aku pun tidak mau mengatakan yang sebenarnya terjadi. aku akan tetap diam.
sengaja aku pulang naik angkot, agar tidak perlu menunggu Rain menjemput, jika di jemput Rain mungkin peluang bertemu dengan Ray semakin besar, dan aku tidak akan bertemu Ray untuk dalam waktu dekat ini.
aku sampai di rumah dan melihat Ray sudah di depan rumah, aku menunduk dan langsung masuk ke dalam rumah.
"yang...." Ray memegang tangan ku. aku menghela tangannya. "kenapa kamu mau putus?"
aku diam, berdiri di hadapannya.
"kamu marah karena aku gak ada waktu buat kamu? okay, malming nanti ayo kita pergi. kamu gak biasanya kayak gini" ucapnya sembari meraih tanganku
aku menghela nafas, lagi-lagi aku hela tangannya yang berniat menggenggam tangan ku. "kamu pikir aku marah karena itu? aku minta putus karena itu? simple banget sih pikiran kamu, gak biasanya kamu kayak gini"
"yang.... kalo gitu sebutin apa salahnya aku, biar aku bisa intropeksi diri yang..." ucapnya
aku melirik ke langit yang mendung, nampaknya sebentar lagi hujan. aku tau dia tidak akan melakukan hal bodoh semacam berdiri di depan rumah meski diguyur hujan atau semacamnya, tapi aku juga tetap khawatir dia kehujanan.
"kamu mending pulang sekarang" ucap ku, dia diam. "mungkin aku bakal berubah pikiran sehabis nenangin diri" tambah ku
dia mengangguk "kita gak putus kan?"
"kita tetep putus, aku gak bisa sama kamu"
"lah kok gitu sih Sky..."
"kamu ikutin aja omonganku dulu"
"okay aku pulang sekarang, tapi tolong tetep kasih kabar ke aku ya"
masa bodoh! selama ini kamu gak pernah kasih aku kabar aja apa perdulinya kamu.
***
suara ponselku benar-benar menggangguku saat sedang belajar. dan sudah jelas bisa di tebak itu adalah Rey.
aku menghela nafas panjang, ku lempar ponselku ke atas tempat tidur.
dia tidak akan seperti ini jika ia merasa tidak bersalah, jadi jika sudah seperti ini berarti dia tahu bahwa dia salah.
Sany masuk ke kamar ku dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur ku.
"ngapain loe diaini?" tanya ku dengan tetap fokus menyalin catatan ku.
Sany mengerang "uaaaahhh, loe rajin amat belajar terus, gak bosen?"
"apa peduli loe sih kak, gue tanya apa jawabnya apa" sahut ku
Sany menemukan ponsel ku di bawah bantal, ia memeriksanya "eh cowok loe dari tadi nelpon nih 12 panggilan tak terjawab"
"biarin aja, gue lagi belajar"
"ohh lagi berantem tohh" ucap Sany kemudian mengangkat telpon tersebut. "hallo Ray?..."
aku langsung reflek melihat ke arah Sany yang sudah menempelkan ponselku di telinganya
"kakkkkk" saat ini aku tidak bisa berbuat apa saat Sany sudah mulai mengobrol dengan Ray
"iya si Sky lagi belajar ini... enggak gue lagi di kamarnya ada suara telpon gue angkat deh. Eh loe jarang banget main kesini sekarang, sok sibuk loe... adek gue suka kesepian akhir-akhir ini jadi obat nyamuk gue mulu di ruang tamu kasian deh... iya kesini aja, gue ajak main uno... sip gue tunggu, bawa martabak ya"
mereka menelpon cukup lama entah apa yang dijawab oleh Ray aku tidak tahu."loe ngomongin apa aja?" tanya ku
Sany berpose layaknya model majalah dewasa di atas tempat tidur ku, aku menatapnya sedikit risih tapi itu sudah menjadi kebiasaannya yang bersikap berlebihan yang jatuhnya malah porno.
"hmm, dia tanya loe ngapain, terus gue bilang kalo dia sok sibuk, katanya dia lagi sibuk sama temennya yang baru dateng dari medan, terus dia bilang hari ini lagi kosong, jadi mau kesini"
"hah? dia mau kesini? aduhh!"
"lah cowok ngapel kok malah aduh, kayak baru-baru pacaran aja loe sok panikan" ucap Sany sembari menggaruk-garuk pipinya sementara aku masih panik. "udah lah, kalo ada masalah di selesain, apa gunanya loe ngehindar terus"
aku terdiam. aku melihat Sany setelah itu. "gue udah selesain, tapi dia yang gak mau berakhir" ucap ku
"hah? bentar-bentar" Sany membenahi cara duduknya, ia duduk bersila di atas kasurku "maksudnya gimana ni?"
"gue udah putusin Ray tadi siang, tapi dia gak mau putus"
"penyebab loe putusin dia apa?"
"temen yang dia maksud tadi itu, Tania. mantan sekaligus first love nya Ray"
"whats? dan dia masih bisa temenan sama mantan sendiri?"
aku mengangguk "gue bukan ngeproblemin masalah itu, entah dia mau sahabatan sama semua mantannya juga gue gak apa, tapi mantannya Ray, nganggep Ray lebih dari sahabat, dan nyalahin gue sebagai perusak hubungan mereka yang udah lalu"
Sany berdiri di sebelah ku kemudian mengelus punggung ku seakan dia mengerti perasaan ku "gue ngerti perasaan loe. memang susah banget dalam posisi loe, mungkin kalo cewek lain jadi loe, udah di putusin dari dulu tuh si Ray semenjak si Tania muncul batang hidungnya di depan loe. Gue tau kenapa loe mempertahanin hubungan loe, pertama karena loe gak mau sia-siain waktu loe yang udah kalian jalani, kedua loe udah terlanjur ngasih semuanya untuk Ray"
aku menunduk.
"iya tindakan loe gak salah kok, tapi loe kan udah tau sikapnya Ray gimana, dia gak bakal ngerti kalo gak di bilangin, emang loe pernah bilang kalo loe cemburu sama Tania dengan jelas? enggak kan, kalo gitu mending loe sekarang bilangin. gue tau loe gak mau ngelepasin Ray"
aku diam tak menjawab, aku hanya memeluk Sany yang kali ini benar-benar mengerti ku.
.
.
.
part 9 di upload sehari setelah part ini kok, hehe habisnya part 8 kelamaan ya di uploadnya jadi sekalian aja sama part 9 okay? thanks for reading, jangan lupa like dan komen😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Just With You(COMPLETE)
Teen Fictionwarning 17++ berisi konten dewasa, fulgar dan sejenisnya. . . . Sky, perempuan kelas 2 SMA yang berpacaran namun tidak pernah lebih dari sekedar berciuman. ia penasaran dengan rasanya melakukan lebih dari berciuman, kemudian... baca aja yuk guys, da...