Louis : hi bodoh!
Louis : apa kau sudah punya pacar?
Louis : oh aku lupa, kau kan seorang gay, mana mungkin ada yang mau pacaran dengan mu
Louis : kau tau? Kau ini menjijikan, sangat menjijikan
Louis : Tuhan membenci mu, kalau kau tak tauRead
Hanya itu yang selalu Louis kirimkan untuk ku, selalu saja meledekku karena aku seorang gay.
Dia bilang, Tuhan membenciku. Lalu, kenapa Tuhan memberiku kehidupan? Kenapa aku tidak mati saja?
Disekolah, ya, Disekolah adalah neraka terbesar yang selalu kujumpai setiap hari nya. Bukan, bukan masalah pelajaran.
Louis. Pria tampan yang selalu saja mem bully ku, semua murid tau itu. Dia tidak sendiri, melainkan dengan sepupu dan temannya yang bernama Zayn dan Liam.
Mereka tidak hanya membully ku, mereka juga selalu datang memberikan semua tugas rumah dari sekolah yang sangat amat menumpuk untuk aku selesaikan. Jika aku tidak mengikuti perintah mereka, rambut ikal ku ini selalu saja dijambak, dan itu sakit. Kau tau, Mum sangat menyayangi rambut ikal ku ini, aku tidak akan membiarkan siapapun merusakkan rambut ku, sekalipun itu Dia, Louis.
"Harry" panggil Mum, ah ya kini aku sedang menyelesaikan pr punya Louis, Zayn dan juga Liam. Dengan cepat, aku langsung memberesi semuanya agar Mum tidak tau.
"t-tunggu sebentar. Aku sedang merapikan buku-buku ini" ucapku dan akupun langsung membukakan pintu agar mum bisa masuk ke dalam kamarku.
"Hi darling" sapa mum yang kini memelukku, jangan lupakan Dia selalu mengelus rambut ku. Sudah kubilang Dia sangat menyukai rambutku ini.
"ada apa mum?" tanyaku yang melepaskan pelukannya.
"ada temanmu di bawah, katanya Dia ingin mengerjakan pr bersama mu. Harry, kenapa kau tidak bilang kalau teman mu akan kesini? Dengan begitu aku bisa menyiapkan makanan untuk kalian nanti" ucap Ibuku. Tapi tunggu, siapa yang datang ke rumah ku? Demi Tuhan aku tidak punya janji dengan siapapun.
"tapi Mum, siapa Dia? Siapa yang ingin mengerjakan pr bersama ku?" Mum hanya mendelik tidak tau, "ajak Dia ke kamar mu dan cepatlah belajar bersama. Aku akan kesini membawakan makanan lagi" ucapnya lalu turun
Aku pun membututi Mum untuk melihat siapa yang datang.
Oh, Dia terlihat sedang melihat beberapa foto ku dari kecil yang ada di dinding ruang tamu.
Seorang lelaki? Bagus, siapa dia ha?!
"umm.. Maaf. Kau siapa" ucapku dan betapa kagetnya aku melihat wujud lelaki ini dihadapanku yang sedang tersenyum miring menatapku dari atas sampai bawah. Ada apa ini? Kenapa Dia bisa ada disini?
Louis, Dia ada dirumahku. Dihadapan ku.
"Hi Harry!" sapa nya menepuk pundakku dengan sedikit mencengkramnya. Aku pun meringis kesakitan
"H-hii Louis" ucapku dan terima kasih Tuhan Dia melepaskan cengkraman mematikan itu , "Ada apa kau kesini? Bukankah beberapa menit yang lalu kau mengirimi ku pesan sialan itu?"
Dia terkekeh, idiot. "cepat katakan" ucapku dengan sedikit membentaknya
"chill dude! Memangnya Ibumu tidak memberi tau mu alasan ku kesini untuk apa?"
"ya, Mum bilang kau ingin mengerjakan pr bersama ku. Tapi aku tau itu bohong. Mana ada seorang Louis William Tomlinson mengerjakan pr nya sendiri. Pr mu dan sepupu sekaligus teman mu saja masih aku yang menyelesaikannya" ucapku panjang lebar
Dia malah tertawa kecil lagi sambil menutup mulutnya, Dia manis jika tertawa seperti itu. Oh Harry! Apa yang kau pikirkan?!
"kau ini, lucu sekali jika sedang marah" ucap Louis yang masih tertawa
"ah sudahlah! Ayo ikut aku ke kamar" ucapku menarik tangannya
"kau kasar sekali jika dirumah, kalau disekolah kau idiot!" ledek Louis
Aku memutar bola mataku dan menarik tangannya lagi, "banyak bicara, ayo cepat ke kamarku"
"kau ini sangat nafsu!" ucapnya yang membuatku langsung melepaskan tangannya. Dia pun tersenyum miring dan malah menggandeng tanganku, "ayolah, Hazza, katanya mau ke kamar"
Sialan, "lepaskan gandengan ini. Kau mau dibilang gay? Bukankah itu menjijikan dan Tuhan membencinya?" ucapku tersenyum kecut kearahnya dan meninggalkan Louis dengan berlari ke kamarku yang ada dilantai atas.
Ku lihat Louis mengikutiku dan ya kami sudah dikamar. Sebenarnya aku bingung apa yang akan Louis lakukan disini. Belajar? Sangatlah mustahil.
"kamar mu besar sekali, dan juga rapi" ucapnya yang menelusuri kamarku
"ya, aku benci berantakan" balasku yang sudah duduk dipinggir tempat tidur ku.
Louis hanya mengangguk dan tatapannya terhenti pada sebuah pajangan dinding yang berwarna pelangi, ada dua anak laki-laki disana dengan pelangi diatasnya
"Harry, siapa mereka?" tanya Louis, aku pun menunduk dan merenung sesaat mengenang dia yang tak ku ketahui namanya
"itu sebenarnya hasil gambaran ku. Dulu, aku punya teman yang kupanggil boo. Kami hanya berteman beberapa jam saja karena kami bertemu disebuah taman keluarga yang ada di London. Kami bermain bersama, dan disitu aku baru berumur 5 tahun, disitulah aku merasa kalau aku memiliki ketertarikan pada lelaki. Kau, kau boleh mem bully ku sepuasnya sehabis ini. Aku tau kau pasti jijik" ucapku panjang lebar yang kini sudah menutupi semua wajahku dengan tangan, berjaga-jaga takutnya ada air mata yang jatuh, aku tidak mau dibilang cengeng, ya setidaknya jangan memperlihatkan cengeng ini didepan Louis.
Ku merasa ada tangan yang menurutku lebih kecil dari tanganku yang kini menyentuhnya, "jangan cengeng, Hazza. Lalu, dimana teman mu itu?" tanya Louis
Masih dengan menutup wajahku, aku pun menggeleng, "tidak tau. Sudah kubilang, kami hanya berteman beberapa jam saja aku saja tidak tau nama dia"
"lalu kenapa kau memanggilnya boo? " tanya Louis lagi. Anak ini, banyak tanya.
"entahlah. Aku tidak tau alasannya. Tapi dulu, dia suka teddy bear. Dia selalu memeluknya saat kami bermain, sampai dia pernah terjatuh dan terluka karena kakak ku Gemma berusaha merebut teddy bear itu"
"dan kau menyukainya?" tanya Louis
"mencintainya, bodoh" jawabku
"ew. Menjijikan. Tapi yasudahlah terserah" ucapnya
"apa kau tidak akan mem bully ku?" tanya ku hati-hati
"entah, mungkin tidak sekarang" ucapnya dengan seringaian
"ku mohon, Louis. Kau boleh membully ku karena apapun itu, tapi jangan dengan takdirku yang terlahir dengan kelainan seksual, yaitu gay"
"Harry" suara mum. Akupun langsung membukakan pintu dan melihat mum yang membawa beberapa makanan dan minum untuk ku dan Louis
"ini ada makanan dan minuman. Louis, semoga kau betah bermain disini" ucap mum
"tentu saja, karena anak mu yang tampan ini membuatku betah disini" jawab Louis dengan kedipan sebelah mata yang membuat pipi ku sukses memerah
"Harry, wajahmu mirip tomat ku yang ada di dapur" ledek mum
"ah sudahlah. Kalian berdua menyebalkan" ucapku yang beralih ke tempat tidur
"baiklah, aku akan keluar sebentar untuk belanja bulanan. Kalian tetap disi saja ya. Dan Louis, aku titip Harry" ucap Mum
Louis mengangguk, "with my pleasure and I'll look after you, Harry" sambil merangkul dan mengusap pelan rambut ikal ku ini. Sentuhannya menenangkan, tidak seperti biasanya saat Dia memukul dan menjambak rambutku.
Damn!
A/N baru pertama ya :) duh semoga kalian suka. Next chap? Vomments :)
-Istrinya Zouis.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOOL'S GOLD
Fanfiction"And yeah I let you use me from the day that we first met but I'm not done yet falling for you, fool's gold"